Ely R

02 Juni 2024 07:47

Iklan

Ely R

02 Juni 2024 07:47

Pertanyaan

kronologi peristiwa , faktor penyebab, penyelesaian masalah sengketa batas wilayah Indonesia dengan Malaysia pada blok ambalat!

kronologi peristiwa , faktor penyebab, penyelesaian masalah sengketa batas wilayah Indonesia dengan Malaysia pada blok ambalat!

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

04

:

11

:

50

Klaim

5

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Felixxx F

05 Juni 2024 15:55

Jawaban terverifikasi

Kronologi, faktor penyebab, dan penyelesaian masalah sengketa batas wilayah Indonesia dengan Malaysia pada blok Ambalat adalah sebagai berikut: Kronologi: 1. Peristiwa Awal: Sengketa antara Indonesia dan Malaysia terkait blok Ambalat dimulai sejak tahun 2002. 2. Tensi Meningkat: Tensi antara kedua negara meningkat pada tahun 2005 karena klaim tumpang tindih atas wilayah Ambalat. 3. Negosiasi: Negosiasi antara Indonesia dan Malaysia berlangsung sejak 2005 hingga akhirnya mencapai kesepakatan pada tahun 2009. Faktor Penyebab: 1. Klaim Tumpang Tindih: Penyebab utama sengketa adalah klaim tumpang tindih atas wilayah Ambalat antara Indonesia dan Malaysia. 2. Perbedaan Kepentingan: Adanya perbedaan kepentingan antara kedua negara terkait penguasaan wilayah tersebut. 3. Masalah Batas Wilayah: Belum adanya kesepakatan yang jelas terkait batas-batas wilayah kelautan antara Indonesia dan Malaysia. Penyelesaian Masalah: 1. Perundingan dan Diplomasi: Penyelesaian sengketa dilakukan melalui perundingan dan diplomasi antara kedua negara. 2. Kesepakatan pada Tahun 2009: Setelah 18 tahun perundingan, Indonesia dan Malaysia berhasil mencapai kesepakatan pada tahun 2009 untuk menyelesaikan sengketa wilayah Ambalat. 3. Ratifikasi: Kesepakatan tersebut kemudian diratifikasi oleh kedua negara untuk menyelesaikan perselisihan wilayah tersebut. Dengan negosiasi, diplomasi, dan kesepakatan yang dihasilkan, sengketa batas wilayah Indonesia dengan Malaysia pada blok Ambalat berhasil diselesaikan, menunjukkan pentingnya dialog dan kerja sama antarnegara dalam menyelesaikan konflik perbatasan. Sumber: Kompas


Iklan

Nanda R

Community

09 Juni 2024 14:09

Jawaban terverifikasi

<p>Kronologi peristiwa, faktor penyebab, dan penyelesaian masalah sengketa batas wilayah Indonesia dengan Malaysia di Blok Ambalat adalah sebagai berikut:</p><p><strong>Peristiwa dan Kronologi</strong>:</p><p><strong>1995</strong>: Indonesia dan Malaysia menyepakati pembentukan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) masing-masing di wilayah Laut Sulawesi. Namun, belum ada kesepakatan konkret mengenai perbatasan laut di beberapa wilayah, termasuk di Blok Ambalat.</p><p><strong>2002</strong>: Indonesia dan Malaysia hampir mencapai kesepakatan bilateral tentang penyelesaian batas laut di Laut Sulawesi, termasuk Blok Ambalat. Namun, pembicaraan terhenti karena masalah politik internal di Indonesia.</p><p><strong>2005</strong>: Malaysia mengumumkan kontrak dengan perusahaan minyak asing untuk menjelajahi Blok Ambalat, yang dianggap oleh Indonesia sebagai pelanggaran terhadap wilayah kedaulatan Indonesia.</p><p><strong>2005-2009</strong>: Ketegangan meningkat antara Indonesia dan Malaysia di sekitar Blok Ambalat, termasuk insiden di mana kapal perang kedua negara hampir bentrok.</p><p><strong>2009</strong>: Indonesia dan Malaysia mencapai kesepakatan sementara untuk menangguhkan kegiatan eksplorasi minyak di Blok Ambalat sambil terus berunding untuk menyelesaikan sengketa.</p><p><strong>2010</strong>: Kedua negara setuju untuk menyerahkan sengketa ini ke Pengadilan Internasional di Den Haag.</p><p><strong>Faktor Penyebab</strong>:</p><p><strong>Ketidaksepakatan Perbatasan</strong>: Salah satu faktor utama adalah ketidaksepakatan mengenai batas wilayah laut di Laut Sulawesi dan khususnya di sekitar Blok Ambalat.</p><p><strong>Kegiatan Eksplorasi Minyak</strong>: Kegiatan eksplorasi minyak yang dilakukan oleh Malaysia di wilayah yang dianggap oleh Indonesia sebagai wilayah kedaulatannya meningkatkan ketegangan antara kedua negara.</p><p><strong>Politik dan Kepentingan Domestik</strong>: Faktor politik internal di kedua negara, serta kepentingan ekonomi dan keamanan domestik, juga berkontribusi pada ketegangan antara Indonesia dan Malaysia.</p><p><strong>Penyelesaian Masalah</strong>:</p><p><strong>Penyerahan ke Pengadilan Internasional</strong>: Penyelesaian sengketa dilakukan dengan menyerahkan masalah ini ke Pengadilan Internasional di Den Haag. Indonesia dan Malaysia setuju untuk mengikuti putusan Pengadilan Internasional dalam menetapkan batas wilayah di Laut Sulawesi, termasuk di sekitar Blok Ambalat.</p><p><strong>Perundingan Diplomatik</strong>: Selain itu, kedua negara terus berunding secara diplomatik untuk mencari solusi yang saling menguntungkan di luar pengadilan internasional, meskipun proses ini masih berlangsung hingga saat ini.</p>

Kronologi peristiwa, faktor penyebab, dan penyelesaian masalah sengketa batas wilayah Indonesia dengan Malaysia di Blok Ambalat adalah sebagai berikut:

Peristiwa dan Kronologi:

1995: Indonesia dan Malaysia menyepakati pembentukan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) masing-masing di wilayah Laut Sulawesi. Namun, belum ada kesepakatan konkret mengenai perbatasan laut di beberapa wilayah, termasuk di Blok Ambalat.

2002: Indonesia dan Malaysia hampir mencapai kesepakatan bilateral tentang penyelesaian batas laut di Laut Sulawesi, termasuk Blok Ambalat. Namun, pembicaraan terhenti karena masalah politik internal di Indonesia.

2005: Malaysia mengumumkan kontrak dengan perusahaan minyak asing untuk menjelajahi Blok Ambalat, yang dianggap oleh Indonesia sebagai pelanggaran terhadap wilayah kedaulatan Indonesia.

2005-2009: Ketegangan meningkat antara Indonesia dan Malaysia di sekitar Blok Ambalat, termasuk insiden di mana kapal perang kedua negara hampir bentrok.

2009: Indonesia dan Malaysia mencapai kesepakatan sementara untuk menangguhkan kegiatan eksplorasi minyak di Blok Ambalat sambil terus berunding untuk menyelesaikan sengketa.

2010: Kedua negara setuju untuk menyerahkan sengketa ini ke Pengadilan Internasional di Den Haag.

Faktor Penyebab:

Ketidaksepakatan Perbatasan: Salah satu faktor utama adalah ketidaksepakatan mengenai batas wilayah laut di Laut Sulawesi dan khususnya di sekitar Blok Ambalat.

Kegiatan Eksplorasi Minyak: Kegiatan eksplorasi minyak yang dilakukan oleh Malaysia di wilayah yang dianggap oleh Indonesia sebagai wilayah kedaulatannya meningkatkan ketegangan antara kedua negara.

Politik dan Kepentingan Domestik: Faktor politik internal di kedua negara, serta kepentingan ekonomi dan keamanan domestik, juga berkontribusi pada ketegangan antara Indonesia dan Malaysia.

Penyelesaian Masalah:

Penyerahan ke Pengadilan Internasional: Penyelesaian sengketa dilakukan dengan menyerahkan masalah ini ke Pengadilan Internasional di Den Haag. Indonesia dan Malaysia setuju untuk mengikuti putusan Pengadilan Internasional dalam menetapkan batas wilayah di Laut Sulawesi, termasuk di sekitar Blok Ambalat.

Perundingan Diplomatik: Selain itu, kedua negara terus berunding secara diplomatik untuk mencari solusi yang saling menguntungkan di luar pengadilan internasional, meskipun proses ini masih berlangsung hingga saat ini.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Sumber lisan merupakan keterangan langsung dari orang-orang yang mengalami p sejarah. Selain diperoleh dari orang-orang yang mengalami persitiwa secara la sumber lisan juga dapat diperoleh dari orang-orang yang mengetahui suatu peristiw secara rinci. Dengan kata lain sumber sejarah lisan dapat digunakan untuk sumba dan sekunder. Bagaimana cara mendapatkan sumber sejarah secara lisan denga tepat? Sumber sejarah merupakan segala sesuatu yang mengandung informasi tenta peristiwa sejarah. Informasi yang dijadikan sumber sejarah harus berasal dari aktivi pada masa lampau. Sumber sejarah berfungsi sebagai sarana penyampaian inform ristiwa sejarah di masa lampau. Bagaimana cara membuktikan keaslian suatu sumber sejarah? Sumber sejarah berdasarkan bentuknya dibagi menjadi tiga, yaitu sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber benda. Sumber tertulis merupakan sumber sejarah yang memberikan informasi melalui tulisan. Sumber lisan merupakan sumber sejarah yang disampaikan secara lisan oleh orang yang menyaksikan, mendengar, atau mengalami langsung suatu peristiwa sejarah. Sumber benda merupakan sumber sejarah yang diperoleh dari benda-benda peninggalan sejarah. Mengapa sumber sejarah sangat penting dalam sejarah? Sumber sejarah lisan sangat bermanfaat agar sejarah dapat terus diingat oleh masyarakat sebagai bagian dari identitas dari sebuah negara. Sumber sejarah lisan dapat berupa keterangan langsung dari pelaku, tradisi lisan yang berkembang di masyarakat, dan topomini. Mengapa sumber lisan memiliki keterbatasan dibandingkan sumber tertulis? Kritik sumber sering juga disebut proses verifikasi. Sering dilakukan peneliti untuk menguji keabsahan serta keaslian suatu dokumen atau sumber sejarah. Kritik sumber merupakan salah satu tahapan dalam penelitian sejarah. Apa yang dimaksud kritik sumber?

30

0.0

Jawaban terverifikasi

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

76

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan