cara Belanda mengatasi perlawanan di Banten adalah

Salah satu perlawanan dari masyarakat Banten dimpimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Perlawanan terhadap pasukan Belanda di Batavia yang dilakukan oleh Sultan Ageng Tirtayasa dilatarbelakangi karena adanya monopoli yang dilakukan oleh Belanda. Saat menaklukan Kerajaan Banten, Belanda menerapkan politik devide et impera (politik adu domba) dengan menghasut Pangeran Abdul Kahar (Sultan Haji) yang merupakan putra Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Ageng Tirtayasa. Pada tahun 1863, terjadi pertempuran antara rakyat Banten dengan rakyat Banten yang bersekutu dengan Belanda. Sultan Haji mengajak Sultan Ageng Tirtayasa untuk berunding, namun ternyata Sultan Haji mengkhianatinya hingga akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan dipenjara tahun 1692. Dengan demikian Belanda mampu mengatasi perlawanan rakyat Banten dengan politik Devide et empira (adu domba).