Putri A

02 Februari 2023 01:13

Iklan

Putri A

02 Februari 2023 01:13

Pertanyaan

perhatikan diagram siklus menstruasi pada wanita berikut dan hubungannya dengan perubahan hormon yang mengendalikannya. Jelaskan fase pada setiap nomor pada diagram tersebut!

perhatikan diagram siklus menstruasi pada wanita berikut dan hubungannya dengan perubahan hormon yang mengendalikannya.

Jelaskan fase pada setiap nomor pada diagram tersebut!

alt

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

04

:

09

:

52

Klaim

7

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

U. Hanum

04 April 2023 07:40

Jawaban terverifikasi

<p>Fase menstruasi dibagi menjadi 4. Pertama adalah fase menstruasi (1), fase pra-ovulasi (2), fase ovulasi (3), dan fase pasca-ovulasi (4 dan 5).</p><p>&nbsp;</p><p>Fase Menstruasi (1)</p><p>&nbsp;</p><p>Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga <i>korpus luteum</i>&nbsp;(massa jaringan kuning di dlama ovarium) akan menghentikan produksi hormon yang bernama estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Setelah ovum lepas, endometrium menjadi sobek dan meluruh, sehingga dindingnya juga menjadi menipis. Karena dinding endometrium banyak mengandung pembuluh darah, maka terjadilah pendarahan pada fase menstruasi. Pada umumnya, proses pendarahan ini berlangsung selama 5 hari dengan rata-rata pengeluaran volume darah sebanyak 50ml.</p><p>&nbsp;</p><p>Fase Pra-Ovulasi (2)</p><p>Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus (bagian otak yang terdiri dari sejumlah nukleus) mengeluarkan hormon gonadotropin yang merangsang hipofisis mengeluarkan (<i>follicle stimulating hormone</i>) FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut <i>folikel de Graff </i>dengan ovum di dalamnya.</p><p>&nbsp;</p><p>Selama pertumbuhannya, folikel juga melepas hormon estrogen yang menyebabkan pembentukan kembali&nbsp;sel-sel penyusun dinding dalam uterus atau endometrium. Proses pembentukan kembali tersebut disebut dengan&nbsp;<i>proliferasi. P</i>eningkatan estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir tersebut berfungsi untuk menetralkan sifat asam basa serviks agar lebih menyesuaikan lingkungan hidup sperma yang ideal.</p><p>&nbsp;</p><p>Fase ovulasi (3)</p><p>&nbsp;</p><p>Ovulasi adalah fase di mana terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan terjadinya hambatan terhadap pelepasan lanjutan FSH dari hipofisis. Turunnya konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan (<i>luteinizing&nbsp;hormone)&nbsp;</i>LH yang merangsang pelepasan oosit sekunder dari <i>folikel de Graff</i>. Kondisi tersebut disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari <i>folikel de Graff</i> dan siap dibuahi oleh sperma. Umumnya ovulasi terjadi pada hari ke-14. Perubahan dalam tubuh yang menandakan sedang beradai di fase ovulasi adalah cairan yang keluar dari serviks atau lendir serviks berwarna bening seperti putih telur. Lendir serviks ini akan membantu sperma untuk berenang dalam rahim dan bertemu sel telur. Selain itu, tanda lainnya adalah perubahan suhu basal tubuh menjadi antara 35,5—36,6°Celsius, payudara terasa nyeri, dan posisi leher rahim berubah menjadi lebih rendah.</p><p>&nbsp;</p><p>Fase Pasca-Ovulasi (4 dan 5)</p><p>&nbsp;</p><p>Pasca ovulasi adalah fase terakhir dalam fase menstruasi. Pada fase ini, <i>folikel de Graff</i> yang ditinggalkan oleh oosit sekunder akan berkerut dan berubah menjadi korpus <i>luteum </i>dan&nbsp;tetap memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Meskipun korpus luteum memproduksi estrogen, tetapi estrogen yang diproduksi tidak sebanyak yang diproduksi oleh <i>folikel de Graff.&nbsp;</i>&nbsp;</p><p>Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi tersebut berguna untuk menyiapkan implantasi zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.</p><p>Proses pasca ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan menua berubah menjadi korpus albikan&nbsp;sehingga tidak menghasilkan hormon lagi. Korpus albikan ini memiliki kemampuan produksi hormon estrogen dan progesteron yang rendah, oleh karena itu konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun.</p><p>&nbsp;</p><p>Jadi, fase menstruasi dibagi menjadi 4. Pertama adalah fase menstruasi (1), fase pra-ovulasi (2), fase ovulasi (3), dan fase pasca-ovulasi (4 dan 5).</p>

Fase menstruasi dibagi menjadi 4. Pertama adalah fase menstruasi (1), fase pra-ovulasi (2), fase ovulasi (3), dan fase pasca-ovulasi (4 dan 5).

 

Fase Menstruasi (1)

 

Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum (massa jaringan kuning di dlama ovarium) akan menghentikan produksi hormon yang bernama estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Setelah ovum lepas, endometrium menjadi sobek dan meluruh, sehingga dindingnya juga menjadi menipis. Karena dinding endometrium banyak mengandung pembuluh darah, maka terjadilah pendarahan pada fase menstruasi. Pada umumnya, proses pendarahan ini berlangsung selama 5 hari dengan rata-rata pengeluaran volume darah sebanyak 50ml.

 

Fase Pra-Ovulasi (2)

Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus (bagian otak yang terdiri dari sejumlah nukleus) mengeluarkan hormon gonadotropin yang merangsang hipofisis mengeluarkan (follicle stimulating hormone) FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graff dengan ovum di dalamnya.

 

Selama pertumbuhannya, folikel juga melepas hormon estrogen yang menyebabkan pembentukan kembali sel-sel penyusun dinding dalam uterus atau endometrium. Proses pembentukan kembali tersebut disebut dengan proliferasi. Peningkatan estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir tersebut berfungsi untuk menetralkan sifat asam basa serviks agar lebih menyesuaikan lingkungan hidup sperma yang ideal.

 

Fase ovulasi (3)

 

Ovulasi adalah fase di mana terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan terjadinya hambatan terhadap pelepasan lanjutan FSH dari hipofisis. Turunnya konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan (luteinizing hormone) LH yang merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graff. Kondisi tersebut disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graff dan siap dibuahi oleh sperma. Umumnya ovulasi terjadi pada hari ke-14. Perubahan dalam tubuh yang menandakan sedang beradai di fase ovulasi adalah cairan yang keluar dari serviks atau lendir serviks berwarna bening seperti putih telur. Lendir serviks ini akan membantu sperma untuk berenang dalam rahim dan bertemu sel telur. Selain itu, tanda lainnya adalah perubahan suhu basal tubuh menjadi antara 35,5—36,6°Celsius, payudara terasa nyeri, dan posisi leher rahim berubah menjadi lebih rendah.

 

Fase Pasca-Ovulasi (4 dan 5)

 

Pasca ovulasi adalah fase terakhir dalam fase menstruasi. Pada fase ini, folikel de Graff yang ditinggalkan oleh oosit sekunder akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum dan tetap memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Meskipun korpus luteum memproduksi estrogen, tetapi estrogen yang diproduksi tidak sebanyak yang diproduksi oleh folikel de Graff.  

Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi tersebut berguna untuk menyiapkan implantasi zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.

Proses pasca ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan menua berubah menjadi korpus albikan sehingga tidak menghasilkan hormon lagi. Korpus albikan ini memiliki kemampuan produksi hormon estrogen dan progesteron yang rendah, oleh karena itu konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun.

 

Jadi, fase menstruasi dibagi menjadi 4. Pertama adalah fase menstruasi (1), fase pra-ovulasi (2), fase ovulasi (3), dan fase pasca-ovulasi (4 dan 5).


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Ciri ciri vertebrata yang hanya dimiliki oleh Aves adalah

779

5.0

Jawaban terverifikasi