Aurelia D

21 Agustus 2023 12:03

Iklan

Iklan

Aurelia D

21 Agustus 2023 12:03

Pertanyaan

Kenapa barter apel dengan tas di anggap barter yang tidak setara? jelaskan!


6

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Vincent M

Community

21 Agustus 2023 12:08

Jawaban terverifikasi

<p>Barter adalah sistem pertukaran barang atau jasa tanpa menggunakan uang sebagai perantara. Dalam sistem barter, nilai barang atau jasa ditukarkan langsung dengan barang atau jasa lainnya. Namun, beberapa bentuk barter dapat dianggap tidak setara karena perbedaan nilai dan utilitas antara barang yang ditukarkan.</p><p>Dalam contoh barter apel dengan tas, kemungkinan terdapat beberapa faktor yang membuatnya dianggap tidak setara:</p><p><strong>Ketersediaan dan Permintaan:</strong> Jika pada saat itu terdapat banyak apel di pasar tetapi tas sedang sangat diminati dan sulit ditemukan, nilai tas mungkin akan lebih tinggi daripada apel. Permintaan yang tinggi terhadap suatu barang bisa membuat nilainya meningkat.</p><p><strong>Utilitas Relatif:</strong> Utilitas adalah manfaat yang diperoleh dari penggunaan suatu barang. Jika tas tersebut memiliki utilitas yang lebih tinggi dan dapat digunakan untuk berbagai tujuan (seperti membawa barang-barang, fashion, dan sebagainya) dibandingkan dengan apel yang memiliki utilitas yang lebih terbatas (hanya bisa dimakan), maka tas mungkin dianggap lebih berharga.</p><p><strong>Kondisi Barang:</strong> Kondisi fisik dan kualitas barang juga dapat memengaruhi nilai dalam barter. Jika tas tersebut dalam kondisi baru atau sangat baik, sementara apel memiliki cacat atau kualitas yang buruk, nilai tas bisa lebih tinggi.</p><p><strong>Subjektivitas Nilai:</strong> Nilai suatu barang atau jasa juga bisa bersifat relatif dan tergantung pada persepsi masing-masing individu. Orang yang memiliki nilai lebih tinggi terhadap tas mungkin bersedia memberikan lebih banyak apel untuk mendapatkan tas tersebut.</p><p><strong>Ketidaksetaraan Permintaan:</strong> Barter menjadi lebih rumit ketika terdapat perbedaan nilai dan keinginan antara pihak yang ingin melakukan pertukaran. Jika pihak yang memiliki tas lebih mendambakan apel daripada tas itu sendiri, mereka mungkin bersedia menerima tawaran yang tampaknya tidak setara.</p><p><strong>Konteks Ekonomi:</strong> Konteks ekonomi yang lebih luas, seperti kondisi ekonomi suatu daerah atau negara, juga dapat mempengaruhi persepsi nilai. Misalnya, jika tas merupakan barang impor yang sulit ditemukan di lingkungan tersebut, orang mungkin lebih cenderung memberikan apel dalam pertukaran.</p><p>Penting untuk diingat bahwa penilaian nilai dalam barter cenderung bersifat subjektif dan bergantung pada banyak faktor. Oleh karena itu, terjadinya situasi di mana satu pihak merasa mendapatkan nilai yang lebih rendah dari pertukaran tersebut, sementara pihak lain merasa mendapatkan nilai yang lebih tinggi. Itulah mengapa pada banyak kasus, masyarakat beralih dari sistem barter ke penggunaan uang sebagai alat tukar yang lebih umum dan mudah untuk mengukur nilai relatif antara barang atau jasa.</p>

Barter adalah sistem pertukaran barang atau jasa tanpa menggunakan uang sebagai perantara. Dalam sistem barter, nilai barang atau jasa ditukarkan langsung dengan barang atau jasa lainnya. Namun, beberapa bentuk barter dapat dianggap tidak setara karena perbedaan nilai dan utilitas antara barang yang ditukarkan.

Dalam contoh barter apel dengan tas, kemungkinan terdapat beberapa faktor yang membuatnya dianggap tidak setara:

Ketersediaan dan Permintaan: Jika pada saat itu terdapat banyak apel di pasar tetapi tas sedang sangat diminati dan sulit ditemukan, nilai tas mungkin akan lebih tinggi daripada apel. Permintaan yang tinggi terhadap suatu barang bisa membuat nilainya meningkat.

Utilitas Relatif: Utilitas adalah manfaat yang diperoleh dari penggunaan suatu barang. Jika tas tersebut memiliki utilitas yang lebih tinggi dan dapat digunakan untuk berbagai tujuan (seperti membawa barang-barang, fashion, dan sebagainya) dibandingkan dengan apel yang memiliki utilitas yang lebih terbatas (hanya bisa dimakan), maka tas mungkin dianggap lebih berharga.

Kondisi Barang: Kondisi fisik dan kualitas barang juga dapat memengaruhi nilai dalam barter. Jika tas tersebut dalam kondisi baru atau sangat baik, sementara apel memiliki cacat atau kualitas yang buruk, nilai tas bisa lebih tinggi.

Subjektivitas Nilai: Nilai suatu barang atau jasa juga bisa bersifat relatif dan tergantung pada persepsi masing-masing individu. Orang yang memiliki nilai lebih tinggi terhadap tas mungkin bersedia memberikan lebih banyak apel untuk mendapatkan tas tersebut.

Ketidaksetaraan Permintaan: Barter menjadi lebih rumit ketika terdapat perbedaan nilai dan keinginan antara pihak yang ingin melakukan pertukaran. Jika pihak yang memiliki tas lebih mendambakan apel daripada tas itu sendiri, mereka mungkin bersedia menerima tawaran yang tampaknya tidak setara.

Konteks Ekonomi: Konteks ekonomi yang lebih luas, seperti kondisi ekonomi suatu daerah atau negara, juga dapat mempengaruhi persepsi nilai. Misalnya, jika tas merupakan barang impor yang sulit ditemukan di lingkungan tersebut, orang mungkin lebih cenderung memberikan apel dalam pertukaran.

Penting untuk diingat bahwa penilaian nilai dalam barter cenderung bersifat subjektif dan bergantung pada banyak faktor. Oleh karena itu, terjadinya situasi di mana satu pihak merasa mendapatkan nilai yang lebih rendah dari pertukaran tersebut, sementara pihak lain merasa mendapatkan nilai yang lebih tinggi. Itulah mengapa pada banyak kasus, masyarakat beralih dari sistem barter ke penggunaan uang sebagai alat tukar yang lebih umum dan mudah untuk mengukur nilai relatif antara barang atau jasa.


Iklan

Iklan

Kevin L

Bronze

21 Agustus 2023 12:56

Jawaban terverifikasi

Barter apel dengan tas dianggap sebagai barter yang tidak setara karena nilai atau kegunaan dari apel dan tas tidak sebanding. Dalam barter yang setara, barang yang ditukar memiliki nilai yang relatif sama atau setidaknya memiliki kegunaan yang sebanding. Dalam kasus ini, apel adalah buah yang dapat dikonsumsi dan biasanya memiliki nilai yang relatif rendah. Sementara itu, tas adalah barang yang memiliki nilai yang lebih tinggi dan memiliki kegunaan yang lebih jangka panjang. Tas dapat digunakan untuk membawa barang-barang, berfungsi sebagai aksesori fashion, dan memiliki nilai yang lebih stabil dalam jangka waktu yang lebih lama. Dalam perspektif ekonomi, konsep nilai subjektif digunakan untuk menentukan nilai suatu barang. Nilai subjektif ini didasarkan pada preferensi individu dan kebutuhan pasar. Dalam kasus barter apel dengan tas, mayoritas orang mungkin akan menganggap tas memiliki nilai yang lebih tinggi daripada apel karena kegunaan dan nilai jangka panjangnya. Selain itu, faktor penawaran dan permintaan juga mempengaruhi nilai barang. Jika apel tersedia dalam jumlah yang melimpah dan permintaan terhadap tas lebih tinggi, maka nilai tas akan cenderung lebih tinggi daripada apel. Dalam praktiknya, barter yang tidak setara seperti ini jarang terjadi dalam kehidupan nyata. Seiring dengan perkembangan ekonomi dan penggunaan uang sebagai alat tukar, nilai barang dan jasa ditentukan oleh pasar dan diukur dalam satuan uang yang umum diterima.


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Berikut merupakan· bentuk-bentuk kerja sama ekonomi -berdasarkan letak geografisnya, kecuali .... A. kerja sama ekonomi internasional B. kerja sama ekonomi bi.lateral · C. kerja sama ekonomi regional D. kerja sama ekonomi antarregional

23

1.5

Jawaban terverifikasi