Mohon banget bantuannya besok dikumpulin

Pertanyaan ini berkaitan dengan subjek Perpajakan, khususnya tentang perhitungan PPh Pasal 21. Konsep yang digunakan adalah perhitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai tetap dengan memperhatikan potongan iuran BPJS Ketenagakerjaan dan iuran pensiun. Penjelasan: 1. Pertama, kita perlu menghitung gaji bulanan Hendra. Karena gajinya dibayar harian sebesar Rp 300.000,00 dan dalam sebulan terdapat rata-rata 30 hari, maka gaji bulanannya adalah 300.000 x 30 = Rp 9.000.000,00. 2. Selanjutnya, kita hitung premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian yang dibayar oleh PT Indonusa. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja adalah 1% dari gaji, atau 0,01 x 9.000.000 = Rp 90.000,00. Sedangkan premi Jaminan Kematian adalah 0,30% dari gaji, atau 0,003 x 9.000.000 = Rp 27.000,00. 3. PT Indonusa juga membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,7% dari gaji, atau 0,037 x 9.000.000 = Rp 333.000,00. 4. Hendra sendiri membayar iuran pensiun sebesar Rp 25.000,00 dan Jaminan Hari Tua sebesar 2% dari gaji, atau 0,02 x 9.000.000 = Rp 180.000,00. 5. Total iuran yang dibayar oleh Hendra dan PT Indonusa adalah 90.000 + 27.000 + 333.000 + 25.000 + 180.000 = Rp 655.000,00. 6. Gaji bersih Hendra setelah dipotong iuran adalah 9.000.000 - 655.000 = Rp 8.345.000,00. 7. Gaji bersih Hendra per tahun adalah 8.345.000 x 12 = Rp 100.140.000,00. 8. PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) untuk Hendra yang kawin dan memiliki seorang anak adalah Rp 54.000.000,00. 9. PKP (Penghasilan Kena Pajak) adalah gaji bersih per tahun dikurangi PTKP, atau 100.140.000 - 54.000.000 = Rp 46.140.000,00. 10. PPh Pasal 21 yang terutang dihitung berdasarkan PKP. Untuk PKP sampai dengan Rp 50.000.000, tarif pajaknya adalah 5%, jadi PPh Pasal 21 yang terutang adalah 5% x 46.140.000 = Rp 2.307.000,00. Kesimpulan: PPh Pasal 21 yang harus dibayar Hendra pada hari pertama bulan Juni 2017 adalah Rp 2.307.000,00. Semoga penjelasan ini membantu Anda 🙂.