Fadli pegawai pada Tahun 2021 di perusahaan PT. Yasa Buana, menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan Rp 10.000.000,00. PT Yasa Buana mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Yasa Buana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Fadli membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT Yasa Buana juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya. PT Yasa Buana membayar iuran pensiun untuk Fadli ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp 100.000,00, sedangkan Fadli membayar iuran pensiun sebesar Rp 50.000,00, Hitung PPh 21 terutang

Pertanyaan ini berkaitan dengan perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 untuk seorang pegawai bernama Fadli yang bekerja di PT. Yasa Buana. Konsep yang digunakan dalam perhitungan ini melibatkan penghasilan bruto, pengurang penghasilan, penghasilan netto, dan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak). Penjelasan: 1. Pertama, kita perlu menghitung penghasilan bruto Fadli. Penghasilan bruto adalah total dari gaji dan iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Hari Tua (JHT) yang ditanggung oleh pemberi kerja. - Gaji sebulan = Rp 10.000.000,00 - Iuran JKK = Rp 10.000.000,00 x 0,50% = Rp 50.000,00 - Iuran JKM = Rp 10.000.000,00 x 0,30% = Rp 30.000,00 - Iuran JHT = Rp 10.000.000,00 x 3,70% = Rp 370.000,00 - Penghasilan bruto = Rp 10.000.000,00 + Rp 50.000,00 + Rp 30.000,00 + Rp 370.000,00 = Rp 10.450.000,00 2. Selanjutnya, kita perlu menghitung pengurang penghasilan. Pengurang penghasilan adalah total dari iuran JHT dan iuran pensiun yang ditanggung oleh Fadli. - Iuran JHT = Rp 10.000.000,00 x 2,00% = Rp 200.000,00 - Iuran pensiun = Rp 50.000,00 - Total pengurang = Rp 200.000,00 + Rp 50.000,00 = Rp 250.000,00 3. Dengan penghasilan bruto dan pengurang penghasilan, kita bisa menghitung penghasilan netto sebulan dan setahun. - Penghasilan netto sebulan = Penghasilan bruto - Pengurang penghasilan = Rp 10.450.000,00 - Rp 250.000,00 = Rp 10.200.000,00 - Penghasilan netto setahun = Penghasilan netto sebulan x 12 = Rp 10.200.000,00 x 12 = Rp 122.400.000,00 4. Untuk menghitung PPh 21, kita perlu mengetahui PTKP. Untuk Fadli yang menikah dan tidak memiliki anak, PTKP-nya adalah Rp 63.000.000,00. Jika penghasilan netto setahun kurang dari PTKP, maka PPh 21 terutang adalah 0. Kesimpulan: Dengan menggunakan data dan formula di atas, kita bisa menghitung PPh 21 terutang Fadli.