Mufid A

25 Agustus 2024 16:07

Iklan

Mufid A

25 Agustus 2024 16:07

Pertanyaan

Jelaskan pentingnya ketuhanan yang maha esa dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia serta mengenai hal yang mempengaruhi interaksi antar warga negara dengan latar belakang agama yang berbeda

Jelaskan pentingnya ketuhanan yang maha esa dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia serta mengenai hal yang mempengaruhi interaksi antar warga negara dengan latar belakang agama yang berbeda

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

17

:

56

:

31

Klaim

1

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Rendi R

Community

25 September 2024 13:20

Jawaban terverifikasi

<p><strong>Pentingnya Ketuhanan Yang Maha Esa</strong> dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat pluralistik, baik dari segi agama, budaya, maupun suku. Sila pertama Pancasila, yaitu <strong>"Ketuhanan Yang Maha Esa"</strong>, menjadi landasan fundamental bagi kehidupan beragama dan bermasyarakat di Indonesia. Berikut adalah penjelasan lebih mendalam mengenai pentingnya sila ini serta bagaimana hal itu mempengaruhi interaksi antarwarga negara yang berbeda latar belakang agamanya.</p><p>1. <strong>Ketuhanan yang Maha Esa sebagai Dasar Kehidupan Bernegara</strong></p><ul><li><strong>Pilar Moral Bangsa:</strong> Sila pertama Pancasila, "Ketuhanan Yang Maha Esa," memberikan pijakan moral yang kuat bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ini mengakui bahwa mayoritas penduduk Indonesia memiliki keyakinan agama yang kuat, dan negara mendasarkan kehidupan bermasyarakat pada nilai-nilai ketuhanan.</li><li><strong>Tidak Memihak pada Agama Tertentu:</strong> Meski negara mengakui keberadaan Tuhan, Indonesia bukanlah negara teokratis yang memaksakan satu agama tertentu. Negara Indonesia <strong>bersifat inklusif</strong> dan menghormati semua agama yang ada di negara ini, dengan memberikan kebebasan kepada warga negaranya untuk beribadah sesuai keyakinan masing-masing, sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 29 UUD 1945.</li><li><strong>Landasan Peraturan dan Kebijakan Negara:</strong> Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa juga berpengaruh pada perumusan kebijakan dan peraturan negara. Banyak hukum dan peraturan di Indonesia mencerminkan nilai-nilai agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat, seperti dalam hal pernikahan, pendidikan agama, serta hari libur nasional keagamaan.</li></ul><p>2. <strong>Pentingnya Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Membangun Kehidupan Sosial</strong></p><ul><li><strong>Penghormatan terhadap Agama dan Keyakinan Orang Lain:</strong> Ketuhanan Yang Maha Esa mengajarkan bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki <strong>kebebasan untuk memeluk agama</strong> dan beribadah sesuai kepercayaannya. Dengan menghormati kepercayaan orang lain, kita menjaga kerukunan dan perdamaian dalam masyarakat.</li><li><strong>Dasar Toleransi dan Kerukunan Beragama:</strong> Dengan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, masyarakat Indonesia diajarkan untuk <strong>menghormati dan menghargai perbedaan</strong> dalam beragama. Prinsip ini mengedepankan <strong>toleransi</strong> sebagai kunci untuk menjaga keharmonisan dalam kehidupan sosial yang multikultural dan multiagama.</li><li><strong>Menjaga Perdamaian dan Persatuan Nasional:</strong> Prinsip ini juga membantu dalam menjaga <strong>perdamaian</strong> dan <strong>persatuan nasional</strong> dengan menghindari tindakan intoleransi atau konflik berbasis agama. Jika nilai Ketuhanan Yang Maha Esa diterapkan secara konsisten, konflik yang terjadi karena perbedaan keyakinan dapat dihindari.</li></ul><p>3. <strong>Pengaruh Ketuhanan Yang Maha Esa terhadap Interaksi Antar Warga dengan Latar Belakang Agama Berbeda</strong></p><p>Dalam masyarakat yang terdiri dari beragam latar belakang agama seperti Indonesia, sila pertama Pancasila berperan penting dalam membentuk pola interaksi sosial yang menghargai perbedaan. Berikut adalah beberapa hal yang mempengaruhi interaksi antarwarga negara yang berbeda agama:</p><p>a. <strong>Mendorong Toleransi dan Penghargaan terhadap Perbedaan</strong></p><ul><li>Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menekankan bahwa <strong>setiap orang berhak memeluk agamanya masing-masing</strong> dan menjalankan ibadah sesuai kepercayaannya. Ini menciptakan dasar untuk <strong>toleransi beragama</strong> di mana orang dapat hidup berdampingan dengan damai meskipun memiliki keyakinan yang berbeda.</li><li>Contoh: Di Indonesia, berbagai acara keagamaan dirayakan bersama tanpa memandang latar belakang agama. Masyarakat saling membantu dan mendukung perayaan hari besar agama yang berbeda, seperti Idul Fitri, Natal, Nyepi, dan Waisak.</li></ul><p>b. <strong>Menghindari Diskriminasi Berdasarkan Agama</strong></p><ul><li>Dalam konteks negara yang berdasar pada Ketuhanan Yang Maha Esa, <strong>tidak boleh ada diskriminasi</strong> terhadap seseorang hanya karena perbedaan agama. Setiap warga negara, apapun agamanya, memiliki hak yang sama di mata hukum dan dalam kehidupan sosial.</li><li>Contoh: Di tempat kerja atau di lingkungan pendidikan, tidak ada ruang bagi diskriminasi terhadap seseorang karena agamanya. Semua orang berhak diperlakukan secara adil, tanpa memandang keyakinan religius mereka.</li></ul><p>c. <strong>Penyelesaian Konflik Berbasis Agama dengan Dialog</strong></p><ul><li>Ketuhanan Yang Maha Esa juga menekankan <strong>penyelesaian konflik</strong> berbasis agama melalui <strong>dialog</strong> dan <strong>musyawarah</strong>. Jika terjadi perbedaan pendapat atau ketegangan karena agama, pendekatan yang diambil adalah berdialog secara terbuka untuk mencari solusi yang damai, bukan menggunakan kekerasan atau pemaksaan.</li><li>Contoh: Dalam beberapa kasus konflik agama di Indonesia, pendekatan yang digunakan adalah <strong>forum lintas agama</strong>, di mana para pemimpin agama berkumpul untuk berdiskusi dan mencari solusi atas masalah yang dihadapi.</li></ul><p>d. <strong>Sikap Gotong Royong di Tengah Keberagaman Agama</strong></p><ul><li>Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa juga mendukung <strong>gotong royong</strong> dan kerjasama antarumat beragama. Hal ini penting dalam menjaga hubungan yang harmonis antarwarga negara dengan latar belakang agama yang berbeda.</li><li>Contoh: Dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti atau bantuan bencana, masyarakat dari berbagai agama sering bekerja sama dan membantu satu sama lain tanpa memandang perbedaan keyakinan.</li></ul><p>e. <strong>Menghindari Ekstremisme dan Fanatisme Agama</strong></p><ul><li>Ketuhanan Yang Maha Esa menekankan <strong>kesederhanaan dalam beragama</strong>. Prinsip ini membantu mencegah <strong>fanatisme</strong> dan <strong>ekstremisme</strong> yang dapat merusak hubungan sosial dan menciptakan konflik antaragama. Dengan memahami bahwa semua agama diakui dan dihormati, sikap ekstrem yang memaksakan agama tertentu bisa dihindari.</li><li>Contoh: Pemerintah dan masyarakat mendorong <strong>moderasi beragama</strong> yang mengajarkan pentingnya menghormati keberagaman dan tidak memaksakan kehendak atau keyakinan agama tertentu kepada orang lain.</li></ul><p>4. <strong>Peran Negara dalam Mewujudkan Prinsip Ketuhanan yang Maha Esa</strong></p><ul><li><strong>Melindungi Kebebasan Beragama:</strong> Negara memiliki kewajiban untuk melindungi <strong>kebebasan beragama</strong> dan menjamin setiap warga negara dapat menjalankan keyakinannya tanpa tekanan atau diskriminasi. Pemerintah berperan sebagai fasilitator dalam menciptakan suasana harmonis di tengah keberagaman agama.</li><li><strong>Mempromosikan Pendidikan Toleransi Beragama:</strong> Negara juga berperan dalam mempromosikan <strong>pendidikan toleransi beragama</strong>, baik melalui sistem pendidikan formal maupun kegiatan-kegiatan lintas agama yang bertujuan memperkuat kerukunan dan persatuan di tengah keberagaman.</li><li><strong>Menerapkan Hukum yang Adil:</strong> Negara harus menerapkan hukum yang adil dan tidak memihak, terutama dalam kasus yang menyangkut isu agama. Setiap tindakan diskriminasi atau kekerasan berbasis agama harus ditangani dengan tegas sesuai dengan prinsip keadilan.</li></ul><p>Kesimpulan:</p><p><strong>Ketuhanan Yang Maha Esa</strong> dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia berfungsi sebagai landasan moral yang penting dalam menjaga kerukunan antarumat beragama, mendorong toleransi, dan mencegah diskriminasi. Prinsip ini tidak hanya mengakui keberadaan Tuhan, tetapi juga menegaskan kebebasan beragama serta tanggung jawab untuk menghormati keyakinan orang lain. Dalam interaksi sehari-hari, <strong>Ketuhanan Yang Maha Esa</strong> mendorong sikap saling menghormati, gotong royong, dialog, dan kerja sama antarwarga negara yang memiliki latar belakang agama yang berbeda, sehingga menciptakan masyarakat yang damai, adil, dan harmonis.</p>

Pentingnya Ketuhanan Yang Maha Esa dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat pluralistik, baik dari segi agama, budaya, maupun suku. Sila pertama Pancasila, yaitu "Ketuhanan Yang Maha Esa", menjadi landasan fundamental bagi kehidupan beragama dan bermasyarakat di Indonesia. Berikut adalah penjelasan lebih mendalam mengenai pentingnya sila ini serta bagaimana hal itu mempengaruhi interaksi antarwarga negara yang berbeda latar belakang agamanya.

1. Ketuhanan yang Maha Esa sebagai Dasar Kehidupan Bernegara

  • Pilar Moral Bangsa: Sila pertama Pancasila, "Ketuhanan Yang Maha Esa," memberikan pijakan moral yang kuat bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ini mengakui bahwa mayoritas penduduk Indonesia memiliki keyakinan agama yang kuat, dan negara mendasarkan kehidupan bermasyarakat pada nilai-nilai ketuhanan.
  • Tidak Memihak pada Agama Tertentu: Meski negara mengakui keberadaan Tuhan, Indonesia bukanlah negara teokratis yang memaksakan satu agama tertentu. Negara Indonesia bersifat inklusif dan menghormati semua agama yang ada di negara ini, dengan memberikan kebebasan kepada warga negaranya untuk beribadah sesuai keyakinan masing-masing, sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 29 UUD 1945.
  • Landasan Peraturan dan Kebijakan Negara: Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa juga berpengaruh pada perumusan kebijakan dan peraturan negara. Banyak hukum dan peraturan di Indonesia mencerminkan nilai-nilai agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat, seperti dalam hal pernikahan, pendidikan agama, serta hari libur nasional keagamaan.

2. Pentingnya Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Membangun Kehidupan Sosial

  • Penghormatan terhadap Agama dan Keyakinan Orang Lain: Ketuhanan Yang Maha Esa mengajarkan bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki kebebasan untuk memeluk agama dan beribadah sesuai kepercayaannya. Dengan menghormati kepercayaan orang lain, kita menjaga kerukunan dan perdamaian dalam masyarakat.
  • Dasar Toleransi dan Kerukunan Beragama: Dengan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, masyarakat Indonesia diajarkan untuk menghormati dan menghargai perbedaan dalam beragama. Prinsip ini mengedepankan toleransi sebagai kunci untuk menjaga keharmonisan dalam kehidupan sosial yang multikultural dan multiagama.
  • Menjaga Perdamaian dan Persatuan Nasional: Prinsip ini juga membantu dalam menjaga perdamaian dan persatuan nasional dengan menghindari tindakan intoleransi atau konflik berbasis agama. Jika nilai Ketuhanan Yang Maha Esa diterapkan secara konsisten, konflik yang terjadi karena perbedaan keyakinan dapat dihindari.

3. Pengaruh Ketuhanan Yang Maha Esa terhadap Interaksi Antar Warga dengan Latar Belakang Agama Berbeda

Dalam masyarakat yang terdiri dari beragam latar belakang agama seperti Indonesia, sila pertama Pancasila berperan penting dalam membentuk pola interaksi sosial yang menghargai perbedaan. Berikut adalah beberapa hal yang mempengaruhi interaksi antarwarga negara yang berbeda agama:

a. Mendorong Toleransi dan Penghargaan terhadap Perbedaan

  • Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menekankan bahwa setiap orang berhak memeluk agamanya masing-masing dan menjalankan ibadah sesuai kepercayaannya. Ini menciptakan dasar untuk toleransi beragama di mana orang dapat hidup berdampingan dengan damai meskipun memiliki keyakinan yang berbeda.
  • Contoh: Di Indonesia, berbagai acara keagamaan dirayakan bersama tanpa memandang latar belakang agama. Masyarakat saling membantu dan mendukung perayaan hari besar agama yang berbeda, seperti Idul Fitri, Natal, Nyepi, dan Waisak.

b. Menghindari Diskriminasi Berdasarkan Agama

  • Dalam konteks negara yang berdasar pada Ketuhanan Yang Maha Esa, tidak boleh ada diskriminasi terhadap seseorang hanya karena perbedaan agama. Setiap warga negara, apapun agamanya, memiliki hak yang sama di mata hukum dan dalam kehidupan sosial.
  • Contoh: Di tempat kerja atau di lingkungan pendidikan, tidak ada ruang bagi diskriminasi terhadap seseorang karena agamanya. Semua orang berhak diperlakukan secara adil, tanpa memandang keyakinan religius mereka.

c. Penyelesaian Konflik Berbasis Agama dengan Dialog

  • Ketuhanan Yang Maha Esa juga menekankan penyelesaian konflik berbasis agama melalui dialog dan musyawarah. Jika terjadi perbedaan pendapat atau ketegangan karena agama, pendekatan yang diambil adalah berdialog secara terbuka untuk mencari solusi yang damai, bukan menggunakan kekerasan atau pemaksaan.
  • Contoh: Dalam beberapa kasus konflik agama di Indonesia, pendekatan yang digunakan adalah forum lintas agama, di mana para pemimpin agama berkumpul untuk berdiskusi dan mencari solusi atas masalah yang dihadapi.

d. Sikap Gotong Royong di Tengah Keberagaman Agama

  • Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa juga mendukung gotong royong dan kerjasama antarumat beragama. Hal ini penting dalam menjaga hubungan yang harmonis antarwarga negara dengan latar belakang agama yang berbeda.
  • Contoh: Dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti atau bantuan bencana, masyarakat dari berbagai agama sering bekerja sama dan membantu satu sama lain tanpa memandang perbedaan keyakinan.

e. Menghindari Ekstremisme dan Fanatisme Agama

  • Ketuhanan Yang Maha Esa menekankan kesederhanaan dalam beragama. Prinsip ini membantu mencegah fanatisme dan ekstremisme yang dapat merusak hubungan sosial dan menciptakan konflik antaragama. Dengan memahami bahwa semua agama diakui dan dihormati, sikap ekstrem yang memaksakan agama tertentu bisa dihindari.
  • Contoh: Pemerintah dan masyarakat mendorong moderasi beragama yang mengajarkan pentingnya menghormati keberagaman dan tidak memaksakan kehendak atau keyakinan agama tertentu kepada orang lain.

4. Peran Negara dalam Mewujudkan Prinsip Ketuhanan yang Maha Esa

  • Melindungi Kebebasan Beragama: Negara memiliki kewajiban untuk melindungi kebebasan beragama dan menjamin setiap warga negara dapat menjalankan keyakinannya tanpa tekanan atau diskriminasi. Pemerintah berperan sebagai fasilitator dalam menciptakan suasana harmonis di tengah keberagaman agama.
  • Mempromosikan Pendidikan Toleransi Beragama: Negara juga berperan dalam mempromosikan pendidikan toleransi beragama, baik melalui sistem pendidikan formal maupun kegiatan-kegiatan lintas agama yang bertujuan memperkuat kerukunan dan persatuan di tengah keberagaman.
  • Menerapkan Hukum yang Adil: Negara harus menerapkan hukum yang adil dan tidak memihak, terutama dalam kasus yang menyangkut isu agama. Setiap tindakan diskriminasi atau kekerasan berbasis agama harus ditangani dengan tegas sesuai dengan prinsip keadilan.

Kesimpulan:

Ketuhanan Yang Maha Esa dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia berfungsi sebagai landasan moral yang penting dalam menjaga kerukunan antarumat beragama, mendorong toleransi, dan mencegah diskriminasi. Prinsip ini tidak hanya mengakui keberadaan Tuhan, tetapi juga menegaskan kebebasan beragama serta tanggung jawab untuk menghormati keyakinan orang lain. Dalam interaksi sehari-hari, Ketuhanan Yang Maha Esa mendorong sikap saling menghormati, gotong royong, dialog, dan kerja sama antarwarga negara yang memiliki latar belakang agama yang berbeda, sehingga menciptakan masyarakat yang damai, adil, dan harmonis.


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Kondisi kehidupan bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan belum stabil. Dibawah ini adalah penyabab ketidakstabilan kehidupan politik pada masa awal kemerdekaan, kecuali... A. Pertentangan antar partai B. Gangguan dari Belanda yang ingin berkuasa kembali C. Munculnya kesulitan ekonomi dan keuangan D. Terjadinya bentrokan antar etnis E. Munculnya gangguan keamanan dalam negeri 2. Pada tanggal 3 November 1945 diterbitkan maklumat pemerintah mengenai pendirian partai partai politik. Sebelum adanya maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945, Indonesia merencanakan satu partai tunggal yaitu... A. Masyumi D. PNI B. PKI E. NU C. PSI 3. Terbentuknya Kabinet Sjahrir tanggal 14 November 1945 merupakan suatu bentuk penyelewengan pertama pemerintah RI terhadap UUD 1945. Sejak tanggal 14 November 1945 Indonesia menganut sistem pemerintahan... A. Presidensial B. Liberalisme C. Parlementer D. Terpimpin E. Aristokrasi 4. Berdirinya partai partai politik telah mendorong Sutan Sjahrir yang berasal dari partai Sosialis untuk menghidupkan bentuk pemerintahan dengan cabinet parlementer. Hal ini dilakukan dengan alasan... A. agar perjuangan bangsa Indonesia mendapat dukungan dari negara negara barat B. mengikuti arus perpolitikan Indonesia yang mulai berkembang C. sesuai dengan perkembangan ideology di Indonesia D. sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 E. permintaan dari Presiden Soekarno. 5. Pada masa awal kemerdekaan, system pemerintahan berubah dari presidensial menjadi parlementer. Salah satu alasan dan pertimbangan perubahan system pemerintahan dari presidensial ke parlementer pada awal kemerdekaan adalah... A. Demokrasi bisa segera ditegakkan secara benar B. Parlementer sangat cocok untuk bangsa Indonesia C. Presidensial tidak sesuai dengan Indonesia yang multi etnis. D. Presidensial terlalu sulit untuk diterapkan dalam pemerintahan E. Mempermudah perundingan dengan Belanda 6. Sampai dengan awal tahun 1946, keadaan ibu kota Jakarta semakin kacau. Pemerintah terus didesak dan diteror oleh pemerintah asing.Pada saat ibukota dipindahkan ke Yogyakarta, Perdana Menteri Sjahrir masih berkedudukan di Jakarta untuk... A. menghadapi terror Belanda B. menjalankan roda pemerintahan dari pusat C. menghimpun kekuatan menghadapi Belanda D. menciptakan pemerintahan tandingan E. mengadakan hubungan dengan luar negeri 7. Kondisi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan tidak stabil. Keadaan ekonomi pada awal kemerdekaan mengalami kekacauan, salah satu factor penyebab antara lain... A. Adanya Blokade ekonomi oleh Belanda B. Rakyat Indonesia hanya mengandalkan pendapatan dalam pertanian . C. Banyaknya investor asing yang mengintervensi perekonomian Indonesia D. Rendahnya sumber daya manusia Indonesia dalam perekonomian E. Sering terjadi konflik horizontal dalam negeri Indonesia 8. Kondisi kehidupan ekonomi pada masa awal kemerdekaan tidak stabil karena terjadi inflasi. Terjadinya inflasi pada masa awal kemerdekaan disebabkan oleh... A. Indonesia belum memiliki mata uang yang sah B. Tentara Jepang masih menguasai sebagian besar sector ekonomi C. Terjadinya pertempuran pertempuran diberbagai daerah. D. Peredaran mata uang Jepang yang belum terkendali E. Munculnya perusahaan perusahaan asing milik Belanda 9. Indonesia harus dapat mengatasi permasalahan ekonomi yang dihadapi pada masa awal kemerdekaan. Salah satu upaya bangsa Indonesia dalam melakukan perbaikan ekonomi pada awal kemerdekaan dilakukan dengan cara ... A. Menaikkan pajak dan bea Cukai B. Meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan untuk diekspor C. Mengeluarkan mata uang sendiri (ORI) D. Mengisi kas pemerintah yang kosong E. Mengedarkan uang secara besar besaran. 10. Salah satu penyebab kacaunya kondisi perekonomian Indonesia pada masa awal kemerdekaan karena kas negara kosong. Upaya pemerintah Republik Indonesia mengisi kas negara yang kosong pada awal Kemerdekaan adalah ... A. Menasionalisasi De Javasche Bank B. Membuat kebijakan Gunting Syafruddin C. Mendevaluasi mata uang rupiah D. Sistim ekonomi Gerakan Benteng E. Menyelenggarakan pinjaman Nasional

162

0.0

Jawaban terverifikasi

1. Pembukaan UUD 1945 menegaskan bahwa penjajahan diatas dunia harus di hapuskan karena... 2. Makna UUD NRI... 3. Amandemen memiliki pengertian... 4. Amandemen terhadap UUD 1945 tidaklah dilakukan tanpa kesepakatan dasar mengenai batasan-batasan perundang-undangan. Yang termasuk batasan tersebut adalah... 5. Kewajiban pelajar terhadap UUD 1945 adalah... 6. Usaha yang paling tepat untuk dilakukan oleh setuap warga negara dalam menyebarkan perulaku positif terhadap UUD 1945 adalah... 7. Perwujudan sikap setia terhadap UUD 1945 yang disahkan oleh para pendiri negara adalah 8. Sebutkan sistematika UUD 1945 saat ini! 9. Sebutkan dan jelaskan 2 sifat UUD 1945 10. Sebutkan dan tuliskan isi pasal dalam UUD 1945 yang mengatur tentang A. Pendidikan B. Agama C. Kemerdekaan dalam mengemukakan pendapat 11. Dalam perjuangan bahasa indonesia pendiri bangsa memasukan tujuan bangsa indonesia. Dasarnegara dan cita-cita bangsa indonesia, dasar negara dan cita-cita bangsa indonesia yang termuat dalam... 12. Pancasila merupakan dasar negara indonesia, hal itu termuat dalam UUD negara indonesia tahun 1945 alinea ke... 13. Pembukaan UUD dasar NRI tahun 1945 dan proklamasi kemerdekaan merupakab satu kesatuan yang dibuat karena... 14. Tujuan bangsa indonesia adalah... 15. Aturan-aturan dasar yang dipakai sebagai landasan dasar dan sumber berlakunya seluruh hukum atau perundang-undangan dan penyelenggaraan pemerintah negara pada suatu wilayah disebut... 16. UUD NRI 1945 merupakan bentuk peraturan tertinggi dan yang menjadi dasar dan sumber bagi perturang yang lebih rendah merupakan kedudukan UUD sebagai... 17. UUD NRI bersifat singkat artinya... 18. Melalui sidang MPR, telah melakukan amandemen terhadap UUD NRI 1945 sebanyak... 19. Amandemen kedua dilakukan dan ditetapkan dalam sidang tahunan MPR pada tahun... 20. Dampak jika tidak ada UUD NRI ? Mohon tolong bantu dijawab ya

53

0.0

Jawaban terverifikasi