Nama-nama pada peta adalah unsur peta yang terpenting. Oleh karena itu, pada pembuatan peta setiap nama harus merupakan hal yang paling kelihatan. Berikut adalah cara penulisannya… (1) Nama untuk air ditulis miring (2) Nama-nama harus dtuliskan secara “konsisten” (3) Nama yang selain air ditulis tegak (4) Nama tidak boleh “ditubruk” dengan apapun

Halo Iz I, jawaban untuk soal ini adalah nomor 1, 2, dan 3. Berikut adalah penjelasannya. Peta merupakan gambaran muka bumi dalam bidang datar atau dua dimensi. Pada peta terdapat beberapa unsur, salah satunya adalah toponimi. Toponimi adalah nama-nama geografis yang diberikan untuk semua ketampakan alami dan buatan manusia. Nama-nama geografi terdiri dari 2 bagian, yaitu nama generik (penamaan sesuai dengan bentuk objek) dan nama spesifik (nama sebenarnya yang melekat pada objek tersebut). Di Indonesia terdapat kaidah atau aturan mengenai standar penulisan toponimi, yaitu: 1. Nama generic harus ditulis terpisah dengan nama spesifik. Contohnya adalah Gunung Merapi dan Ci Liwung. 2. Wilayah administrasi dan nama tempat ditulis dengan warna hitam dan tegak 3. Warna relief seperti gunung, pegunungan, dan bukit ditulis dengan huruf miring (italic) dan warna hitam. 4. Nama perairan dan bentuk-bentuk tubuh air ditulis dengan huruf miring (italic) dan warna biru. 5. Nama-nama harus dtuliskan secara “konsisten” tidak beda-beda font. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada pembuatan peta setiap nama harus merupakan hal yang paling kelihatan dengan cara penulisannya harus mengikuti kaidah atau aturan penulisan seperti nama untuk air ditulis miring, nama-nama harus dituliskan secara “konsisten” (tidak berubah), dan nama yang selain air ditulis tegak. Jadi, jawaban yang benar adalah nomor 1, 2, dan 3. Semoga membantu ya!