Davin T

09 Desember 2025 21:02

Iklan

Davin T

09 Desember 2025 21:02

Pertanyaan

Jelaskan apa itu: a. Pantun b. Wawacan c. Pupuh dalam budaya masyarakat Sunda!

Jelaskan apa itu:

a. Pantun

b. Wawacan

c. Pupuh

dalam budaya masyarakat Sunda!

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

20

:

06

:

01

Klaim

5

2


Iklan

Rizqyah A

12 Desember 2025 12:44

<p><strong>a. Pantun</strong></p><ul><li><strong>Pantun Sunda</strong> memiliki pengertian yang berbeda dengan pantun Melayu (Indonesia). Pantun Melayu sepadan dengan <strong>"sisindiran"</strong> dalam bahasa Sunda.</li><li>Dalam budaya Sunda, <strong>Pantun Sunda</strong> atau <strong>Carita Pantun</strong> adalah jenis seni pertunjukan teater tutur atau sastra lisan tradisional.</li><li>Pertunjukan ini dibawakan oleh seorang pencerita (juru pantun) yang mengisahkan sebuah lakon atau cerita dengan cara dinyanyikan atau dideklamasikan, biasanya diiringi oleh alat musik kecapi. Ceritanya sering mengisahkan kehidupan raja-raja di zaman kerajaan Galuh dan Pajajaran.&nbsp;</li></ul><p><strong>b. Wawacan</strong></p><ul><li><strong>Wawacan</strong> adalah salah satu bentuk kesusastraan Sunda yang berupa cerita panjang atau naratif.</li><li>Karya sastra ini ditulis dalam bentuk puisi terikat yang disebut <strong>dangding</strong> atau menggunakan aturan <strong>pupuh</strong>.</li><li>Dalam satu cerita wawacan bisa terdapat berbagai macam patokan pupuh di dalamnya, dan setiap pupuh digunakan untuk menggambarkan suasana cerita yang berbeda-beda.&nbsp;</li></ul><p><strong>c. Pupuh</strong></p><ul><li><strong>Pupuh</strong> merupakan bentuk puisi tradisional Sunda yang terikat oleh aturan atau patokan tertentu.</li><li>Aturan tersebut meliputi <i>guru wilangan</i> (jumlah suku kata dalam satu baris), <i>guru lagu</i> (huruf vokal terakhir dalam satu baris), dan <i>watek</i> (karakter atau suasana hati yang terkandung dalam pupuh tersebut).</li><li>Pupuh digunakan dalam berbagai karya sastra Sunda, termasuk wawacan. Terdapat 17 jenis pupuh dalam sastra Sunda, masing-masing dengan watak yang berbeda, seperti gembira, sedih, atau marah.&nbsp;</li></ul>

a. Pantun

  • Pantun Sunda memiliki pengertian yang berbeda dengan pantun Melayu (Indonesia). Pantun Melayu sepadan dengan "sisindiran" dalam bahasa Sunda.
  • Dalam budaya Sunda, Pantun Sunda atau Carita Pantun adalah jenis seni pertunjukan teater tutur atau sastra lisan tradisional.
  • Pertunjukan ini dibawakan oleh seorang pencerita (juru pantun) yang mengisahkan sebuah lakon atau cerita dengan cara dinyanyikan atau dideklamasikan, biasanya diiringi oleh alat musik kecapi. Ceritanya sering mengisahkan kehidupan raja-raja di zaman kerajaan Galuh dan Pajajaran. 

b. Wawacan

  • Wawacan adalah salah satu bentuk kesusastraan Sunda yang berupa cerita panjang atau naratif.
  • Karya sastra ini ditulis dalam bentuk puisi terikat yang disebut dangding atau menggunakan aturan pupuh.
  • Dalam satu cerita wawacan bisa terdapat berbagai macam patokan pupuh di dalamnya, dan setiap pupuh digunakan untuk menggambarkan suasana cerita yang berbeda-beda. 

c. Pupuh

  • Pupuh merupakan bentuk puisi tradisional Sunda yang terikat oleh aturan atau patokan tertentu.
  • Aturan tersebut meliputi guru wilangan (jumlah suku kata dalam satu baris), guru lagu (huruf vokal terakhir dalam satu baris), dan watek (karakter atau suasana hati yang terkandung dalam pupuh tersebut).
  • Pupuh digunakan dalam berbagai karya sastra Sunda, termasuk wawacan. Terdapat 17 jenis pupuh dalam sastra Sunda, masing-masing dengan watak yang berbeda, seperti gembira, sedih, atau marah. 

Iklan

Muhammad R

Dijawab 6 hari yang lalu

<p>a. Pantun</p><p>Pantun Sunda memiliki pengertian yang berbeda dengan pantun Melayu (Indonesia). Pantun Melayu sepadan dengan "sisindiran" dalam bahasa Sunda.</p><p>Dalam budaya Sunda, Pantun Sunda atau Carita Pantun adalah jenis seni pertunjukan teater tutur atau sastra lisan tradisional.</p><p>Pertunjukan ini dibawakan oleh seorang pencerita (juru pantun) yang mengisahkan sebuah lakon atau cerita dengan cara dinyanyikan atau dideklamasikan, biasanya diiringi oleh alat musik kecapi. Ceritanya sering mengisahkan kehidupan raja-raja di zaman kerajaan Galuh dan Pajajaran.</p><p>b. Wawacan</p><p>Wawacan adalah salah satu bentuk kesusastraan Sunda yang berupa cerita panjang atau naratif.</p><p>Karya sastra ini ditulis dalam bentuk puisi terikat yang disebut dangding atau menggunakan aturan pupuh.</p><p>Dalam satu cerita wawacan bisa terdapat berbagai macam patokan pupuh di dalamnya, dan setiap pupuh digunakan untuk menggambarkan suasana cerita yang berbeda-beda.</p><p>c. Pupuh</p><p>Pupuh merupakan bentuk puisi tradisional Sunda yang terikat oleh aturan atau patokan tertentu.</p><p>Aturan tersebut meliputi guru wilangan (jumlah suku kata dalam satu baris), guru lagu (huruf vokal terakhir dalam satu baris), dan watek (karakter atau suasana hati yang terkandung dalam pupuh tersebut).</p><p>Pupuh digunakan dalam berbagai karya sastra Sunda, termasuk wawacan. Terdapat 17 jenis pupuh dalam sastra Sunda, masing-masing dengan watak yang berbeda, seperti gembira, sedih, atau marah.</p>

a. Pantun

Pantun Sunda memiliki pengertian yang berbeda dengan pantun Melayu (Indonesia). Pantun Melayu sepadan dengan "sisindiran" dalam bahasa Sunda.

Dalam budaya Sunda, Pantun Sunda atau Carita Pantun adalah jenis seni pertunjukan teater tutur atau sastra lisan tradisional.

Pertunjukan ini dibawakan oleh seorang pencerita (juru pantun) yang mengisahkan sebuah lakon atau cerita dengan cara dinyanyikan atau dideklamasikan, biasanya diiringi oleh alat musik kecapi. Ceritanya sering mengisahkan kehidupan raja-raja di zaman kerajaan Galuh dan Pajajaran.

b. Wawacan

Wawacan adalah salah satu bentuk kesusastraan Sunda yang berupa cerita panjang atau naratif.

Karya sastra ini ditulis dalam bentuk puisi terikat yang disebut dangding atau menggunakan aturan pupuh.

Dalam satu cerita wawacan bisa terdapat berbagai macam patokan pupuh di dalamnya, dan setiap pupuh digunakan untuk menggambarkan suasana cerita yang berbeda-beda.

c. Pupuh

Pupuh merupakan bentuk puisi tradisional Sunda yang terikat oleh aturan atau patokan tertentu.

Aturan tersebut meliputi guru wilangan (jumlah suku kata dalam satu baris), guru lagu (huruf vokal terakhir dalam satu baris), dan watek (karakter atau suasana hati yang terkandung dalam pupuh tersebut).

Pupuh digunakan dalam berbagai karya sastra Sunda, termasuk wawacan. Terdapat 17 jenis pupuh dalam sastra Sunda, masing-masing dengan watak yang berbeda, seperti gembira, sedih, atau marah.


Mau jawaban yang terverifikasi?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Cermatilah puisi " Aku " Karya CHAIRIL ANWAR benkut ini! Aku Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak pertu sedu sedan itu Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Tema puisi di atas adalah.... A. ketekunan dan kemauan seseorang dalam memperjuangan hak dirinya B. kemauan untuk hidup tenang tanpa beban C. kegigihan sesorang dalam mendapatkan cinta sejati D. seseorang yang tidak mau diganggu oleh siapapun E. kepasrahan kepada keadaan yang sedang terjadi

6

5.0

Jawaban terverifikasi