Alkairo K

29 Januari 2024 11:02

Iklan

Alkairo K

29 Januari 2024 11:02

Pertanyaan

kemukakan alasan belanda mengakui kemerdekaan indonesia dalam bentuk RIS

kemukakan alasan belanda mengakui kemerdekaan indonesia dalam bentuk RIS

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

16

:

20

:

34

Klaim

18

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Kevin L

Gold

11 Februari 2024 00:25

Jawaban terverifikasi

Pertanyaan ini berkaitan dengan sejarah Indonesia, khususnya tentang pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda. Dalam hal ini, Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) bukan Republik Indonesia (RI). Penjelasan: 1. Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia dalam bentuk RIS sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung pada tahun 1949. Dalam konferensi tersebut, Belanda dan Indonesia sepakat untuk membentuk RIS yang terdiri dari beberapa negara bagian, termasuk Indonesia. 2. Alasan Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia dalam bentuk RIS adalah karena Belanda berharap dapat mempertahankan pengaruhnya di Indonesia. Dengan adanya beberapa negara bagian dalam RIS, Belanda berharap dapat memanfaatkan perbedaan antara negara-negara bagian tersebut untuk mempertahankan pengaruhnya. 3. Selain itu, pengakuan kemerdekaan Indonesia dalam bentuk RIS juga merupakan upaya Belanda untuk menghindari pengakuan terhadap tindakan agresi militer yang telah dilakukan sejak 1945-1949. Jika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, maka tindakan agresi militer yang dilakukan Belanda selama periode tersebut akan dianggap ilegal. Kesimpulan: Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia dalam bentuk RIS sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar dan sebagai upaya untuk mempertahankan pengaruhnya di Indonesia serta menghindari pengakuan terhadap tindakan agresi militer yang telah dilakukan. Semoga penjelasan ini membantu kamu ya ๐Ÿ™‚.


Iklan

Nanda R

Community

15 Februari 2024 11:23

Jawaban terverifikasi

<p>Pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 27 Desember 1949 melibatkan sejumlah faktor dan pertimbangan. Berikut adalah beberapa alasan utama:</p><p><strong>Tekanan Internasional:</strong></p><ul><li>Pasca Perang Dunia II, masyarakat internasional mendukung dekolonisasi dan hak untuk merdeka bagi bangsa-bangsa yang sebelumnya dikuasai oleh kolonialisme. Adanya tekanan dari negara-negara pemenang Perang Dunia II, seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet, mendorong Belanda untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.</li></ul><p><strong>Perundingan Linggarjati dan Renville:</strong></p><ul><li>Melalui Perundingan Linggarjati (1947) dan Renville (1948), Belanda dan Indonesia melakukan perundingan yang mempertimbangkan pembentukan negara federal yang disebut Republik Indonesia Serikat (RIS). Kesepakatan ini menjadi dasar bagi pengakuan kemerdekaan.</li></ul><p><strong>Kondisi Ekonomi dan Militer Belanda:</strong></p><ul><li>Belanda mengalami kondisi ekonomi dan militer yang sulit pasca Perang Dunia II. Biaya perang dan kehilangan koloni yang signifikan membuat Belanda kesulitan mempertahankan kekuatan militernya di Indonesia. Kondisi ini mempengaruhi keputusan untuk mencari penyelesaian damai.</li></ul><p><strong>Pengaruh AS dan Blok Timur:</strong></p><ul><li>Saat itu, AS dan Uni Soviet memiliki pengaruh besar dalam urusan dunia. Keduanya mendukung kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih berada di bawah penjajahan. Dukungan ini memberi tekanan moral dan politik pada Belanda untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.</li></ul><p><strong>Tekanan Internal di Belanda:</strong></p><ul><li>Di dalam negeri, terdapat tekanan dari berbagai kelompok, termasuk kelompok progresif, yang mendukung perubahan kebijakan kolonialisme dan pengakuan kemerdekaan bagi Indonesia.</li></ul><p><strong>Kesulitan Militer dan Perang Gerilya:</strong></p><ul><li>Belanda menghadapi kesulitan dalam mengatasi perang gerilya yang dilancarkan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Faktor ini menjadi pertimbangan bahwa pilihan militer untuk mempertahankan koloni tidak memungkinkan.</li></ul><p><strong>Dorongan Internasional untuk Perdamaian:</strong></p><ul><li>Klimat internasional saat itu didominasi oleh dorongan untuk perdamaian dan penyelesaian konflik pasca Perang Dunia II. Pengakuan kemerdekaan Indonesia dapat dianggap sebagai respons terhadap semangat perdamaian yang mendunia.</li></ul>

Pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 27 Desember 1949 melibatkan sejumlah faktor dan pertimbangan. Berikut adalah beberapa alasan utama:

Tekanan Internasional:

  • Pasca Perang Dunia II, masyarakat internasional mendukung dekolonisasi dan hak untuk merdeka bagi bangsa-bangsa yang sebelumnya dikuasai oleh kolonialisme. Adanya tekanan dari negara-negara pemenang Perang Dunia II, seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet, mendorong Belanda untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.

Perundingan Linggarjati dan Renville:

  • Melalui Perundingan Linggarjati (1947) dan Renville (1948), Belanda dan Indonesia melakukan perundingan yang mempertimbangkan pembentukan negara federal yang disebut Republik Indonesia Serikat (RIS). Kesepakatan ini menjadi dasar bagi pengakuan kemerdekaan.

Kondisi Ekonomi dan Militer Belanda:

  • Belanda mengalami kondisi ekonomi dan militer yang sulit pasca Perang Dunia II. Biaya perang dan kehilangan koloni yang signifikan membuat Belanda kesulitan mempertahankan kekuatan militernya di Indonesia. Kondisi ini mempengaruhi keputusan untuk mencari penyelesaian damai.

Pengaruh AS dan Blok Timur:

  • Saat itu, AS dan Uni Soviet memiliki pengaruh besar dalam urusan dunia. Keduanya mendukung kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih berada di bawah penjajahan. Dukungan ini memberi tekanan moral dan politik pada Belanda untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.

Tekanan Internal di Belanda:

  • Di dalam negeri, terdapat tekanan dari berbagai kelompok, termasuk kelompok progresif, yang mendukung perubahan kebijakan kolonialisme dan pengakuan kemerdekaan bagi Indonesia.

Kesulitan Militer dan Perang Gerilya:

  • Belanda menghadapi kesulitan dalam mengatasi perang gerilya yang dilancarkan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Faktor ini menjadi pertimbangan bahwa pilihan militer untuk mempertahankan koloni tidak memungkinkan.

Dorongan Internasional untuk Perdamaian:

  • Klimat internasional saat itu didominasi oleh dorongan untuk perdamaian dan penyelesaian konflik pasca Perang Dunia II. Pengakuan kemerdekaan Indonesia dapat dianggap sebagai respons terhadap semangat perdamaian yang mendunia.

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

bentuk pangkat dari โดโˆš5ยณ

27

5.0

Jawaban terverifikasi