Kayla T

18 Oktober 2023 15:25

Iklan

Kayla T

18 Oktober 2023 15:25

Pertanyaan

mengapa peristiwa nasakom ( nas ionalisme, a gama, dan kom unisme) disebut peristiwa demokrasi?

mengapa peristiwa nasakom (nasionalisme, agama, dan komunisme) disebut peristiwa demokrasi?

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

02

:

15

:

59

:

02

Klaim

1

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Rizki F

19 Oktober 2023 22:29

Jawaban terverifikasi

Peristiwa Nasakom disebut peristiwa demokrasi karena melibatkan kolaborasi antara tiga elemen penting dalam politik Indonesia: nasionalisme, agama, dan komunisme, untuk mencapai stabilitas politik dan sosial.


Iklan

Salsabila M

Community

23 Juni 2024 02:47

Jawaban terverifikasi

<p>Peristiwa Nasakom, singkatan dari Nasionalisme, Agama, dan Komu-nisme, sebutan ini merujuk pada era politik di Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, terutama pada tahun 1959 hingga awal 1960-an. Peristiwa ini kadang-kadang disebut sebagai "demokrasi terpimpin" yang diilhami oleh konsep demokrasi yang unik menurut pandangan politik Soekarno.</p><p>Ada beberapa alasan mengapa peristiwa Nasakom disebut sebagai peristiwa demokrasi:</p><p><strong>Partisipasi Berbagai Golongan Politik:</strong> Konsep Nasakom mencoba menyatukan tiga kekuatan politik utama pada saat itu, yaitu nasionalisme, agama (Islam), dan ko-munisme (yang pada saat itu diwakili oleh Partai Komu-nis Indonesia atau PKI). Dalam konsep ini, Soekarno berusaha mengintegrasikan berbagai kepentingan politik yang ada di Indonesia untuk mencapai tujuan bersama.</p><p><strong>Ideologi Demokrasi Terpimpin:</strong> Soekarno mengembangkan konsep "demokrasi terpimpin" yang diperkenalkannya pada tahun 1957. Konsep ini menekankan pada kepemimpinan yang dijalankan dengan partisipasi dan konsultasi antara berbagai kekuatan politik yang ada. Meskipun konsep ini kontroversial dan sering dikritik sebagai otoriter, namun dalam pandangan Soekarno, ini merupakan bentuk baru dari demokrasi yang sesuai dengan realitas dan kebutuhan Indonesia pada saat itu.</p><p><strong>Koalisi Politik untuk Stabilitas:</strong> Nasakom juga dianggap sebagai upaya untuk membangun koalisi politik yang kuat untuk menjaga stabilitas dan keutuhan negara. Dengan memasukkan nasionalisme, agama, dan komu-nisme ke dalam satu wadah, diharapkan dapat mengurangi konflik politik internal dan eksternal yang sedang berkembang pada masa itu.</p><p><strong>Perlindungan Terhadap Minoritas Politik:</strong> Konsep Nasakom juga mencoba untuk melindungi minoritas politik, termasuk partai-partai kecil dan kelompok-kelompok minoritas lainnya, dengan memberikan ruang politik yang lebih luas dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses politik nasional.</p>

Peristiwa Nasakom, singkatan dari Nasionalisme, Agama, dan Komu-nisme, sebutan ini merujuk pada era politik di Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, terutama pada tahun 1959 hingga awal 1960-an. Peristiwa ini kadang-kadang disebut sebagai "demokrasi terpimpin" yang diilhami oleh konsep demokrasi yang unik menurut pandangan politik Soekarno.

Ada beberapa alasan mengapa peristiwa Nasakom disebut sebagai peristiwa demokrasi:

Partisipasi Berbagai Golongan Politik: Konsep Nasakom mencoba menyatukan tiga kekuatan politik utama pada saat itu, yaitu nasionalisme, agama (Islam), dan ko-munisme (yang pada saat itu diwakili oleh Partai Komu-nis Indonesia atau PKI). Dalam konsep ini, Soekarno berusaha mengintegrasikan berbagai kepentingan politik yang ada di Indonesia untuk mencapai tujuan bersama.

Ideologi Demokrasi Terpimpin: Soekarno mengembangkan konsep "demokrasi terpimpin" yang diperkenalkannya pada tahun 1957. Konsep ini menekankan pada kepemimpinan yang dijalankan dengan partisipasi dan konsultasi antara berbagai kekuatan politik yang ada. Meskipun konsep ini kontroversial dan sering dikritik sebagai otoriter, namun dalam pandangan Soekarno, ini merupakan bentuk baru dari demokrasi yang sesuai dengan realitas dan kebutuhan Indonesia pada saat itu.

Koalisi Politik untuk Stabilitas: Nasakom juga dianggap sebagai upaya untuk membangun koalisi politik yang kuat untuk menjaga stabilitas dan keutuhan negara. Dengan memasukkan nasionalisme, agama, dan komu-nisme ke dalam satu wadah, diharapkan dapat mengurangi konflik politik internal dan eksternal yang sedang berkembang pada masa itu.

Perlindungan Terhadap Minoritas Politik: Konsep Nasakom juga mencoba untuk melindungi minoritas politik, termasuk partai-partai kecil dan kelompok-kelompok minoritas lainnya, dengan memberikan ruang politik yang lebih luas dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses politik nasional.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Iklan