Mengapa pertukaran yang dilakukan masyarakat tradisional untuk memenuhi kebutuhan hidup dianggap tidak praktis?

Pertukaran dalam masyarakat tradisional dapat dianggap tidak praktis dalam beberapa konteks karena beberapa alasan berikut: Keterbatasan Barang dan Jasa yang Dapat Ditukar: Dalam masyarakat tradisional, pertukaran sering terbatas pada barang dan jasa yang secara langsung diperlukan oleh masyarakat tersebut. Keterbatasan variasi barang dan jasa ini dapat menghambat diversifikasi dan spesialisasi dalam produksi, yang dapat mengurangi efisiensi dan variasi pilihan. Kesulitan dalam Penilaian Nilai: Penilaian nilai barang dan jasa dalam bentuk pertukaran barter seringkali sulit dilakukan. Nilai relatif dari berbagai jenis barang dan jasa dapat bervariasi, dan tidak ada standar yang jelas untuk mengukur nilai tukar yang adil. Kesulitan dalam Pembagian yang Merata: Dalam pertukaran barter, adakalanya sulit untuk membagi barang atau jasa dengan cara yang adil di antara pihak-pihak yang terlibat. Ini dapat menyebabkan konflik dan kesulitan dalam mencapai kesepakatan yang memuaskan semua pihak. Ketergantungan pada Ketersediaan Barang: Pertukaran tradisional sangat tergantung pada ketersediaan barang yang ingin ditukar. Jika barang yang dibutuhkan tidak tersedia pada waktu tertentu, pertukaran tidak dapat terjadi, yang dapat menghambat pemenuhan kebutuhan masyarakat. Waktu dan Energi yang Dibutuhkan: Pertukaran barter sering memerlukan waktu dan energi yang cukup besar untuk mencari pihak lain yang memiliki barang atau jasa yang diinginkan dan bersedia untuk ditukar. Ini dapat mengganggu produktivitas dan waktu yang dihabiskan untuk kegiatan lain. Ketergantungan pada Kesepakatan Antarindividu: Pertukaran barter mengandalkan kesepakatan langsung antarindividu. Hal ini dapat menjadi rumit dan tidak praktis jika pihak-pihak yang terlibat memiliki kepentingan yang berbeda atau jika ada perbedaan persepsi tentang nilai barang atau jasa yang ditukar. Keterbatasan dalam Menghadapi Masalah Skala: Pertukaran barter memiliki keterbatasan dalam menghadapi masalah skala yang lebih besar. Jika masyarakat ingin memenuhi kebutuhan yang lebih kompleks dan mengembangkan ekonomi yang lebih maju, sistem pertukaran barter mungkin tidak cukup efektif. Karena tantangan-tantangan ini, seiring waktu, masyarakat cenderung mengembangkan bentuk uang sebagai medium pertukaran yang lebih efisien dan praktis. Uang memfasilitasi perdagangan dengan menyediakan standar nilai yang dapat diterima oleh semua pihak, mengatasi masalah penilaian nilai, dan memungkinkan adanya spesialisasi dalam produksi dan kemajuan ekonomi yang lebih besar.