Ghaaniya A

27 Mei 2024 01:42

Iklan

Ghaaniya A

27 Mei 2024 01:42

Pertanyaan

komunitas imaji melihat banyak sampah plastik berserakan dilingkungan sekitarnya. Mereka berniat mendaur ulang sampahplastik tersebut menjadi barang kesenian. Mereka membutuhkanbantuan dana untuk mewujudkan keinginan tersebut. Akhirnya,mereka menyusun proposal dan mencari donatur. Dengan dana yangterkumpul dari donatur, mereka ingin memberdayakan masyarakatDesa Bandisewu untuk dapat mendaur ulang sampah plastik menjadibarang bernilai ekonomis. Buatlah latar belakang proposal berdasarkan ilustrasi tersebut! (1paragraf)

komunitas imaji melihat banyak sampah plastik berserakan dilingkungan sekitarnya. Mereka berniat mendaur ulang sampahplastik tersebut menjadi barang kesenian. Mereka membutuhkanbantuan dana untuk mewujudkan keinginan tersebut. Akhirnya,mereka menyusun proposal dan mencari donatur. Dengan dana yangterkumpul dari donatur, mereka ingin memberdayakan masyarakatDesa Bandisewu untuk dapat mendaur ulang sampah plastik menjadibarang bernilai ekonomis.

Buatlah latar belakang proposal berdasarkan ilustrasi tersebut! (1paragraf)

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

08

:

34

:

12

Klaim

1

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Kevin L

Gold

27 Mei 2024 02:27

Jawaban terverifikasi

【Penjelasan】: Bagian "Latar Belakang Proposal" harus memberikan alasan yang jelas dan kuat mengenai mengapa proyek ini dilakukan. Ini harus mencakup situasi awal yang menjadi dasar inisiatif ini, yang mencakup banyaknya sampah plastik yang berserakan di lingkungan sekitar dan kurangnya kesadaran atau sumber daya untuk mendaur ulang sampah tersebut. Selanjutnya, latar belakang tersebut perlu menguraikan dampak positif yang diharapkan dari program ini, termasuk dampak ekonomis bagi masyarakat Desa Bandisewu dan manfaat lingkungan dari mengurangi sampah plastik berserakan. 【Jawaban】: Latar belakang proposal ini didasari oleh banyaknya sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik di lingkungan sekitar, berdampak negatif pada keindahan dan kesehatan lingkungan. Proposal ini bertujuan untuk mendapatkan dana guna mendaur ulang sampah plastik menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis, dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah dan memberdayakan masyarakat Desa Bandisewu untuk meningkatkan kesejahteraannya.


Iklan

Nanda R

Community

27 Mei 2024 13:09

Jawaban terverifikasi

<p>Latar belakang proposal ini diilustrasikan oleh kepedulian Komunitas Imaji terhadap masalah lingkungan, khususnya masalah sampah plastik yang berserakan di sekitar lingkungan mereka. Dengan melihat banyaknya sampah plastik yang menjadi ancaman bagi ekosistem dan kesehatan manusia, komunitas tersebut merasa perlu untuk bertindak. Melalui inisiatif mereka untuk mendaur ulang sampah plastik menjadi barang kesenian, mereka tidak hanya menciptakan solusi kreatif terhadap masalah sampah, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomis bagi masyarakat Desa Bandisewu dengan memanfaatkan potensi daur ulang sampah plastik. Dengan bantuan dana dari donatur, mereka bermaksud untuk menggerakkan kegiatan daur ulang di tingkat lokal, memberdayakan masyarakat, dan menghasilkan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan dan ekonomi lokal.</p>

Latar belakang proposal ini diilustrasikan oleh kepedulian Komunitas Imaji terhadap masalah lingkungan, khususnya masalah sampah plastik yang berserakan di sekitar lingkungan mereka. Dengan melihat banyaknya sampah plastik yang menjadi ancaman bagi ekosistem dan kesehatan manusia, komunitas tersebut merasa perlu untuk bertindak. Melalui inisiatif mereka untuk mendaur ulang sampah plastik menjadi barang kesenian, mereka tidak hanya menciptakan solusi kreatif terhadap masalah sampah, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomis bagi masyarakat Desa Bandisewu dengan memanfaatkan potensi daur ulang sampah plastik. Dengan bantuan dana dari donatur, mereka bermaksud untuk menggerakkan kegiatan daur ulang di tingkat lokal, memberdayakan masyarakat, dan menghasilkan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan dan ekonomi lokal.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Dika, Anita, rian dan Beni memutuskan berhenti menjadi pengamen dan berusaha membuka usaha. Tekad tersebut mereka kembangkan atas dasar kesamaan pandangan, yaitu setiap orang pada dasarnya berhak memperoleh kesempatan memperbaiki kehidupan. Berbekal ketrampilan, mereka mampu mengubah berbagai limbah menjadi barang bernilai ekonomis. Awalnya, mereka memiliki kesulitan mendapatkan konsumen. Meskipun demikian, mereka terus berjuang mempromosikan usahanya secara daring melalui media sosial dan akhirnya kendala tersebut dapat teratasi. Setelah dua tahun berjalan, usaha ersebut berkembang menjadi PT dan mampu memberdayakan anak jalanan yag lain sebagai karyawan. Faktor yang melatar belakangi pembentukan kelompok sosial pada ilustrasi tersebut adalah … a. Adanya pengalaman intelektual b. Adanya kesamaan asal daerah c. Pengalaman praktis dan emosional d. Keinginan meningkatkan efektivitas kerja e. Adanya kesamaan kepentingan dan tujuan

1

0.0

Jawaban terverifikasi

PROPOSAL KEGIATAN NGOBROL BARENG “TERIMA KASIH, PAHLAWANKU" PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER Jumat, 13 November 2015 1. Latar Belakang Kata "pahlawan" mempunyai dua arti. Pertama, orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela keberanian. Kedua, orang yang gagah berani, tidak takut, dan pantang menyerah dalam mencapai keinginan atau cita-cita. Pada zaman penjajahan, para pahlawan berperang dan berjuang mengorbankan jiwa dan raga. Mereka berjuang untuk meraih kemerdekaan. Setelah berhasil merdeka, muncul para pahlawan yang berjuang dengan tidak lagi berperang, tetapi dengan cara lain. Mereka adalah orang-orang yang berjuang memajukan bangsa kita. Selain itu, para pahlawan juga ada di dekat kita, yaitu: bapak dan ibu orangtua kita, para guru, dan siapa saja yang berkorban untuk keberhasilan kita. Akan tetapi, kita sering kali lupa atau bahkan kita tidak pernah menyadarinya. Nah, bertolak dari hal tersebut, kita seharusnya menghargai jasa mereka. Salah satu bentuk penghargaan kepada mereka adalah dengan mengucapkan terima kasih. Oleh karena itu, sebagai salah satu wujud penghargaan dan ucapan terima kasih kepada para pahlawan dan sekaligus mengisi Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November, kami berniat mengadakan kegiatan Ngobrol Bareng Warga Sekolah dengan tema TERIMA KASIH, PAHLAWANKU. 2. Nama dan lema Kegiatan Ngobrol Bareng Warga Sekolah dengan tema TERIMA KASIH, PAHLAWANKU. Kegiatan dikemas santai, penuh keakraban, dan informal tanpa mengesampingkan kesopanan dan ketertiban sebagai warga sekolah. 3. Tujuan Kegiatan - Menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dalam diri siswa, yaitu: semangat rela berkorban, berani, dan pantang menyerah. - Mengajak siswa untuk mengenang jasa dan mendoakan para pahlawan. - Mengajak siswa untuk mengucapkan terima kasih kepada para pahlawan. 4. Bentuk Kegiatan - Pentas: orkestra, teater, band, dan modern dance (siswa SMP /SMA+ para guru) - Lomba: mural dan fashion show kostum pahlawan (siswa SD/SMP) - Bedah Buku/Nonton bareng (tentatif) - Pesta Rakyat (stand makanan rakyat) (ortu murid +sponsor+ pedagang keliling) 5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan - Harij/tanggal : Jumat, 13 November 2015 - Waktu : Pukul 14.00 s.d. selesai - Tempat : Gedung Sekolah PUTRA YUWONO 6. Susunan Panitia Penasihat : Drs. Rahadian, M.Pd. Penanggung Jawab : Swara Sekti, S.Pd. Ketua Panitia : Dea Cahya Sekretaris : Syelin Damar Bendahara : Chrisantana Seksi Acara : Falma Seksi Promosi : Ita Leoni Seksi Sponsor dan Dana : Raditya, Herminanto Seksi Konsumsi : Ika Sari Seksi Perlengkapan : Desta 7. Anggaran Biaya Pemasukan Dana kas sekolah Rp. 500.000,00 Dana partisipasi siswa Rp. 2.000.000,00 Dana sponsor Rp. 1.000.000,00 Total Rp. 6.500.000,00 Pengeluaran Honor 2 Juri @Rp.300.000,00 Rp. 600.000,00 Spanduk Rp. 200.000,00 ATK dan peralatan Rp. 700.000,00 Hadiah dan penghargaan Rp. 2.000.000,00 Konsumsi Rp. 2.000.000,00 Total Rp. 5.500.000,00 8. Penutup Demikian rencana kegiatan dalam rangka mengisi Hari Pahlawan 10 November 2015. Harapan kami pihak yang berwenang ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang akan kami laksanakan ini. Semoga segala rencana dapat terlaksana sesuai rencanaNYA dan rencana kita. Hormat kami, Bogor, 25 Oktober 2015 Ketua OSIS Ketua Panitia Paramita Dea Cahya Menyetujui Mengetahui, Drs. Rahadian, M.Pd. Swara Sekti, S.Pd. Kepala Sekolah Wakasek. Kesiswaan 2b. Apa yang melatarbelakangi diadakannya kegiatan tersebut?

4

4.8

Jawaban terverifikasi

PROPOSAL KEGIATAN NGOBROL BARENG “TERIMA KASIH, PAHLAWANKU" PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER Jumat, 13 November 2015 1. Latar Belakang Kata "pahlawan" mempunyai dua arti. Pertama, orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela keberanian. Kedua, orang yang gagah berani, tidak takut, dan pantang menyerah dalam mencapai keinginan atau cita-cita. Pada zaman penjajahan, para pahlawan berperang dan berjuang mengorbankan jiwa dan raga. Mereka berjuang untuk meraih kemerdekaan. Setelah berhasil merdeka, muncul para pahlawan yang berjuang dengan tidak lagi berperang, tetapi dengan cara lain. Mereka adalah orang-orang yang berjuang memajukan bangsa kita. Selain itu, para pahlawan juga ada di dekat kita, yaitu: bapak dan ibu orangtua kita, para guru, dan siapa saja yang berkorban untuk keberhasilan kita. Akan tetapi, kita sering kali lupa atau bahkan kita tidak pernah menyadarinya. Nah, bertolak dari hal tersebut, kita seharusnya menghargai jasa mereka. Salah satu bentuk penghargaan kepada mereka adalah dengan mengucapkan terima kasih. Oleh karena itu, sebagai salah satu wujud penghargaan dan ucapan terima kasih kepada para pahlawan dan sekaligus mengisi Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November, kami berniat mengadakan kegiatan Ngobrol Bareng Warga Sekolah dengan tema TERIMA KASIH, PAHLAWANKU. 2. Nama dan lema Kegiatan Ngobrol Bareng Warga Sekolah dengan tema TERIMA KASIH, PAHLAWANKU. Kegiatan dikemas santai, penuh keakraban, dan informal tanpa mengesampingkan kesopanan dan ketertiban sebagai warga sekolah. 3. Tujuan Kegiatan - Menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dalam diri siswa, yaitu: semangat rela berkorban, berani, dan pantang menyerah. - Mengajak siswa untuk mengenang jasa dan mendoakan para pahlawan. - Mengajak siswa untuk mengucapkan terima kasih kepada para pahlawan. 4. Bentuk Kegiatan - Pentas: orkestra, teater, band, dan modern dance (siswa SMP /SMA+ para guru) - Lomba: mural dan fashion show kostum pahlawan (siswa SD/SMP) - Bedah Buku/Nonton bareng (tentatif) - Pesta Rakyat (stand makanan rakyat) (ortu murid +sponsor+ pedagang keliling) 5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan - Harij/tanggal : Jumat, 13 November 2015 - Waktu : Pukul 14.00 s.d. selesai - Tempat : Gedung Sekolah PUTRA YUWONO 6. Susunan Panitia Penasihat : Drs. Rahadian, M.Pd. Penanggung Jawab : Swara Sekti, S.Pd. Ketua Panitia : Dea Cahya Sekretaris : Syelin Damar Bendahara : Chrisantana Seksi Acara : Falma Seksi Promosi : Ita Leoni Seksi Sponsor dan Dana : Raditya, Herminanto Seksi Konsumsi : Ika Sari Seksi Perlengkapan : Desta 7. Anggaran Biaya Pemasukan Dana kas sekolah Rp. 500.000,00 Dana partisipasi siswa Rp. 2.000.000,00 Dana sponsor Rp. 1.000.000,00 Total Rp. 6.500.000,00 Pengeluaran Honor 2 Juri @Rp.300.000,00 Rp. 600.000,00 Spanduk Rp. 200.000,00 ATK dan peralatan Rp. 700.000,00 Hadiah dan penghargaan Rp. 2.000.000,00 Konsumsi Rp. 2.000.000,00 Total Rp. 5.500.000,00 8. Penutup Demikian rencana kegiatan dalam rangka mengisi Hari Pahlawan 10 November 2015. Harapan kami pihak yang berwenang ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang akan kami laksanakan ini. Semoga segala rencana dapat terlaksana sesuai rencanaNYA dan rencana kita. Hormat kami, Bogor, 25 Oktober 2015 Ketua OSIS Ketua Panitia Paramita Dea Cahya Menyetujui Mengetahui, Drs. Rahadian, M.Pd. Swara Sekti, S.Pd. Kepala Sekolah Wakasek. Kesiswaan 2a. Unsur-unsur apa sajakah yang ada dalam proposal tersebut?

5

1.0

Jawaban terverifikasi

Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis Orientasi (1): 1. Tradisi film musikal yang dikembangkan di Hollywood mengacu pada kecenderungan film-film musikal klasik tahun 1930—1960-an, berpaku pada hal-hal yang berlawanan (oposisi biner), terutama berkaitan dengan gender, ras, agama, latar belakang, atau temperamen. Tradisi oposisi biner tersebut tampak dalam film musikal anak-anak “Rumah Tanpa Jendela”. Film tersebut diadaptasi dari cerpen “Jendela Rara” karya Asma Nadia. Orientasi (2): 2. Kisah dalam film tersebut terinspirasi dari model biner dalam dongeng moral berjudul The Prince and The Pauper karya Mark Twain. Sang pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga kaya-raya dengan sindrom mental, yang membuatnya mengalami “penolakan” dari komunitasnya (anggota keluarga). Aldo mewakili ide paradoks keluarga borjuis yang pemenuhan kebutuhan fisiknya berlebihan, tetapi jiwanya kering dan mengakibatkan dilema personal. Sementara itu, si miskin diwakili oleh tokoh Rara, gadis cilik yang sesekali bekerja sebagai ojek payung di sanggar lukis tempat Aldo belajar. Rara tinggal di sebuah rumah tidak berjendela yang terbuat dari seng, tripleks, dan kayu bekas di salah satu kawasan permukiman kumuh. Rumah itu ditempati Rara bersama nenek (Si Mbok) dan ayahnya. Kondisi rumah tersebut membuat Rara terobsesi untuk memiliki sebuah rumah berjendela. Sebuah impian yang harus ia bayar mahal di kemudian hari. Tafsiran isi (1): 3. Mengikuti tradisi opposite attracks, Aldo dan Rara bertemu secara tidak sengaja dalam sebuah kecelakaan kecil. Sejak saat itu, mereka bersahabat. Persahabatan tersebut bukan hanya pertemanan antarindividu, melainkan pertemuan dua kutub latar belakang status sosial yang berbeda. Hal itu tergambar pada kondisi keluarga Aldo dan teman-teman Rara, antara si miskin dan si kaya. Persahabatan Aldo dan Rara tidak berjalan mulus. Ibu dan kakak perempuan Aldo menganggap teman-teman baru Aldo sebagai perusak ketenangan di rumah mereka. Sementara itu, kemewahan rumah Aldo dengan banyak jendela menularkan obsesi untuk memiliki rumah berjendela di kalangan teman-teman Rara. Tafsiran isi (2): 4. Layaknya dongeng anak-anak dalam majalah Bobo, film “Rumah Tanpa Jendela” menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk menghadapi realita sosial dalam masyarakat yang terfragmentasi dalam perbedaan, baik secara struktur sosial-ekonomi maupun kondisi fisik/mental. Fungsi ideologis yang ditawarkan film musikal adalah resolusi dari ketakutan akan perbedaan yang diwakili oposisi biner dalam naratif. Namun, permasalahan dari film musikal anak-anak adalah bahwa ia menawarkan resolusi yang dibayangkan oleh pembuat film agar bisa dipahami oleh anak-anak. Hal ini hanya dimungkinkan dengan melakukan penyederhanaan. Penyederhanaan posisi berlawanan si miskin dan si kaya terwakili oleh narasi sosial-ekonomi Aldo dan Rara. Aldo, si kaya, memiliki berbagai privilege (mobil mewah, rumah mewah, supir, pembantu, dan sekolah khusus). Sementara itu, Rara mewakili narasi kemiskinan dalam segala keterbatasan materialnya: rumah tanpa jendela, sekolah seadanya, dan kerja sampingan. Oleh sebab itu, perbedaan si miskin dan si kaya dalam film ini adalah ia yang berpunya dan ia yang tak-berpunya. Tafsiran isi (3): 5. Dalam film “Rumah Tanpa Jendela” sikap moral yang disarankan kepada penonton adalah bersyukur. Rara menginginkan hal yang tak mungkin menjadi miliknya, yaitu kemewahan berupa rumah berjendela. Aldo memungkinkan Rara mengakses ini dan bahkan yang lebih lagi: kolam renang, mobil, buku, dan krayon. Namun, keinginan Rara itu dimaknai sebagai keinginan yang berlebihan ketika ia “dihukum” dengan kompensasi yang harus ia bayar. Logika pemaknaan tersebut bekerja ketika Rara yang larut dalam kesenangan borjuis (pesta ulang tahun kakak Aldo) pulang untuk menemukan rumahnya habis terbakar, Si Mbok tergeletak koma dan ayahnya meninggal dunia. Keinginan Rara untuk memiliki sesuatu, alih-alih dimaknai sebagai hasrat kepemilikan yang lumrah dimiliki semua orang, justru dianggap sebagai sesuatu yang menyalahi/mengingkari takdirnya sebagai orang yang tidak berpunya. Tafsiran isi (4): 6. Lebih jauh lagi, kemalangan Rara tersebut digunakan sebagai pelajaran yang bisa dipetik bagi keluarga Aldo, bahwa mereka harus bersyukur atas semua yang mereka punyai (harta dan keluarga yang utuh), sementara ada orang-orang yang tidak berpunya seperti Rara. Oleh karena itu, untuk “membayar” pelajaran yang mereka dapat ini, keluarga Aldo menolong Rara dan Si Mboknya dengan membayarkan biaya rumah sakit serta memberikan penghidupan di villa milik mereka di luar Jakarta. Dengan begitu, mereka melakukan kewajiban membalas budi tanpa perlu mengorbankan kenyamanan dengan berbagi kepemilikan ataupun terlibat secara dekat. Tafsiran isi (5): 7. Dalam model utopia (khayalan) yang terdapat di dalam film tersebut, anak-anak menjadi “penanda” dari kelahiran atau takdir manusia. Permasalahan yang dimiliki anak-anak ini diperlihatkan sebagai sesuatu yang alami dengan lebih menekankan cara menghadapi permasalahan alih-alih mempertanyakan penyebabnya. Hal ini paling tampak dalam posisi biner permasalahan Aldo dan Rara. Kekurangan pada diri Aldo yang mewakili aspek natural takdir disandingkan dengan kemiskinan Rara sehingga membuat kemiskinan ternaturalisasikan lewat logika pemahaman yang sama, alih-alih hasil dari ketidakadilan distribusi kekayaan yang didukung negara, film ini menggambarkan kemiskinan sebagai bagian dari takdir manusia. Tafsiran isi (6): 8. Jendela dalam film “Rumah Tanpa Jendela” merupakan sebuah metafora yang mengena. Jendela memungkinkan seseorang untuk mengakses dunia lain (dari dalam atau dari luar) tanpa meninggalkan tempatnya. Jendela memungkinkan orang melihat, bukan terlibat jika dibandingkan dengan pintu yang menyediakan akses untuk masuk/keluar. Jendela adalah rasa syukur atau konsep penerimaan atas suatu kondisi. Dengan si miskin berlapang dada menerima kondisinya dan si kaya belajar bersyukur dari kemalangan si miskin, masyarakat borjuis yang sempurna dan harmonis akan tercipta. Tafsiran isi (7): 9. Dongeng semacam inilah yang ditawarkan “Rumah Tanpa Jendela” pada penonton yang mereka sasar, tidak lain tentu anak-anak kelas menengah atas yang mampu mengakses bioskop sebagai bagian dari leisure activity. Sebuah dongeng untuk membuai mereka dalam mimpi-mimpi borjuis, agar mereka nanti terbangun sebagai manusia-manusia borjuis dewasa yang diharapkan bisa meneruskan tatanan masyarakat, yang kemiskinan dan kekayaan ternaturalisasi sebagai takdir dan karenanya tidak perlu dipertanyakan. Karena hanya dalam kondisi itulah, si kaya termungkinkan ada dan bisa melanjutkan upaya memperkaya diri mereka; dengan membiarkan kemiskinan ada dan ‘tidak tampak’ di depan mata. Evaluasi (1): 10. Sayang, sebagai sebuah film musikal, tidak banyak yang disumbangkan oleh lagu-lagu yang dinyanyikan dan ditarikan dalam film ini, kecuali penekanan dramatis belaka. Satu-satunya yang terwakili oleh scene-scene musikal dan gerak kamera serta editing yang kadang hiperaktif adalah energi dan semangat kanak-kanak. Adegan musikal kebanyakan merupakan penampilan kolektif, jarang ada penampilan tunggal (solo). Penekanan pada kolektivitas ini merupakan salah satu “karateristik” film musikal klasik Hollywood yang ingin menjual ide-ide soal komunitas dan stabilitas sosial, baik relasi interkomunitas (konflik keluarga Aldo) maupun antarkomunitas (konflik antara keluarga Aldo dan komunitas Rara). Evaluasi (2): 11. Penggambaran kemiskinan dalam film tersebut tidak berlebihan. Film tersebut menggambarkan keluarga baik-baik dan protektif untuk meyakinkan bahwa pergaulan Rara terbebas dari eksploitasi maupun perilaku destruktif yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat miskin di belahan dunia manapun. Lagipula, memakai perspektif realisme sosial dalam menilai film musikal adalah sia-sia, mengingat film musikal sendiri menawarkan utopia dalam bentuk hiburan dengan mengacu pada diri sendiri (self-reference). Dalam hal ini, film musikal mengamini konsep “film yang menghibur” sebagai utopia itu sendiri. Namun, pertanyaannya adalah utopia menurut siapa? Rangkuman: 12) Dari paparan tadi, dapat disimpulkan bahwa film “Rumah Tanpa Jendela” memungkinkan kita bicara mengenai posisi biner kelas sosial-ekonomi lewat model film musikal klasik ala Hollywood. Film ini menawarkan model utopia dalam merespons kondisi masyarakat Indonesia yang terfragmentasi dalam kelas-kelas sosial-ekonomi, yaitu utopia atau kondisi hidup ideal yang dibayangkan oleh kelas menengah atas. (Diadaptasi dari: http://filmindonesia.or.id) Jelaskan makna kalimat pada tafsiran isi 7: Karena hanya dalam kondisi itulah, si kaya termungkinkan ada dan bisa melanjutkan upaya memperkaya diri mereka; dengan membiarkan kemiskinan ada dan ‘tidak tampak di depan mata?

1

0.0

Jawaban terverifikasi