Hasna menganalisis konflik antarwarga dalam penerimaan bantuan sosial tunai (BST) di Kelurahan Kaliwungu. Dalam proses pemetaan konflik ia menemukan fakta adanya pihak ketiga yang memicu konflik antarwarga. Pihak ketiga tersebut memanipulasi data sehingga bantuan tidak tepat sasaran. Warga yang seharusnya menerima bantuan sosial adalah warga yang kurang mampu dan terdampak Covid-19. Akan tetapi, bantuan tersebut justru diberikan kepada warga yang perekonomiannya telah mapan. Berdasarkan ilustrasi, akar penyebab konflik dapat dikategorikan dalam dimensi sosiologis berupa.... a. ketidakadilan sosial dan kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi b. polarisasi sosial dan kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi c. egoisme dan prasangka negatif terhadap orang lain d. kesenjangan sosial dan kesalahpahaman budaya e. ketidakadilan sosial dan eksklusivisme

Dari pertanyaan yang diberikan, kita dapat mengidentifikasi bahwa subjek yang dibahas adalah sosiologi, dengan topik khusus tentang konflik sosial. Konsep yang diangkat dalam pertanyaan ini adalah tentang akar penyebab konflik dalam dimensi sosiologis. Penjelasan: 1. Dalam ilustrasi yang diberikan, konflik antarwarga dipicu oleh pihak ketiga yang memanipulasi data bantuan sosial tunai (BST). Hal ini menyebabkan bantuan yang seharusnya diberikan kepada warga yang kurang mampu dan terdampak Covid-19, justru diberikan kepada warga yang perekonomiannya telah mapan. 2. Dari situ, kita dapat melihat bahwa ada ketidakadilan sosial yang terjadi, dimana bantuan yang seharusnya diterima oleh warga yang membutuhkan, malah diberikan kepada warga yang tidak membutuhkan. Ini mencerminkan adanya ketidakadilan dalam distribusi bantuan. 3. Selain itu, kebutuhan dasar warga yang kurang mampu dan terdampak Covid-19 tidak terpenuhi. Hal ini juga menjadi salah satu akar penyebab konflik. Kesimpulan: Berdasarkan penjelasan di atas, akar penyebab konflik dalam ilustrasi ini dapat dikategorikan dalam dimensi sosiologis berupa ketidakadilan sosial dan kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi (pilihan a).