makna gotong royong di dalam Pancasila berdasarkan Sukarno 1 Juni 1945

<p>Pada tanggal 1 Juni 1945, dalam pidato pertamanya di hadapan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), Presiden Sukarno membahas konsep-konsep dasar Pancasila yang menjadi dasar ideologi negara Indonesia. Salah satu konsep yang diajukan oleh Sukarno adalah "gotong royong".</p><p>Dalam pidatonya, Sukarno menjelaskan bahwa gotong royong merupakan sikap dan semangat saling membantu dan bekerja sama secara sukarela, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan bernegara. Gotong royong melekat pada adat dan tradisi Indonesia, di mana masyarakat Indonesia saling membantu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.</p><p>Makna gotong royong di dalam Pancasila menekankan pentingnya semangat kebersamaan, persatuan, dan kesatuan dalam membangun bangsa dan negara Indonesia. Gotong royong menjadi dasar bagi hubungan sosial yang harmonis, saling menghargai, dan saling menghormati antarwarga negara.</p><p>Dalam konteks Pancasila, gotong royong juga memiliki makna dalam pembentukan negara yang berdasarkan demokrasi. Gotong royong melibatkan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Dalam gotong royong, masyarakat diharapkan dapat bekerja bersama-sama dalam mengatasi berbagai tantangan dan memajukan kesejahteraan bersama.</p><p>Dengan demikian, makna gotong royong dalam Pancasila, berdasarkan pidato Sukarno tanggal 1 Juni 1945, adalah semangat saling membantu, bekerja sama, dan berpartisipasi aktif dalam membangun bangsa dan negara, serta mencapai tujuan bersama untuk kebaikan dan kesejahteraan bersama.</p>