Agung S

22 Desember 2021 05:48

Iklan

Agung S

22 Desember 2021 05:48

Pertanyaan

Jelaskan bentuk dan nilai kejuangan dari perlawanan perang Diponegoro!

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

10

:

13

:

49

Klaim

1

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

P. Rafika

Mahasiswa/Alumni Universitas Indonesia

05 Januari 2022 06:37

Jawaban terverifikasi

Hai Agung S., kakak bantu jawab ya., Nilai perjuangan dari perlawanan Pangeran Diponegoro terhadap Belanda, yaitu (1) keberanian Diponegoro melawan Belanda; (2)memiliki strategi perang jitu melawan Belanda; (3) memiliki wibawa dan keteladanan sebagai pemimpin. Untuk lebih detailnya, yuk simak penjelasan berikut. Meletusnya Perang Diponegoro atau dikenal dengan Perang Jawa pada 20 Juli 1825 diawali oleh insiden peletakan ajir/patok untuk pembangunan jalan. Peletakan ajir tersebut mengambil tanah milik Diponegoro tanpa izin. Pangeran Diponegoro memerintahkan pengikutnya untuk mencabut ajir tersebut. Setelah peristiwa tersebut, menyusul terjadinya perang terbuka antara Diponegoro dengan Belanda. Perang ini berakhir tahun 1830 ditandai dengan ditangkapnya Pangeran Diponegoro. Akan tetapi, meski telah berakhir hampir dua abad lalu, nilai perjuangannya masih relevan untuk diteladani. Adapun nilai perjuangannya, yaitu: 1. Keberanian Pangeran Diponegoro melawan Belanda. Pada abad ke-19 Belanda telah bercokol di Kesultanan Yogyakarta. Belanda melakukan intervensi pada kekuasaan sultan di Keraton Yogyakarta. Intervensi tersebut termasuk mengatur siapa yang menjadi penguasa berikutnya. Kondisi ini mempertajam konflik internal yang sudah terjadi di keraton. Ditambah lagi, terjadi banyak "affair" putri-putri keraton dengan pejabat VOC. Selain kekacauan di dalam istana, rakyat juga tercekik karena berbagai pajak yang ditagihkan. Kondisi ini akhirnya membuat Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan terhadap Belanda. Meski dengan senjata yang sederhana, seperti pedang, tombak, dan lembing pasukan Diponegoro tidak pernah gentar melawan Belanda. 2. Pangeran Diponegoro menerapkan beberapa strategi perang. Pangeran Diponegoro menerapkan perang dengan penyerangan langsung yang mengandalkan jumlah pasukan yang besar. Selain itu, ia juga menjalankan prinsip perang gerilya. Bahkan, Pangeran Diponegoro juga menerapkan strategi perang atrisi (penjemuan). Strategi ini mengubah perang secara langsung dengan perang jangka panjang (bertujuan agar Belanda bosan). 3. Pangeran Diponegoro memiliki wibawa dan keteladanan sebagai pemimpin. Pangeran Diponegoro adalah pemimpin yang tidak individualis. Beliau sangat memperhatikan keselamatan anggota keluarga dan anak buahnya. Pada awal perlawanan, sebelum melanjutkan perlawanan Pangeran Diponegoro harus mengungsikan anggota keluarga, anak-anak dan orang-orang yang sudah lanjut usia ke Dekso (daerah Kulon Progo). Perang ini sering disebut juga dengan Perang Jawa dikarenakan banyaknya wilayah, rakyat, ulama, serta pejabat yang terlibat dalam perang ini. Perang ini tidak hanya menimbulkan kerugian berupa korban jiwa, materi, tetapi mental bagi Belanda. Hal ini dikarenakan sejak awal, Pangeran Diponegoro mengobarkan Perang Sabil melawan Belanda. Perang Sabil berasal dari kalimat jihad fi sabilillah adalah sebutan untuk peperangan melawan musuh yang dianggap memusuhi Islam. Oleh karena alasan inilah, banyak orang terlibat di kubu Pangeran Diponegoro. Semoga membantu ya.


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

. Puncak kemarahan diponegoro terjadi dan hingga meletuslah perang setelah...

14

5.0

Jawaban terverifikasi