Anthony B

08 Maret 2022 11:00

Iklan

Anthony B

08 Maret 2022 11:00

Pertanyaan

Kelingking A long time ago in Bangka Belitung lived a husband and a wife. They were poor and they did not have any children yet. Days and nights they prayed to God. They really wanted to have a child. “God, please give us a child, even though he is only as big as a little finger,” prayed the husband. Their dream came true! The wife was pregnant. However, they were surprised when they saw the baby. He was so small. He was as big as a little finger. “You prayed to God to give us a child, although he is as big as a little finger right? Be thankful to God. Let’s love him. How will you name him then?” asked the wife. “You are right. We have to be grateful. Well, I will name him Kelingking,” said the husband. Kelingking means little finger or pinkie. Time passed by and Kelingking did not grow much. His body was still physically small compared to other kids. Though he was so small, Kelingking ate like adults. He ate much food. And that made his parents really worried. They were poor and sometimes they could not eat because they had to give their food to Kelingking. “I cannot hold it anymore. I want to put Kelingking in the jungle. Let him live there. I think he can survive,” said the father. In the morning, Kelingking and his father went to the jungle. When they arrived, the father asked Kelingking to cut down a very big tree. When Kelingking was busy cutting down the tree, his father silently went home. The father thought that Kelingking could not cut down the big tree. The father was sure that Kelingking would be lost in the jungle. But he was wrong! In the morning Kelingking suddenly showed up in front of the house. And he brought the big tree also! “Father, where do you want me to put this big tree?” asked Kelingking. The father was surprised. He asked Kelingking to put the tree in the backyard. Kelingking then went inside the house. As always he ate all the food and that made his father got angry. He then had another idea. “Kelingking, let’s go to the mountain. I need a big stone from there.” Kelingking was an obedient kid. He followed his father to go to the mountain. When they arrived, his father pointed a big stone. The stone was as big as their house! “I want you to bring that big stone to our house,” asked the father. When Kelingking was trying to bring the stone, the father immediately ran home. At night, when the father was sleeping , suddenly he heard Kelingking’s voice. “Father, I’m home. Where do you want me to put this big stone?” This time Kelingking’s father realized his mistake. It was true that Kelingking’s body was small and he ate much food. But he was a nice kid and he had great power. With that power, they could get a job and had a lot of money. The father then apologized to Kelingking. Since then they always worked together. Did the father have the same attitude to Kelingking when Kelingking was just a little boy and when he started to grow up?

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

07

:

02

:

36

Klaim

4

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

D. Nur

Mahasiswa/Alumni Universitas Singaperbangsa Karawang

12 Maret 2022 09:57

Jawaban terverifikasi

Halo, Arka. Kakak bantu jawab, ya. Jawaban untuk soal ini adalah: "No, he did not. The father tried to love Kelingking when he was just a little boy. However, when Kelingking started to grow up, the father planned to abandon his child". Soal ini menanyakan apakah ayah bersikap sama pada Kelingking saat Kelingking masih bayi dan saat dia mulai tumbuh. Pada teks, dijelaskan bahwa pasangan suami-istri yang belum mempunyai anak berdoa pada Tuhan. Suami berdoa agar diberikan anak meski sebesar jari kelingking pun. Doanya itu pun terkabul, mereka akhirnya memiliki anak laki-laki. Namun, anaknya itu sangat kecil, sekecil jari kelingking. Untuk mengetahui sikap ayahnya saat Kelingking bayi, perhatikan 2 paragraf berikut: Paragraf 3: “ 'You prayed to God to give us a child although he is as big as a little finger right? Be thankful to God. Let’s love him. How will you name him then?' asked the wife." Arti paragraf 3: " 'Kau berdoa pada Tuhan untuk memberi kita anak meskipun dia sebesar jari kelingking, kan? Bersyurkurlah pada Tuhan. Ayo kita sayangi dia. Lalu, akan kamu beri nama apa dia?' tanya istrinya." Paragraf 4: “ 'You are right. We have to be grateful. Well, I will name him Kelingking,' said the husband." Arti paragraf 4: " 'Kau benar. Kita harus bersyukur. Oke, aku akan namai dia Kelingking,' ucap suami." Dilihat dari 2 paragraf tersebut, sikap ayah (suami) saat Kelingking masih bayi adalah 'dia mencoba untuk menyayangi Kelingking, anaknya'. Kemudian, pada paragraf 5 dijelaskan bahwa Kelingking mulai tumbuh namun badannya lebih kecil dibanding anak seusianya. Meski badannya kecil, Kelingking makan sangat banyak seperti orang dewasa hingga sering kali orang tuanya yang miskin selalu kehabisan makanan. Untuk mengetahui sikap ayahnya saat Kelingking mulai tumbuh besar, perhatikan paragraf 6 berikut: " 'I cannot hold it anymore. I want to put Kelingking in the jungle. Let him live there. I think he can survive,' said the father." Arti paragraf 6: " 'Aku tidak bisa menahannya lagi. Aku ingin menempatkan Kelingking di hutan. Biarkan dia tinggal di sana. Aku pikir dia bisa bertahan,' ucap ayahnya." Dilihat dari arti paragraf 6 tersebut, sikap ayah (suami) saat Kelingking mulai tumbuh besar adalah 'dia berencana untuk menelantarkan Kelingking, anaknya di hutan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa sikap ayah pada anaknya tidaklah sama. Ayah mencoba untuk menyayangi Kelingking saat dia masih bayi. Namun, saat Kelingking tumbuh besar, ayah berencana untuk menelantarkannya di hutan. Jadi, jawaban untuk soal ini adalah: "No, he did not. The father tried to love Kelingking when he was just a little boy. However, when Kelingking started to grow up, the father planned to abandon his child".


Iklan

Andre G

05 Maret 2024 02:41

Jawab pertanyaan berikut! Dahulu kala di Bangka Belitung hiduplah sepasang suami istri. Mereka miskin dan belum mempunyai anak. Siang malam mereka berdoa kepada Tuhan. Mereka sangat ingin punya anak. Ya Allah berilah kami seorang anak,walaupun hanya sebesar jari kelingking,doa sang suami. Mimpi mereka menjadi kenyataan. Sang istri sedang hamil. Namun mereka terkejut saat melihat bayi itu. Dia sebesar jari kelingking. Anda berdoa kepada Tuhan memberi kami seorang anak meskipun dia sebesar jari kelingking kan? Bersyukurlah kepada Tuhan. Kalau begitu, bagaimana namamu nanti? tanya sang istri. Kamu benar. Untuk bersyukur. Saya akan menamainya kelingking,' kata suami Kelingking yang berarti kelingking. Waktu berlalu dan kelingking tidak bertambah banyak. Tubuhnya masih kecil secara fisik dibandingkan dengan anak-anak lain Meskipun dia sangat kecil, kelingking makan seperti orang dewasa, dia makan banyak dan itu membuat orang tuanya sangat khawatir. Mereka miskin dan terkadang tidak bisa makan karena harus memberikan makanannya kepada kelingking.' Aku tidak tahan lagi. Aku ingin menaruh kelingking di hutan. Biarkan dia tinggal di sana. Saya pikir dia bisa bertahan hidup,” kata sang ayah. 1.a. Apa topik utama teks tersebut? b.Mengapa orang tua memberi nama anak mereka kelingking? c.Mengapa ayah kelingking ingin menempatkan kelingking di hutan? D. Mereka sangat ingin punya anak. Yang digarisbawahi mengacu pada .....


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Task 2 Read the dialogue below. Then, state whether the sentences below are true (T) or false (F). Donna : Hi! Come in! Walter : Hi Donna. Thank you. Donna : How are you, pal? Walter : Terrific. Last week, I won the chess championship. Donna : Oh. It's great. Congratulation! Walter : Thank you. Next month I'll represent Indonesia in the World Championship. Donna : Really? I have no doubt on your capability. You have shown talent ever since we were in the elementary school. Walter: How about you? Still writing? Donna : Yes, I am working on my second novel. Walter : I think you've proven yourself as a good novelist. Donna : Thank you for your compliment. Walter : I'm sure one day your novel will be read by many people in the world. Donna : You think so? Walter : Of course, I do. 5. She is finishing her third novel. (.......)

69

0.0

Jawaban terverifikasi