Alya L

13 Juli 2024 07:29

Iklan

Alya L

13 Juli 2024 07:29

Pertanyaan

jelaskan mekanisme alergi dan hipersentivitas

jelaskan mekanisme alergi dan hipersentivitas

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

08

:

16

:

12

Klaim

1

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Dea K

Community

13 Juli 2024 07:59

Jawaban terverifikasi

<h1>Mekanisme Alergi</h1><p><strong>Produksi IgE</strong>: Ketika tubuh pertama kali bertemu dengan alergen (misalnya serbuk sari atau bulu binatang), sistem kekebalan tubuh membuat jenis antibodi khusus yang disebut IgE.</p><p><strong>Pengikatan dengan Sel Mast</strong>: IgE ini menempel pada sel-sel mast, yang merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh. Sel mast adalah jenis sel kekebalan tubuh yang berperan dalam respons alergi. Mereka memiliki reseptor IgE di permukaannya yang menangkap IgE setelah tubuh terpapar dengan alergen tertentu.</p><p><strong>Paparan Kedua</strong>: Ketika tubuh terkena alergen yang sama lagi, alergen ini mengikat IgE yang melekat pada sel-sel mast.</p><p><strong>Reaksi Sel Mast</strong>: Sel mast melepaskan zat kimia seperti histamin ke dalam tubuh.</p><p><strong>Gejala Alergi</strong>: Zat kimia, terutama histamin, menyebabkan gejala seperti gatal-gatal, mata berair, atau hidung tersumbat.</p><p>&nbsp;</p><h1>Hipersensitivitas</h1><p>Hipersensitivitas mengacu pada respons berlebihan dari sistem kekebalan tubuh terhadap suatu stimulus (biasanya disebut antigen atau alergen). Berikut adalah penjelasan singkat untuk setiap jenis hipersensitivitas:</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Tipe I (Reaksi Alergi)</strong>: terjadi cepat setelah tubuh terpapar dengan alergen tertentu. Sistem kekebalan tubuh memproduksi IgE, yang kemudian melepaskan zat kimia seperti histamin dari sel-sel mast dan menyebabkan gejala alergi seperti gatal-gatal, hidung tersumbat, atau bahkan reaksi serius seperti anafilaksis.</p><p><strong>Tipe II (Reaksi Sitotoksik)</strong>: Antibodi (biasanya IgG atau IgM) menyerang sel-sel tubuh yang sehat secara keliru, seperti yang terjadi dalam reaksi transfusi darah yang tidak cocok atau penyakit autoimun.</p><p><strong>Tipe III (Reaksi Kompleks Imun)</strong>: Terjadi ketika kompleks antibodi dan antigen menumpuk di jaringan tubuh, menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan, seperti dalam lupus atau vasculitis.</p><p><strong>Tipe IV (Reaksi Lambat Seluler)</strong>: reaksi lambat yang melibatkan sel-sel T untuk merespons langsung terhadap antigen, bukan melalui antibodi. Respons tipe IV membutuhkan waktu lebih lama karena melibatkan aktivasi sel-sel T dalam sistem kekebalan tubuh, bukan langsung melalui antibodi seperti tipe I-III. Karena proses ini melibatkan langkah-langkah yang lebih kompleks dan interaksi antara berbagai jenis sel kekebalan tubuh, respons tipe IV membutuhkan waktu untuk berkembang, biasanya memakan waktu 1-3 hari setelah paparan dengan antigen. Contohnya adalah dermatitis kontak alergi, seperti reaksi terhadap logam atau zat kimia.</p>

Mekanisme Alergi

Produksi IgE: Ketika tubuh pertama kali bertemu dengan alergen (misalnya serbuk sari atau bulu binatang), sistem kekebalan tubuh membuat jenis antibodi khusus yang disebut IgE.

Pengikatan dengan Sel Mast: IgE ini menempel pada sel-sel mast, yang merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh. Sel mast adalah jenis sel kekebalan tubuh yang berperan dalam respons alergi. Mereka memiliki reseptor IgE di permukaannya yang menangkap IgE setelah tubuh terpapar dengan alergen tertentu.

Paparan Kedua: Ketika tubuh terkena alergen yang sama lagi, alergen ini mengikat IgE yang melekat pada sel-sel mast.

Reaksi Sel Mast: Sel mast melepaskan zat kimia seperti histamin ke dalam tubuh.

Gejala Alergi: Zat kimia, terutama histamin, menyebabkan gejala seperti gatal-gatal, mata berair, atau hidung tersumbat.

 

Hipersensitivitas

Hipersensitivitas mengacu pada respons berlebihan dari sistem kekebalan tubuh terhadap suatu stimulus (biasanya disebut antigen atau alergen). Berikut adalah penjelasan singkat untuk setiap jenis hipersensitivitas:

 

Tipe I (Reaksi Alergi): terjadi cepat setelah tubuh terpapar dengan alergen tertentu. Sistem kekebalan tubuh memproduksi IgE, yang kemudian melepaskan zat kimia seperti histamin dari sel-sel mast dan menyebabkan gejala alergi seperti gatal-gatal, hidung tersumbat, atau bahkan reaksi serius seperti anafilaksis.

Tipe II (Reaksi Sitotoksik): Antibodi (biasanya IgG atau IgM) menyerang sel-sel tubuh yang sehat secara keliru, seperti yang terjadi dalam reaksi transfusi darah yang tidak cocok atau penyakit autoimun.

Tipe III (Reaksi Kompleks Imun): Terjadi ketika kompleks antibodi dan antigen menumpuk di jaringan tubuh, menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan, seperti dalam lupus atau vasculitis.

Tipe IV (Reaksi Lambat Seluler): reaksi lambat yang melibatkan sel-sel T untuk merespons langsung terhadap antigen, bukan melalui antibodi. Respons tipe IV membutuhkan waktu lebih lama karena melibatkan aktivasi sel-sel T dalam sistem kekebalan tubuh, bukan langsung melalui antibodi seperti tipe I-III. Karena proses ini melibatkan langkah-langkah yang lebih kompleks dan interaksi antara berbagai jenis sel kekebalan tubuh, respons tipe IV membutuhkan waktu untuk berkembang, biasanya memakan waktu 1-3 hari setelah paparan dengan antigen. Contohnya adalah dermatitis kontak alergi, seperti reaksi terhadap logam atau zat kimia.


Iklan

Kevin L

Gold

13 Juli 2024 10:36

Jawaban terverifikasi

Mekanisme Alergi dan Hipersensitivitas Alergi dan hipersensitivitas adalah reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap zat yang umumnya tidak berbahaya bagi orang lain. Mekanisme alergi dan hipersensitivitas dapat dibagi menjadi 4 tipe: Tipe I (Anafilaksis): * Paparan alergen memicu produksi antibodi IgE pada sel B. * IgE terikat pada sel mast dan basofil. * Paparan alergen berikutnya memicu pelepasan mediator kimia (histamin, leukotrien, prostaglandin) dari sel mast dan basofil. * Mediator kimia menyebabkan gejala alergi seperti gatal, ruam, pembengkakan, dan kesulitan bernapas. Tipe II (Sitotoksik): * Antibodi IgG atau IgM terikat pada sel atau jaringan tubuh. * Komplemen diaktifkan, menyebabkan kerusakan sel atau jaringan. * Contoh: anemia hemolitik autoimun, penyakit Graves. Tipe III (Kompleks Imun): * Kompleks antigen-antibodi terbentuk di dalam darah. * Kompleks antigen-antibodi mengaktifkan komplemen, menyebabkan kerusakan jaringan. * Contoh: glomerulonefritis akut poststreptokokus, reaksi obat. Tipe IV (Hipersensitivitas Tertunda): * Paparan alergen memicu aktivasi sel T. * Sel T yang teraktivasi melepaskan sitokin yang menyebabkan peradangan. * Contoh: dermatitis kontak alergi, tuberkulosis. Gejala alergi dan hipersensitivitas dapat bervariasi tergantung pada tipe reaksi dan tingkat keparahan. Penanganan alergi dan hipersensitivitas tergantung pada penyebab dan gejalanya. Penting untuk dicatat bahwa saya bukan tenaga medis profesional. Jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang alergi atau hipersensitivitas, silakan berkonsultasi dengan dokter.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Sebuah tabung memiliki jari-jari = 7 cm dan tinggi = 10 cm. Luas permukaan tabung tersebut adalah

9

0.0

Jawaban terverifikasi