Faishal R

Ditanya sehari yang lalu

Iklan

Faishal R

Ditanya sehari yang lalu

Pertanyaan

mengapa kita mudah demam setelah kena hujan ?

mengapa kita mudah demam setelah kena hujan ?

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

01

:

18

:

33

:

51

Klaim

0

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Sumber W

Community

Dijawab sehari yang lalu

Jawaban terverifikasi

<p>Seseorang bisa mengalami demam setelah kehujanan karena beberapa hal, di antaranya:</p><ol><li><strong>Penurunan suhu tubuh</strong></li></ol><p>Suhu dingin dari hujan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih rentan sakit.</p><p>&nbsp;</p><p>2. <strong>Air hujan yang terkontaminasi</strong></p><p>Air hujan yang terkontaminasi bakteri atau virus dapat menyebabkan demam, flu, dan sakit lainnya.</p><p>&nbsp;</p><p>3. <strong>Perubahan suhu ekstrem</strong></p><p>Perbedaan suhu antara saat hujan dan tidak hujan dapat memengaruhi sistem imun tubuh.</p><p>&nbsp;</p><p>4. <strong>Lingkungan lembap</strong></p><p>Lingkungan yang lembap saat musim hujan dapat membuat bakteri dan virus berkembang lebih cepat.</p>

Seseorang bisa mengalami demam setelah kehujanan karena beberapa hal, di antaranya:

  1. Penurunan suhu tubuh

Suhu dingin dari hujan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih rentan sakit.

 

2. Air hujan yang terkontaminasi

Air hujan yang terkontaminasi bakteri atau virus dapat menyebabkan demam, flu, dan sakit lainnya.

 

3. Perubahan suhu ekstrem

Perbedaan suhu antara saat hujan dan tidak hujan dapat memengaruhi sistem imun tubuh.

 

4. Lingkungan lembap

Lingkungan yang lembap saat musim hujan dapat membuat bakteri dan virus berkembang lebih cepat.


Faishal R

Dijawab 3 jam yang lalu

jadi itu jawabannya

Iklan

Verrel E

Dijawab sehari yang lalu

Jawaban terverifikasi

<p>Kita bisa mengalami demam setelah terkena hujan karena beberapa alasan yang berkaitan dengan reaksi tubuh terhadap perubahan suhu dan sistem kekebalan tubuh. Berikut beberapa penjelasannya:</p><p>1. Perubahan Suhu Tubuh Mendadak: Saat tubuh kita terkena hujan, terutama hujan yang dingin, suhu tubuh kita bisa turun drastis. Perubahan suhu mendadak ini membuat tubuh lebih rentan terhadap serangan virus atau bakteri, yang sering kali ada di lingkungan sekitar.</p><p><br>2. Penurunan Sistem Kekebalan Tubuh: Paparan suhu dingin, termasuk saat kehujanan, dapat melemahkan sistem imun tubuh sementara. Ini memudahkan virus atau bakteri untuk masuk dan menginfeksi tubuh. Misalnya, virus flu lebih mudah menyerang tubuh yang dalam kondisi kekebalan yang lemah.</p><p><br>3. Stres pada Tubuh: Kehujanan dapat menyebabkan tubuh mengalami stres fisik. Stres ini, walaupun kecil, dapat mempengaruhi daya tahan tubuh. Stres tambahan ini bisa memicu gejala seperti demam, karena tubuh berusaha melawan infeksi atau mempertahankan suhu normalnya.</p><p><br>4. Kedinginan Memicu Gejala Flu dan Demam: Sering kali, demam muncul sebagai respons tubuh terhadap infeksi ringan atau virus flu yang mungkin sudah ada di dalam tubuh. Kehujanan, atau berada dalam kondisi basah dan dingin, bisa memicu munculnya gejala flu yang sebelumnya tersembunyi, termasuk demam.</p><p>&nbsp;</p><p>Namun, perlu dicatat bahwa kehujanan sendiri bukanlah penyebab langsung demam. Demam umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, tetapi kondisi dingin akibat kehujanan bisa membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi tersebut.</p><p>&nbsp;</p>

Kita bisa mengalami demam setelah terkena hujan karena beberapa alasan yang berkaitan dengan reaksi tubuh terhadap perubahan suhu dan sistem kekebalan tubuh. Berikut beberapa penjelasannya:

1. Perubahan Suhu Tubuh Mendadak: Saat tubuh kita terkena hujan, terutama hujan yang dingin, suhu tubuh kita bisa turun drastis. Perubahan suhu mendadak ini membuat tubuh lebih rentan terhadap serangan virus atau bakteri, yang sering kali ada di lingkungan sekitar.


2. Penurunan Sistem Kekebalan Tubuh: Paparan suhu dingin, termasuk saat kehujanan, dapat melemahkan sistem imun tubuh sementara. Ini memudahkan virus atau bakteri untuk masuk dan menginfeksi tubuh. Misalnya, virus flu lebih mudah menyerang tubuh yang dalam kondisi kekebalan yang lemah.


3. Stres pada Tubuh: Kehujanan dapat menyebabkan tubuh mengalami stres fisik. Stres ini, walaupun kecil, dapat mempengaruhi daya tahan tubuh. Stres tambahan ini bisa memicu gejala seperti demam, karena tubuh berusaha melawan infeksi atau mempertahankan suhu normalnya.


4. Kedinginan Memicu Gejala Flu dan Demam: Sering kali, demam muncul sebagai respons tubuh terhadap infeksi ringan atau virus flu yang mungkin sudah ada di dalam tubuh. Kehujanan, atau berada dalam kondisi basah dan dingin, bisa memicu munculnya gejala flu yang sebelumnya tersembunyi, termasuk demam.

 

Namun, perlu dicatat bahwa kehujanan sendiri bukanlah penyebab langsung demam. Demam umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, tetapi kondisi dingin akibat kehujanan bisa membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi tersebut.

 


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

Roboguru Plus

Dapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!

Chat Tutor

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Tolong dengan cara nya Makasih

13

5.0

Jawaban terverifikasi

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

10

0.0

Jawaban terverifikasi