Aisyahmaymunah A

07 Oktober 2024 03:44

Iklan

Aisyahmaymunah A

07 Oktober 2024 03:44

Pertanyaan

Carilah literasi paradigma ilmu sosial

Carilah literasi paradigma ilmu sosial

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

10

:

32

:

23

Klaim

10

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Tama T

07 Oktober 2024 05:24

Jawaban terverifikasi

Literasi Paradigma Ilmu Sosial: Memahami Dunia Melalui Lensa yang Berbeda Literasi paradigma ilmu sosial adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mengevaluasi berbagai perspektif atau pandangan dunia yang berbeda dalam ilmu sosial. Ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana para ilmuwan sosial mendekati, menafsirkan, dan menjelaskan fenomena sosial. Mengapa Literasi Paradigma Penting? * Memahami keragaman perspektif: Setiap paradigma memiliki asumsi, metode, dan tujuan yang berbeda. Dengan memahami berbagai paradigma, kita dapat menghargai keragaman cara pandang terhadap suatu masalah. * Menganalisis informasi secara kritis: Kita dapat mengevaluasi klaim dan argumen dengan lebih baik dengan memahami paradigma yang mendasari suatu penelitian. * Menjadi warga negara yang lebih baik: Literasi paradigma membantu kita memahami isu-isu sosial yang kompleks dan membuat keputusan yang lebih informatif. Paradigma Utama dalam Ilmu Sosial * Positivisme: Menekankan pada pengamatan empiris dan metode kuantitatif untuk menemukan hukum-hukum umum dalam masyarakat. * Interpretatif: Menekankan pada pemahaman makna yang diberikan individu terhadap tindakan sosial. * Kritis: Menekankan pada analisis kekuatan dan kekuasaan dalam masyarakat serta bagaimana hal itu mempengaruhi kehidupan sosial. Contoh Penerapan Literasi Paradigma Misalnya, ketika kita membaca berita tentang demonstrasi, kita dapat menggunakan literasi paradigma untuk: * Menganalisis dari perspektif positivis: Melihat data tentang jumlah peserta, kekerasan yang terjadi, dan tuntutan yang diajukan. * Menganalisis dari perspektif interpretatif: Memahami makna simbolis dari demonstrasi bagi para peserta dan masyarakat luas. * Menganalisis dari perspektif kritis: Melihat bagaimana struktur kekuasaan mempengaruhi dinamika demonstrasi dan bagaimana media massa menyajikan berita tersebut. Kesimpulan Literasi paradigma adalah keterampilan yang sangat berharga dalam era informasi saat ini. Dengan memahami berbagai perspektif dalam ilmu sosial, kita dapat menjadi warga negara yang lebih kritis, inklusif, dan mampu menghadapi kompleksitas dunia modern.


Iklan

Bianca B

08 Oktober 2024 02:24

Jawaban terverifikasi

<p>Paradigma dalam ilmu sosial merujuk pada kerangka dasar yang digunakan oleh para ilmuwan sosial untuk memahami, menjelaskan, dan meneliti fenomena sosial. Terdapat beberapa paradigma utama dalam ilmu sosial, masing-masing menawarkan perspektif yang berbeda tentang bagaimana dunia sosial bekerja. Berikut adalah beberapa literasi utama mengenai paradigma dalam ilmu sosial:</p><p>&nbsp;</p><p>1. Paradigma Positivisme<br>Ciri Utama: Menganggap bahwa ilmu sosial harus mengikuti metode yang sama dengan ilmu alam. Menekankan pada pengukuran, data kuantitatif, dan objektivitas.<br>Pendekatan: Peneliti berusaha untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat yang bisa diukur secara objektif dan menguji hipotesis dengan data empiris.<br>Tokoh Utama: Auguste Comte, Emile Durkheim.<br>Contoh: Survei dan eksperimen dalam sosiologi yang mencari pola perilaku manusia dengan menggunakan data statistik.</p><p><br>2. Paradigma Interpretivisme<br>Ciri Utama: Lebih menekankan pada pemahaman makna dan pengalaman individu daripada pengukuran kuantitatif. Berfokus pada cara individu memberi makna pada dunia mereka.<br>Pendekatan: Metode kualitatif seperti wawancara mendalam dan studi kasus digunakan untuk memahami fenomena sosial dari sudut pandang orang yang terlibat.<br>Tokoh Utama: Max Weber, Clifford Geertz.<br>Contoh: Studi etnografi yang berusaha memahami budaya suatu kelompok dari dalam, dengan mendalami perspektif orang-orang di dalamnya.</p><p><br>3. Paradigma Kritis<br>Ciri Utama: Berupaya untuk mengkritik dan mengubah masyarakat, bukan hanya untuk memahaminya. Fokus pada kekuasaan, ketidakadilan, dan penindasan dalam masyarakat.<br>Pendekatan: Peneliti kritis sering mengeksplorasi bagaimana struktur sosial yang ada menciptakan ketidakadilan. Penelitian bersifat reflektif dan normatif, seringkali dengan tujuan mengadvokasi perubahan sosial.<br>Tokoh Utama: Karl Marx, Theodor Adorno.<br>Contoh: Studi tentang ketimpangan sosial dan eksploitasi kelas pekerja dalam kapitalisme.</p><p><br>4. Paradigma Postmodernisme<br>Ciri Utama: Menolak ide bahwa ada satu kebenaran universal atau objektif dalam ilmu sosial. Menganggap kenyataan sosial sebagai konstruksi yang bervariasi berdasarkan perspektif.<br>Pendekatan: Fokus pada diskursus, narasi, dan kekuasaan bahasa dalam membentuk pemahaman kita tentang dunia. Penelitian postmodern cenderung bersifat dekonstruktif dan analitis.<br>Tokoh Utama: Michel Foucault, Jean Baudrillard.<br>Contoh: Kajian tentang bagaimana media massa membentuk persepsi publik tentang realitas sosial.</p><p><br>5. Paradigma Feminisme<br>Ciri Utama: Menekankan pentingnya gender dalam memahami struktur sosial, terutama dalam menganalisis ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan.<br>Pendekatan: Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif, seringkali dalam rangka menganalisis relasi kekuasaan berdasarkan gender.<br>Tokoh Utama: Judith Butler, bell hooks.<br>Contoh: Penelitian tentang representasi perempuan di media dan analisis gender dalam kebijakan publik.</p><p><br>Masing-masing paradigma ini membawa perspektif yang unik dalam mempelajari masyarakat dan fenomena sosial, dan sering kali dapat digunakan secara bersama-sama atau saling melengkapi dalam penelitian yang kompleks.</p>

Paradigma dalam ilmu sosial merujuk pada kerangka dasar yang digunakan oleh para ilmuwan sosial untuk memahami, menjelaskan, dan meneliti fenomena sosial. Terdapat beberapa paradigma utama dalam ilmu sosial, masing-masing menawarkan perspektif yang berbeda tentang bagaimana dunia sosial bekerja. Berikut adalah beberapa literasi utama mengenai paradigma dalam ilmu sosial:

 

1. Paradigma Positivisme
Ciri Utama: Menganggap bahwa ilmu sosial harus mengikuti metode yang sama dengan ilmu alam. Menekankan pada pengukuran, data kuantitatif, dan objektivitas.
Pendekatan: Peneliti berusaha untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat yang bisa diukur secara objektif dan menguji hipotesis dengan data empiris.
Tokoh Utama: Auguste Comte, Emile Durkheim.
Contoh: Survei dan eksperimen dalam sosiologi yang mencari pola perilaku manusia dengan menggunakan data statistik.


2. Paradigma Interpretivisme
Ciri Utama: Lebih menekankan pada pemahaman makna dan pengalaman individu daripada pengukuran kuantitatif. Berfokus pada cara individu memberi makna pada dunia mereka.
Pendekatan: Metode kualitatif seperti wawancara mendalam dan studi kasus digunakan untuk memahami fenomena sosial dari sudut pandang orang yang terlibat.
Tokoh Utama: Max Weber, Clifford Geertz.
Contoh: Studi etnografi yang berusaha memahami budaya suatu kelompok dari dalam, dengan mendalami perspektif orang-orang di dalamnya.


3. Paradigma Kritis
Ciri Utama: Berupaya untuk mengkritik dan mengubah masyarakat, bukan hanya untuk memahaminya. Fokus pada kekuasaan, ketidakadilan, dan penindasan dalam masyarakat.
Pendekatan: Peneliti kritis sering mengeksplorasi bagaimana struktur sosial yang ada menciptakan ketidakadilan. Penelitian bersifat reflektif dan normatif, seringkali dengan tujuan mengadvokasi perubahan sosial.
Tokoh Utama: Karl Marx, Theodor Adorno.
Contoh: Studi tentang ketimpangan sosial dan eksploitasi kelas pekerja dalam kapitalisme.


4. Paradigma Postmodernisme
Ciri Utama: Menolak ide bahwa ada satu kebenaran universal atau objektif dalam ilmu sosial. Menganggap kenyataan sosial sebagai konstruksi yang bervariasi berdasarkan perspektif.
Pendekatan: Fokus pada diskursus, narasi, dan kekuasaan bahasa dalam membentuk pemahaman kita tentang dunia. Penelitian postmodern cenderung bersifat dekonstruktif dan analitis.
Tokoh Utama: Michel Foucault, Jean Baudrillard.
Contoh: Kajian tentang bagaimana media massa membentuk persepsi publik tentang realitas sosial.


5. Paradigma Feminisme
Ciri Utama: Menekankan pentingnya gender dalam memahami struktur sosial, terutama dalam menganalisis ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan.
Pendekatan: Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif, seringkali dalam rangka menganalisis relasi kekuasaan berdasarkan gender.
Tokoh Utama: Judith Butler, bell hooks.
Contoh: Penelitian tentang representasi perempuan di media dan analisis gender dalam kebijakan publik.


Masing-masing paradigma ini membawa perspektif yang unik dalam mempelajari masyarakat dan fenomena sosial, dan sering kali dapat digunakan secara bersama-sama atau saling melengkapi dalam penelitian yang kompleks.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Cermati teks berikut! Semangat gotong royong Saat ini masyarakat tengah menghadapi cuaca ekstrim akibat musim pancaroba. Musim pancaroba adalah perallihan dari musim panas ke musim hujan, seperti terjadinya hujan deras yang disertai dengan petir dan angin kencang. Kondisi tersebut terjadi di berbagai daerah di indonesia. Bahkan ada beberapa daerah yang dilanda angin puting beliung. Bersyukur kejadian tersebut tidak menyebabkan jatuhnya korban jiwa walaupun kerugian materi yang diderita cukup besar. Tindakan warga sekitar sangat cepat, mereka segera membantu warga yang terkena dampak bencana. Mereka juga secara swadaya menyediakan bahan-bahan bangunan dan tenaga untuk memperbaiki bangunan-bangunan yang rusak. Peran para pemuka agama juga cukup besar bagi warga yang terkena bencana, mereka memberikan bimbingan mental atau nasehat agar warga tetap tabah dan tidak patah semangat dalam menghadapi bencana tersebut. Mereka memotivasi warga agar dapat menghadapi bencana tersebut agar dapat bangkit dan segera melakukan tindakan- tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki keadaan ke kondisi semula atau bahkan menjadi lebih baik. Pihak pemerintah daerah juga melakukan berbagai upaya pertolongan, seperti pendirian posko pengungsian dan dapur umum serta penyediaan tenaga medis dan tenaga SAR untuk membantu warga yang terdampak. Pemerintah juga segera memperbaiki sarana dan prasarana umum yang rusak serta menyediakan bantuan untuk rekonstruksi rumah warga yang rusak. Berkat partisipasi dan tindakan cepat dari berbagai pihak tersebut, proses pemulihan lokasi bencana dapat berjalan dengan baik dan lancar. Wargapun dapat kembali beraktifitas seperti semula Berdasarkan teks semangat gotong royong, perhatikan paragraf pertama pada kalimat "Tindakan warga sekitar sangat cepat, mereka segera membantu warga yang terkena dampak bencana. Mereka juga secara swadaya menyediakan bahan-bahan bangunan dan tenaga untuk memperbaiki bangunan-bangunan yang rusak." Kalimat tersebut merupakan contoh dari tindakan sosial yaitu..... A. tindakan afektif B. tradisional C. berorientasi nilai D. rasional instrumental E. insidental

58

0.0

Jawaban terverifikasi