Desbitanzo D

12 April 2020 18:50

Iklan

Desbitanzo D

12 April 2020 18:50

Pertanyaan

kenapa disebut pahlawan revolusi

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

19

:

38

:

17

Klaim

1

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

A. Tri

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Surabaya

19 Januari 2022 15:03

Jawaban terverifikasi

Halo Desbitanzo D, kakak bantu jawab ya, Pahlawan Revolusi merupakan gelar yang diberikan kepada mereka para perwira yang telah gugur dalam peristiwa berdarah yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 dan 1 Oktober 1965. Peristiwa pembantaian kepada beberapa perwira tersebut ditengarai adalah hasil perbuatan PKI atau Partai Komunis Indonesia. Agar lebih jelas, perhatikan nama-nama pahlawan revolusi dibawah ini ya, 1. Ahmad Yani Pada tanggal 30 September 1965 dini hari, Ahmad Yani diculik oleh pasukan yang bernama Cakrabirawa yang dipimpin langsung oleh Letnan Kolonel Untung. Dimana mereka berafiliasi dengan PKI. Saat diculik di kediamannya, Ahmad Yani ditemukan sudah tewas dengan luka tembak yang dilakukan oleh pasukan Cakrabirawa. Jasad Ahmad Yani kemudian dibawa, lalu dimasukkan ke dalam sumur yang ada di wilayah lubang buaya. Jasadnya bersama dengan korban yang lainnya berhasil diangkat pada tanggal 4 Oktober 1965. Kemudian, Ahmad Yani dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan yang ada di daerah Kalibata, Jakarta. Setelah itu, pemerintah Indonesia memberikan gelar kepada Ahmad Yani sebagai Pahlawan Revolusi. 2. Mayor Jenderal Siwondo Parman Pada tanggal 30 September 1965, Parman diculik oleh pasukan Cakrabirawa di kediamannya. Kemudian beliau dibawa paksa ke Lubang Buaya yang ada di wilayah Halim Perdana Kusuma. Ditempat itu, Parman ditembak bersama dengan beberapa perwira lainnya. Jasadnya kemudian dimasukkan ke dalam sumur dan ditumpuk dengan jasad korban lainnya yang sudah dibunuh oleh PKI. Setelah jasad mereka ditemukan, kemudian pemerintah memberi gelar korban PKI sebagai pahlawan revolusi. 3. Brigjen TNI Donald Isaac Pandjaitan Pada Tahun 1963, Ia dikirim ke Amerika Serikat guna mengikuti kursus militer di Associated Command and General Staff College di wilayah Fort Leavenworth. Pandjaitan juga sempat ditugaskan menjadi atase militer Indonesia di wilayah Bonn pada tahun 1960. Sebelumnya, Ia pernah mengikuti kursus atase militer pada tahun 1965. Setelah itu, dua tahun kemudian Ia ditugaskan kembali sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat Jenderal AH Nasution di bagian logistik. Kemudian pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari, Pandjaitan diculik oleh pasukan Cakrabirawa dan menjadi salah satu korban G30S PKI. Hingga sekarang, Pandjaitan telah dikenal sebagai pahlawan revolusi. 4. Mayjen M.T Haryono Selepas proklamasi Kemerdekaan tahun 1945, MT Haryono bergabung dengan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan juga memperoleh pangkat yakni Mayor. Pada masa mempertahankan kemerdekaan, MT Haryono beberapa kali mendapatkan tugas sebagai anggota delegasi Indonesia ketika perundingan dengan Inggris dan Belanda seperti pada Konferensi Meja Bundar (KMB). 5. Mayjen R. Suprapto Setelah kedaulatan Indonesia diakui oleh Belanda, R. Suprapto ditugaskan sebagai Kepala Staf Tentara dan Teritorial (T&T) IV/ Diponegoro di Semarang. Selepas itu, ia pindah ke Jakarta menjadi Staf Angkatan Darat dan Kementerian Pertahanan. Pada tanggal 1 Oktober 1965 waktu dini hari, R Suprapto dijemput oleh Pasukan Cakrabirawa dengan dalih dipanggil menghadap kepada Presiden Soekarno. Suprapto kemudian dibawa ke daerah Halim Perdanakusuma atau lebih tepatnya berada di lubang buaya. 6. Mayjen TNI Sutoyo Siswomiharjo Selepas menyelesaikan sekolah staf dan komando di Bandung pada tahun 1960, Sutoyo ditugaskan menjadi Inspektur Kehakiman Angkatan Darat. Setelahnya, ia lalu naik sebagai Inspektur Kehakiman atau Jaksa Militer Utama dengan pangkat yaitu Brigadir Jenderal TNI. Sutoyo Siswomiharjo termasuk ke dalam salah satu daftar perwira tinggi di Angkatan Darat yang diculik oleh pasukan Cakrabirawa. Kala itu, Sutoyo dijemput oleh pasukan Cakrabirawa di rumahnya. Kemudian dibawa ke lubang buaya yang berada di daerah Halim Perdanakusuma. 7. Kapten Czi. Pierre Tendean Pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari, Pasukan Cakrabirawa datang untuk menculik Jenderal A.H Nasution yang menjadi target utama. Namun karena waktu yang sangat mendesak, pasukan Cakrabirawa tidak dapat membedakan antara Pierre Tendean dan A.H Nasution sehingga mereka membawa Pierre Tendean. Kemudian A.H Nasution berhasil melarikan diri dengan melompati pagar rumahnya tetapi dia mengalami luka pada kakinya. Setelah itu, Pierre Tendean disiksa dan dieksekusi mati bersama dengan perwira tinggi Angkatan Darat lain yang telah diculik sebelumnya. Kemudian, Jasad Pierre Tendean dimasukkan ke dalam sumur tua di Lubang Buaya daerah Halim Perdanakusuma. Semoga bisa membantu ya,


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

Roboguru Plus

Dapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!

Chat Tutor

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

zaman Neolitikum adalah Zaman Batu.....?

2

0.0

Jawaban terverifikasi

Ayo Join dan ramaikan grup penyuka MTK-IPA ketik link dibawah ini langsung dibrowser atau disalah satu kontak whatsapp kalian. https://chat.whatsapp.com/BeEbjhTQR4pC8YTUvvQ7Mj jangan lupa sebarkan informasi ini ke temen" kalian ya, see you๐Ÿ˜‰

3

5.0

Lihat jawaban (2)