kandungan zat kimia pada obat-obatan

Kandungan zat kimia pada obat-obatan dapat dikategorikan menjadi dua jenis utama: 1. Zat aktif Zat aktif merupakan komponen obat yang memberikan efek farmakologis atau therapeutic. Zat aktif ini bekerja dengan cara berinteraksi dengan target biologis di dalam tubuh, seperti enzim, reseptor, atau transporter. Contoh zat aktif pada beberapa jenis obat: * Obat pereda nyeri: ibuprofen, paracetamol * Obat antihipertensi: captopril, enalapril * Obat antidepresan: fluoxetine, sertraline * Obat antibiotik: amoxicillin, azithromycin 2. Zat nonaktif Zat nonaktif merupakan komponen obat yang tidak memberikan efek farmakologis, tetapi membantu formulasi dan penyampaian obat ke dalam tubuh. Zat nonaktif ini dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, seperti: * Pengisi: zat yang memberikan volume pada sediaan obat, seperti laktosa, selulosa. * Pengikat: zat yang membantu mengikat zat aktif agar tidak terpisah dari sediaan obat, seperti natrium karboksimetilselulosa. * Penyalut: zat yang melapisi zat aktif untuk melindungi dari kerusakan lambung atau untuk mengontrol pelepasan obat di dalam tubuh, seperti selulosa asetat ftalat. * Pewarna: zat yang memberikan warna pada sediaan obat, seperti tartrazin, pewarna FD&C merah no. 40. * Pemanis: zat yang memberikan rasa manis pada sediaan obat, seperti sukralosa, aspartam. * Pengawet: zat yang mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam sediaan obat, seperti paraben, benzalkonium klorida. Kandungan zat kimia pada obat-obatan dicantumkan pada label obat, biasanya dalam bentuk nama generik atau nama dagang obat, kekuatan obat, dan bentuk sediaan obat. Informasi ini penting untuk diketahui agar obat dapat digunakan dengan tepat dan aman. Perlu diingat bahwa setiap obat memiliki kandungan zat kimia yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk selalu membaca label obat sebelum menggunakannya dan berkonsultasi dengan dokter atau apoteker jika Anda memiliki pertanyaan tentang kandungan zat kimia pada obat-obatan.