Bulan A

01 Agustus 2024 13:52

Iklan

Bulan A

01 Agustus 2024 13:52

Pertanyaan

Jelaskan pengertian dan berikan contoh dari strategi penataan ruang dan wilayah di Indonesia di bawah ini! 1. Strategi Kutub pertumbuhan (growth poles) 2. Strategi desentralisasi teritorial 3. Strategi Agropolitan 4. Strategi integrasi spasial 5. Strategi pengembangan kota kecil menengah 6. Strategi rural urban lingkages 7. Strategi regional networking

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

00

:

08

:

03

:

40

Klaim

18

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Azqya S

Community

01 Agustus 2024 15:19

Jawaban terverifikasi

<p>1. Strategi Kutub Pertumbuhan (Growth Poles)<br>Strategi kutub pertumbuhan berfokus pada pengembangan wilayah tertentu yang diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan menarik investasi serta aktivitas ekonomi lainnya. Wilayah ini dipilih berdasarkan potensi dan kemampuannya untuk berkembang lebih cepat dibanding wilayah lainnya.</p><p>Contoh:<br>Pengembangan kawasan industri di Cikarang, Jawa Barat, yang diharapkan menjadi pusat industri dan menarik investasi serta menciptakan lapangan kerja di sekitarnya.</p><p>2. Strategi Desentralisasi Teritorial<br>Strategi ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah dengan memberikan otonomi lebih besar kepada pemerintah daerah. Dengan desentralisasi, daerah diharapkan dapat mengelola sumber daya mereka sendiri dan mengembangkan potensi lokal.</p><p>Contoh:<br>Penerapan otonomi daerah di Indonesia yang memberikan kewenangan kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk mengelola urusan pemerintahan sendiri.</p><p>3. Strategi Agropolitan<br>Strategi ini berfokus pada pengembangan wilayah pedesaan dengan mengintegrasikan sektor pertanian dengan sektor lain seperti industri dan jasa. Tujuannya adalah untuk menciptakan ekonomi yang lebih beragam dan tidak hanya bergantung pada pertanian.</p><p>Contoh:<br>Pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, yang mengintegrasikan pertanian, pariwisata, dan industri pengolahan hasil pertanian.</p><p>4. Strategi Integrasi Spasial<br>Strategi ini bertujuan untuk mengintegrasikan berbagai wilayah dalam satu kesatuan ekonomi dan sosial melalui pembangunan infrastruktur yang menghubungkan wilayah-wilayah tersebut.</p><p>Contoh:<br>Pembangunan jaringan jalan tol Trans Jawa yang menghubungkan berbagai kota di Pulau Jawa untuk mempermudah mobilitas dan distribusi barang serta jasa.</p><p>5. Strategi Pengembangan Kota Kecil Menengah<br>Strategi ini berfokus pada pengembangan kota-kota kecil dan menengah sebagai pusat pertumbuhan baru untuk mengurangi tekanan pada kota-kota besar dan mendistribusikan pertumbuhan ekonomi lebih merata.</p><p>Contoh:<br>Pengembangan kota Malang dan Solo sebagai pusat pendidikan dan industri kreatif, untuk mengurangi tekanan penduduk di kota-kota besar seperti Surabaya dan Jakarta.</p><p>6. Strategi Rural Urban Linkages<br>Strategi ini berfokus pada peningkatan hubungan ekonomi, sosial, dan infrastruktur antara wilayah pedesaan dan perkotaan untuk menciptakan keseimbangan pembangunan dan mengurangi disparitas.</p><p>Contoh:<br>Program pembangunan jalan dan jembatan yang menghubungkan desa-desa di sekitar kota Bogor dengan pusat kota untuk mempermudah akses pasar bagi hasil pertanian desa.</p><p>7. Strategi Regional Networking<br>Strategi ini melibatkan kerjasama antar daerah dalam satu kawasan untuk menciptakan jaringan ekonomi yang saling mendukung dan memperkuat daya saing regional.</p><p>Contoh<br>Kerjasama antar provinsi di wilayah Sumatera dalam pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangkei yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan menarik investasi di Sumatera.</p>

1. Strategi Kutub Pertumbuhan (Growth Poles)
Strategi kutub pertumbuhan berfokus pada pengembangan wilayah tertentu yang diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan menarik investasi serta aktivitas ekonomi lainnya. Wilayah ini dipilih berdasarkan potensi dan kemampuannya untuk berkembang lebih cepat dibanding wilayah lainnya.

Contoh:
Pengembangan kawasan industri di Cikarang, Jawa Barat, yang diharapkan menjadi pusat industri dan menarik investasi serta menciptakan lapangan kerja di sekitarnya.

2. Strategi Desentralisasi Teritorial
Strategi ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah dengan memberikan otonomi lebih besar kepada pemerintah daerah. Dengan desentralisasi, daerah diharapkan dapat mengelola sumber daya mereka sendiri dan mengembangkan potensi lokal.

Contoh:
Penerapan otonomi daerah di Indonesia yang memberikan kewenangan kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk mengelola urusan pemerintahan sendiri.

3. Strategi Agropolitan
Strategi ini berfokus pada pengembangan wilayah pedesaan dengan mengintegrasikan sektor pertanian dengan sektor lain seperti industri dan jasa. Tujuannya adalah untuk menciptakan ekonomi yang lebih beragam dan tidak hanya bergantung pada pertanian.

Contoh:
Pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, yang mengintegrasikan pertanian, pariwisata, dan industri pengolahan hasil pertanian.

4. Strategi Integrasi Spasial
Strategi ini bertujuan untuk mengintegrasikan berbagai wilayah dalam satu kesatuan ekonomi dan sosial melalui pembangunan infrastruktur yang menghubungkan wilayah-wilayah tersebut.

Contoh:
Pembangunan jaringan jalan tol Trans Jawa yang menghubungkan berbagai kota di Pulau Jawa untuk mempermudah mobilitas dan distribusi barang serta jasa.

5. Strategi Pengembangan Kota Kecil Menengah
Strategi ini berfokus pada pengembangan kota-kota kecil dan menengah sebagai pusat pertumbuhan baru untuk mengurangi tekanan pada kota-kota besar dan mendistribusikan pertumbuhan ekonomi lebih merata.

Contoh:
Pengembangan kota Malang dan Solo sebagai pusat pendidikan dan industri kreatif, untuk mengurangi tekanan penduduk di kota-kota besar seperti Surabaya dan Jakarta.

6. Strategi Rural Urban Linkages
Strategi ini berfokus pada peningkatan hubungan ekonomi, sosial, dan infrastruktur antara wilayah pedesaan dan perkotaan untuk menciptakan keseimbangan pembangunan dan mengurangi disparitas.

Contoh:
Program pembangunan jalan dan jembatan yang menghubungkan desa-desa di sekitar kota Bogor dengan pusat kota untuk mempermudah akses pasar bagi hasil pertanian desa.

7. Strategi Regional Networking
Strategi ini melibatkan kerjasama antar daerah dalam satu kawasan untuk menciptakan jaringan ekonomi yang saling mendukung dan memperkuat daya saing regional.

Contoh
Kerjasama antar provinsi di wilayah Sumatera dalam pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangkei yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan menarik investasi di Sumatera.


Iklan

Nanda R

Community

01 Agustus 2024 20:55

Jawaban terverifikasi

<p>&nbsp;</p><p>1. Strategi Kutub Pertumbuhan (Growth Poles)</p><p><strong>Pengertian:</strong> Strategi kutub pertumbuhan bertujuan untuk mendorong perkembangan ekonomi di beberapa daerah tertentu dengan mengidentifikasi dan mengembangkan "kutub pertumbuhan" atau pusat-pusat ekonomi yang potensial. Ide dasarnya adalah bahwa pertumbuhan di pusat-pusat ini akan menyebar ke daerah sekitarnya.</p><p><strong>Contoh di Indonesia:</strong> Pemerintah Indonesia telah mengembangkan kawasan industri di beberapa wilayah, seperti Kawasan Industri Jababeka di Cikarang, Jawa Barat. Kawasan ini berfungsi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja, sehingga memacu perkembangan ekonomi di wilayah sekitarnya.</p><p>2. Strategi Desentralisasi Teritorial</p><p><strong>Pengertian:</strong> Strategi ini melibatkan pembagian kekuasaan dan tanggung jawab dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat di daerah.</p><p><strong>Contoh di Indonesia:</strong> Desentralisasi yang dimulai pada tahun 2001 di Indonesia memungkinkan pemerintah daerah, seperti di Provinsi Aceh dan Papua, memiliki otonomi lebih besar dalam mengelola sumber daya alam mereka, menyusun anggaran, dan menjalankan program pembangunan sesuai dengan kebutuhan lokal.</p><p>3. Strategi Agropolitan</p><p><strong>Pengertian:</strong> Strategi agropolitan fokus pada pengembangan kawasan pedesaan berbasis pertanian dengan memadukan sektor pertanian dan non-pertanian untuk menciptakan kawasan yang mandiri dan berkelanjutan secara ekonomi.</p><p><strong>Contoh di Indonesia:</strong> Proyek Agropolitan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, yang mengembangkan desa-desa agraris menjadi pusat ekonomi dengan infrastruktur memadai, pelatihan teknologi pertanian, dan pengembangan pasar lokal serta akses ke pasar yang lebih luas.</p><p>4. Strategi Integrasi Spasial</p><p><strong>Pengertian:</strong> Strategi ini bertujuan untuk mengintegrasikan berbagai kawasan atau wilayah melalui pengembangan infrastruktur, transportasi, dan komunikasi yang menghubungkan daerah-daerah tersebut.</p><p><strong>Contoh di Indonesia:</strong> Proyek tol Trans-Jawa yang menghubungkan kota-kota besar di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya. Jalan tol ini mempermudah arus barang dan orang, meningkatkan konektivitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sepanjang jalur tersebut.</p><p>5. Strategi Pengembangan Kota Kecil Menengah</p><p><strong>Pengertian:</strong> Strategi ini berfokus pada pengembangan kota-kota kecil dan menengah untuk mengurangi ketergantungan pada kota-kota besar dan menyebarkan pertumbuhan ekonomi lebih merata.</p><p><strong>Contoh di Indonesia:</strong> Program pengembangan kota kecil seperti Kota Parepare di Sulawesi Selatan, yang diinisiasi melalui peningkatan infrastruktur, pengembangan sektor pariwisata, dan pemberdayaan ekonomi lokal untuk menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja.</p><p>6. Strategi Rural-Urban Linkages</p><p><strong>Pengertian:</strong> Strategi ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antara daerah pedesaan dan perkotaan agar terjadi aliran barang, jasa, dan informasi yang lancar, yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan kedua kawasan.</p><p><strong>Contoh di Indonesia:</strong> Proyek pembangunan jalan penghubung antara kawasan pedesaan di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta dengan pusat kota Yogyakarta, yang mempermudah akses petani ke pasar kota dan memungkinkan penduduk desa mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang lebih baik di kota.</p><p>7. Strategi Regional Networking</p><p><strong>Pengertian:</strong> Strategi ini melibatkan pembentukan jaringan kerjasama antara beberapa daerah atau wilayah untuk saling mendukung dalam pembangunan ekonomi, sosial, dan infrastruktur.</p><p><strong>Contoh di Indonesia:</strong> Kerjasama antara pemerintah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dalam pengembangan kawasan industri dan pariwisata melalui konsep koridor ekonomi, seperti Koridor Ekonomi Pantura, yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing regional dan menarik investasi asing.</p><p>&nbsp;</p>

 

1. Strategi Kutub Pertumbuhan (Growth Poles)

Pengertian: Strategi kutub pertumbuhan bertujuan untuk mendorong perkembangan ekonomi di beberapa daerah tertentu dengan mengidentifikasi dan mengembangkan "kutub pertumbuhan" atau pusat-pusat ekonomi yang potensial. Ide dasarnya adalah bahwa pertumbuhan di pusat-pusat ini akan menyebar ke daerah sekitarnya.

Contoh di Indonesia: Pemerintah Indonesia telah mengembangkan kawasan industri di beberapa wilayah, seperti Kawasan Industri Jababeka di Cikarang, Jawa Barat. Kawasan ini berfungsi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja, sehingga memacu perkembangan ekonomi di wilayah sekitarnya.

2. Strategi Desentralisasi Teritorial

Pengertian: Strategi ini melibatkan pembagian kekuasaan dan tanggung jawab dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat di daerah.

Contoh di Indonesia: Desentralisasi yang dimulai pada tahun 2001 di Indonesia memungkinkan pemerintah daerah, seperti di Provinsi Aceh dan Papua, memiliki otonomi lebih besar dalam mengelola sumber daya alam mereka, menyusun anggaran, dan menjalankan program pembangunan sesuai dengan kebutuhan lokal.

3. Strategi Agropolitan

Pengertian: Strategi agropolitan fokus pada pengembangan kawasan pedesaan berbasis pertanian dengan memadukan sektor pertanian dan non-pertanian untuk menciptakan kawasan yang mandiri dan berkelanjutan secara ekonomi.

Contoh di Indonesia: Proyek Agropolitan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, yang mengembangkan desa-desa agraris menjadi pusat ekonomi dengan infrastruktur memadai, pelatihan teknologi pertanian, dan pengembangan pasar lokal serta akses ke pasar yang lebih luas.

4. Strategi Integrasi Spasial

Pengertian: Strategi ini bertujuan untuk mengintegrasikan berbagai kawasan atau wilayah melalui pengembangan infrastruktur, transportasi, dan komunikasi yang menghubungkan daerah-daerah tersebut.

Contoh di Indonesia: Proyek tol Trans-Jawa yang menghubungkan kota-kota besar di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya. Jalan tol ini mempermudah arus barang dan orang, meningkatkan konektivitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sepanjang jalur tersebut.

5. Strategi Pengembangan Kota Kecil Menengah

Pengertian: Strategi ini berfokus pada pengembangan kota-kota kecil dan menengah untuk mengurangi ketergantungan pada kota-kota besar dan menyebarkan pertumbuhan ekonomi lebih merata.

Contoh di Indonesia: Program pengembangan kota kecil seperti Kota Parepare di Sulawesi Selatan, yang diinisiasi melalui peningkatan infrastruktur, pengembangan sektor pariwisata, dan pemberdayaan ekonomi lokal untuk menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja.

6. Strategi Rural-Urban Linkages

Pengertian: Strategi ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antara daerah pedesaan dan perkotaan agar terjadi aliran barang, jasa, dan informasi yang lancar, yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan kedua kawasan.

Contoh di Indonesia: Proyek pembangunan jalan penghubung antara kawasan pedesaan di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta dengan pusat kota Yogyakarta, yang mempermudah akses petani ke pasar kota dan memungkinkan penduduk desa mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang lebih baik di kota.

7. Strategi Regional Networking

Pengertian: Strategi ini melibatkan pembentukan jaringan kerjasama antara beberapa daerah atau wilayah untuk saling mendukung dalam pembangunan ekonomi, sosial, dan infrastruktur.

Contoh di Indonesia: Kerjasama antara pemerintah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dalam pengembangan kawasan industri dan pariwisata melalui konsep koridor ekonomi, seperti Koridor Ekonomi Pantura, yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing regional dan menarik investasi asing.

 


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Beriku upaya upaya pemerintah dalam mengatasi masalah urbanisasi,kecuali....A.mempelajari,meneliti,dan melaksanakan pengembangan wilayah di kota kota besarB.mengembangkan industri kecil atau industri rumah tangga di berbagai daerah pedesaanC.adanya pelarangan terhadap orang orang desa yang mau bepergian ke kotaD.melancarkan program keluarga berencanaE.menghidupkan daerah pedesaan dengan berbagai kegiatan pembangunan

105

4.0

Jawaban terverifikasi

PINGGIRAN MENAHAN MIGRASI KE JAKARTA Setelah libur perayaan lebaran usai, dipastikan Jakarta akan dibanjiri pendatang dari luar. Namun dalam kurun waktu enam tahun terakhir, beban Jakarta untuk menampung arus urbanisasi cenderung berkurang. Arus migrasi masuk cenderung turun meski sempat terjadi lonjakan pendatang sebulan setelah idul fitri. Dari data survei Penduduk Antarsensus (Supas) 1995 diketahui sebanyak 33 persen penduduk masuk ke wilayah Jakarta Timur dan 24 persen ke wilayah Jakarta Barat. Sisanya, para migran masuk ke wilayah pusat, utara, dan selatan dengan persentase masing-masing di awah 20 persen. Selama 1971-2000, Bdan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tren migrasi yang masuk ke Jakarta cenderung meningkat. Angka migrasi keluar pun meningkat. Kecenderungan penurunan pendatang baru terjadi pada tahun 2005. Tahun 1971, hasil sensus penduduk menunjukkan sekitar 1,8 juta penduduk masuk ke Jakarta. Pada saat yang bersamaan, hanya 132.000 penduduk yang bermigrasi keluar. Tahun 2000, pendatang meningkat dua kali lipat (sekitar 3,5 juta), sebaliknya 1,83 juta penduduk keluar dari Jakarta. Baru pada tahun 2005, hasil Supas menunjukkan bahwa angka migrasi masuk turun menjadi 3,3 juta jiwa dan migrasi keluar meningkat menjadi 2,05 juta jiwa. Penurunan pendatang selanjutnya juga tercatat oleh Disdukcapil DKI Jakarta. Selama 2008-2010, terjadi penurunan 30 persen penduduk yang datang ke Jakarta. Tahun 2008 masih terdapat sekitar 39.000 pendatang. Dua tahun berikutnya menjadi 30.000 pendatang. Penurunan arus migrasi masuk bukan berarti GULA Jakarta sudah berkurang manisnya. Pengaruh urbanisasi yang cukup deras sejak tahun 1971 sampai 2000 pada akhirnya juga ikut memengaruhi perkembangan daerah sekitarnya, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Kepadatan ruang di Jakarta mengakibatkan sebagian kaum urban tinggal di wilayah pinggiran Jakarta untuk mencari tempat tiggal yang lebih layak dan luas. Selain itu, industri yang menjamur di daerah pinggiran Jakarta juga banyak menarik tenaga kerja secara khusus dan penduduk secara umum untuk bermigrasi di wilayah tersebut. Akibatnya, laju pertumbahan penduduk di wilayah penyangga Jakarta cenderung tinggi. Periode 1971-1980, laju pertumbuhan penduduk Jakarta sekitar 5,4 persen per tahun. Namun, periode 2000-2010, laju itu menurun tajam menjadi 1,42 persen. Berbeda dengan Jakarta, pertumbuhan penduduk di wilayah pinggiran Jakarta cenderung tinggi. Selama 2005-2010, angka pertumbuhan penduduk di wilayah administrasi di Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi berkisar antara 2 persen dan 5,5 persen. Disarikan dari internasional.kompas.com edisi 12 September 2011, diakses 6 Januari 2014, 05.30 WIB PERTANYAAN 1. Apa fenomena kependudukan yang kamu amati dari artikel di atas? 2. Dimana fenomena kependudukan dalam artikel tersebut terjadi? 3. Mengapa fenomena kependudukan dalam artikel tersebut terjadi? 4. Kapan fenomena kependudukan dalam artikel tersebut terjadi? 5. Siapa yang terlibat dalam fenomena kependudukan dalam artikel tersebut terjadi? 6. Bagaimana penyelesaian permasalahan fenomena kependudukan dalam artikel tersebut terjadi?

4

0.0

Jawaban terverifikasi

PINGGIRAN MENAHAN MIGRASI KE JAKARTA Setelah libur perayaan lebaran usai, dipastikan Jakarta akan dibanjiri pendatang dari luar. Namun dalam kurun waktu enam tahun terakhir, beban Jakarta untuk menampung arus urbanisasi cenderung berkurang. Arus migrasi masuk cenderung turun meski sempat terjadi lonjakan pendatang sebulan setelah idul fitri. Dari data survei Penduduk Antarsensus (Supas) 1995 diketahui sebanyak 33 persen penduduk masuk ke wilayah Jakarta Timur dan 24 persen ke wilayah Jakarta Barat. Sisanya, para migran masuk ke wilayah pusat, utara, dan selatan dengan persentase masing-masing di awah 20 persen. Selama 1971-2000, Bdan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tren migrasi yang masuk ke Jakarta cenderung meningkat. Angka migrasi keluar pun meningkat. Kecenderungan penurunan pendatang baru terjadi pada tahun 2005. Tahun 1971, hasil sensus penduduk menunjukkan sekitar 1,8 juta penduduk masuk ke Jakarta. Pada saat yang bersamaan, hanya 132.000 penduduk yang bermigrasi keluar. Tahun 2000, pendatang meningkat dua kali lipat (sekitar 3,5 juta), sebaliknya 1,83 juta penduduk keluar dari Jakarta. Baru pada tahun 2005, hasil Supas menunjukkan bahwa angka migrasi masuk turun menjadi 3,3 juta jiwa dan migrasi keluar meningkat menjadi 2,05 juta jiwa. Penurunan pendatang selanjutnya juga tercatat oleh Disdukcapil DKI Jakarta. Selama 2008-2010, terjadi penurunan 30 persen penduduk yang datang ke Jakarta. Tahun 2008 masih terdapat sekitar 39.000 pendatang. Dua tahun berikutnya menjadi 30.000 pendatang. Penurunan arus migrasi masuk bukan berarti GULA Jakarta sudah berkurang manisnya. Pengaruh urbanisasi yang cukup deras sejak tahun 1971 sampai 2000 pada akhirnya juga ikut memengaruhi perkembangan daerah sekitarnya, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Kepadatan ruang di Jakarta mengakibatkan sebagian kaum urban tinggal di wilayah pinggiran Jakarta untuk mencari tempat tiggal yang lebih layak dan luas. Selain itu, industri yang menjamur di daerah pinggiran Jakarta juga banyak menarik tenaga kerja secara khusus dan penduduk secara umum untuk bermigrasi di wilayah tersebut. Akibatnya, laju pertumbahan penduduk di wilayah penyangga Jakarta cenderung tinggi. Periode 1971-1980, laju pertumbuhan penduduk Jakarta sekitar 5,4 persen per tahun. Namun, periode 2000-2010, laju itu menurun tajam menjadi 1,42 persen. Berbeda dengan Jakarta, pertumbuhan penduduk di wilayah pinggiran Jakarta cenderung tinggi. Selama 2005-2010, angka pertumbuhan penduduk di wilayah administrasi di Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi berkisar antara 2 persen dan 5,5 persen. Disarikan dari internasional.kompas.com edisi 12 September 2011, diakses 6 Januari 2014, 05.30 WIB PERTANYAAN 1. Apa fenomena kependudukan yang kamu amati dari artikel di atas? 2. Dimana fenomena kependudukan dalam artikel tersebut terjadi? 3. Mengapa fenomena kependudukan dalam artikel tersebut terjadi? 4. Kapan fenomena kependudukan dalam artikel tersebut terjadi? 5. Siapa yang terlibat dalam fenomena kependudukan dalam artikel tersebut terjadi? 6. Bagaimana penyelesaian permasalahan fenomena kependudukan dalam artikel tersebut terjadi?

3

0.0

Jawaban terverifikasi

5. Bacalah wacana berikut! Kota B berada di wilayah hulu dan dialiri sungai A. Sungal A merupakan salah satu tempat wisata di kota B. Akan tetapi, kebersihan dan kelestariannya tidak terjaga. Sebagian besar penduduk kota B membuang sampah di sungai A. Kondisi ini menyebabkan tingkat kerawanan banjir di kota C yang berada di daerah hilir meningkat. Konsep geografi yang tepat untuk mengkaji permasalahan tersebut adalah..... a. morfologi b. aglomerasi c. keterjangkauan d. keterkaitan ruang e. diferensiasi area 6. Pendekatan keruangan dapat dilakukan dengan analisis topik. Contoh fenomena paling tepat dikaji menggunakan analisis tersebut adalah.... a. wabah penyakit demam berdarah di suatu wilayah b. pemanfaatan dataran rendah untuk lahan pertanian c. efek penggunaan pestisida terhadap tingkat loesuburan tanah d kerusakan lapisan ozon oleh akumulasi gas CO2, di atmosfer e pembangunan permukiman di wilayah perbukitan dan dataran rendah 7. Pendekatan kelingkungan dapat digunakan untuk mengkaji suatu fenomena geosfer. Pendekatan ini mengkaji fenomena geosfer dengan cara.... a memandang permasalahan melalui ruang kejadiannya b menjelaskan fenomena secara spesifik dan menyeluruh C mengombinasikan pendekatan keruangan dan kelingkungan d menganalisis keterkaitan antara fenomena satu dan fenomena lain. e. melihat kondisi lingkungan yang dipengaruhi aktivitas makhluk hidup 9. Bacalah wacana berikut! Kawasan dataran tinggi Puncak Bogor udaranya sejuk. Bagi penduduk sekitar, wilayah tersebut dimanfaatkan untuk budi daya tanaman buah dan sayuran. Sebagian besar penduduk sekitar bermata pencarian sebagai petani sayur. Oleh loarena itu, banyak kebun sayuran di wilayah tersebut. Fenomena tersebut berkaitan erat dengan konsep.... a pota b. morfologi c. aglomerasi d. interdependensi e. keterjangkauan (10.) Bacalah wacana berikut! Pemekaran wilayah merupakan salah satu strategi pengembangan wilayah yang dikembangkan di Indonesia. Pemekaran wilayah dilakukan dengan membentuk wilayah administrasi baru dalam suatu wilayah. Pemekaran wilayah bertujuan meratakan pembangunan wilayah-wilayah di Indonesia dengan mempertimbangkan aksesibilitas setiap wilayah. Konsep geografi yang utama diperhatikan dalam pemekaran wilayah adalah konsep.... a. pola b. lokasi c. morfologi d. keterjangkauan e. diferensiasi area 11. Pengetahuan manusia yang makin tinggi men dorong perkembangan teknologi. Selanjutnya, perkembangan teknologi mendorong per kembangan pola hidup manusia. Aspek geografi yang berkembang sesuai perkembangan teknologi pada pernyataan tersebut adalah aspek.... a. ekonomi, budaya, dan nonbiotik b. ekonomi, sosial, dan budaya c. sosial, budaya, dan biotik d. topologi, biotik, dan sosial e budaya, politik, dan biotik

62

5.0

Jawaban terverifikasi