Muhammad H

23 Juli 2024 03:05

Iklan

Muhammad H

23 Juli 2024 03:05

Pertanyaan

buat diagram perkawinan seorang anak bisutuli, berambut keriting, tidak berlesung pipi, bergolongan darah o. ditampik oleh kedua orangtuanya karena semua ciri yang terdapat pada anak tidak dimiliki oleh kedua orangtuanya

buat diagram perkawinan seorang anak bisutuli, berambut keriting, tidak berlesung pipi, bergolongan darah o. ditampik oleh kedua orangtuanya karena semua ciri yang terdapat pada anak tidak dimiliki oleh kedua orangtuanya

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

15

:

14

:

07

Klaim

8

2


Iklan

Ilhamhaqiqi I

23 Juli 2024 19:47

<p>itu bro</p>

itu bro

alt

Iklan

Nanda R

Community

26 Juli 2024 10:24

<p>Untuk membuat diagram perkawinan seorang anak bisutuli, berambut keriting, tidak berlesung pipi, dan bergolongan darah O yang tidak memiliki ciri-ciri tersebut dari kedua orangtuanya, kita perlu mempertimbangkan bagaimana sifat-sifat ini diwariskan secara genetik. Berikut penjelasan tentang warisan sifat-sifat tersebut:</p><p><strong>Bisutuli (deafness)</strong>: Bisutuli bisa disebabkan oleh gen resesif. Mari kita anggap 'D' adalah alel dominan (pendengaran normal) dan 'd' adalah alel resesif (bisutuli). Untuk anak bisutuli (dd), kedua orang tua harus membawa alel resesif (Dd).</p><p><strong>Rambut keriting</strong>: Rambut keriting biasanya dominan terhadap rambut lurus. Mari kita anggap 'C' adalah alel dominan (rambut keriting) dan 'c' adalah alel resesif (rambut lurus). Untuk anak berambut keriting (C_), salah satu orang tua setidaknya harus memiliki alel dominan (C).</p><p><strong>Lesung pipi</strong>: Lesung pipi biasanya dominan. Mari kita anggap 'L' adalah alel dominan (lesung pipi) dan 'l' adalah alel resesif (tidak berlesung pipi). Untuk anak tidak berlesung pipi (ll), kedua orang tua harus membawa alel resesif (Ll atau ll).</p><p><strong>Golongan darah O</strong>: Golongan darah O bersifat resesif. Alel O bersifat resesif terhadap A dan B. Untuk anak dengan golongan darah O (OO), kedua orang tua harus membawa alel O (AO, BO, atau OO).</p><p>Diagram Perkawinan</p><p>Berikut adalah kemungkinan genotipe orang tua dan anak:</p><p>Orang Tua</p><ul><li><strong>Genotipe orang tua 1:</strong> DdCcLlAO</li><li><strong>Genotipe orang tua 2:</strong> DdCcLlAO</li></ul><p>Anak</p><ul><li><strong>Genotipe anak:</strong> ddccllOO</li></ul><p>Diagram Punnett</p><p>Untuk setiap sifat, kita dapat menggambarkan kemungkinan kombinasi genetik:</p><p>1. Bisutuli</p><p>Parent</p><p>D</p><p>d</p><p>D</p><p>DD</p><p>Dd</p><p>d</p><p>Dd</p><p>dd</p><p>Kemungkinan anak: 25% DD, 50% Dd, 25% dd</p><p>2. Rambut Keriting</p><p>Parent</p><p>C</p><p>c</p><p>C</p><p>CC</p><p>Cc</p><p>c</p><p>Cc</p><p>cc</p><p>Kemungkinan anak: 25% CC, 50% Cc, 25% cc</p><p>3. Lesung Pipi</p><p>Parent</p><p>L</p><p>l</p><p>L</p><p>LL</p><p>Ll</p><p>l</p><p>Ll</p><p>ll</p><p>Kemungkinan anak: 25% LL, 50% Ll, 25% ll</p><p>4. Golongan Darah</p><p>Parent</p><p>A</p><p>O</p><p>A</p><p>AA</p><p>AO</p><p>O</p><p>AO</p><p>OO</p><p>Kemungkinan anak: 25% AA, 50% AO, 25% OO</p><p>Diagram Punnett Gabungan</p><p>Untuk melihat keseluruhan kemungkinan kombinasi, kita perlu mempertimbangkan setiap sifat secara bersamaan, tetapi untuk kesederhanaan, kita hanya akan fokus pada kombinasi yang menghasilkan anak dengan genotipe ddccllOO:</p><ul><li><strong>Bisutuli (dd):</strong> 25%</li><li><strong>Rambut Keriting (C_):</strong> 75% (CC atau Cc)</li><li><strong>Tidak Berlesung Pipi (ll):</strong> 25%</li><li><strong>Golongan Darah O (OO):</strong> 25%</li></ul><p>Kesimpulan</p><p>Anak dengan sifat bisutuli, rambut keriting, tidak berlesung pipi, dan bergolongan darah O bisa secara genetik mungkin dari kedua orang tua yang membawa alel resesif untuk bisutuli, tidak berlesung pipi, dan golongan darah O, serta setidaknya satu alel dominan untuk rambut keriting. Namun, karena orang tua tidak memiliki ciri-ciri tersebut secara fenotip, mereka kemungkinan besar adalah pembawa heterozigot untuk alel-alel resesif tersebut.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p>

Untuk membuat diagram perkawinan seorang anak bisutuli, berambut keriting, tidak berlesung pipi, dan bergolongan darah O yang tidak memiliki ciri-ciri tersebut dari kedua orangtuanya, kita perlu mempertimbangkan bagaimana sifat-sifat ini diwariskan secara genetik. Berikut penjelasan tentang warisan sifat-sifat tersebut:

Bisutuli (deafness): Bisutuli bisa disebabkan oleh gen resesif. Mari kita anggap 'D' adalah alel dominan (pendengaran normal) dan 'd' adalah alel resesif (bisutuli). Untuk anak bisutuli (dd), kedua orang tua harus membawa alel resesif (Dd).

Rambut keriting: Rambut keriting biasanya dominan terhadap rambut lurus. Mari kita anggap 'C' adalah alel dominan (rambut keriting) dan 'c' adalah alel resesif (rambut lurus). Untuk anak berambut keriting (C_), salah satu orang tua setidaknya harus memiliki alel dominan (C).

Lesung pipi: Lesung pipi biasanya dominan. Mari kita anggap 'L' adalah alel dominan (lesung pipi) dan 'l' adalah alel resesif (tidak berlesung pipi). Untuk anak tidak berlesung pipi (ll), kedua orang tua harus membawa alel resesif (Ll atau ll).

Golongan darah O: Golongan darah O bersifat resesif. Alel O bersifat resesif terhadap A dan B. Untuk anak dengan golongan darah O (OO), kedua orang tua harus membawa alel O (AO, BO, atau OO).

Diagram Perkawinan

Berikut adalah kemungkinan genotipe orang tua dan anak:

Orang Tua

  • Genotipe orang tua 1: DdCcLlAO
  • Genotipe orang tua 2: DdCcLlAO

Anak

  • Genotipe anak: ddccllOO

Diagram Punnett

Untuk setiap sifat, kita dapat menggambarkan kemungkinan kombinasi genetik:

1. Bisutuli

Parent

D

d

D

DD

Dd

d

Dd

dd

Kemungkinan anak: 25% DD, 50% Dd, 25% dd

2. Rambut Keriting

Parent

C

c

C

CC

Cc

c

Cc

cc

Kemungkinan anak: 25% CC, 50% Cc, 25% cc

3. Lesung Pipi

Parent

L

l

L

LL

Ll

l

Ll

ll

Kemungkinan anak: 25% LL, 50% Ll, 25% ll

4. Golongan Darah

Parent

A

O

A

AA

AO

O

AO

OO

Kemungkinan anak: 25% AA, 50% AO, 25% OO

Diagram Punnett Gabungan

Untuk melihat keseluruhan kemungkinan kombinasi, kita perlu mempertimbangkan setiap sifat secara bersamaan, tetapi untuk kesederhanaan, kita hanya akan fokus pada kombinasi yang menghasilkan anak dengan genotipe ddccllOO:

  • Bisutuli (dd): 25%
  • Rambut Keriting (C_): 75% (CC atau Cc)
  • Tidak Berlesung Pipi (ll): 25%
  • Golongan Darah O (OO): 25%

Kesimpulan

Anak dengan sifat bisutuli, rambut keriting, tidak berlesung pipi, dan bergolongan darah O bisa secara genetik mungkin dari kedua orang tua yang membawa alel resesif untuk bisutuli, tidak berlesung pipi, dan golongan darah O, serta setidaknya satu alel dominan untuk rambut keriting. Namun, karena orang tua tidak memiliki ciri-ciri tersebut secara fenotip, mereka kemungkinan besar adalah pembawa heterozigot untuk alel-alel resesif tersebut.

 

 


Mau jawaban yang terverifikasi?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Apa saja jenis darah yang terdapat pada manusia?

40

0.0

Jawaban terverifikasi

Teks 1 Salah Kelas Pagi itu, Joni nampak bahagia sekali. Di meja makan, ibunya bertanya kepada Joni. "Jon, Ibu perhatikan dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" "Anu, Bu, semalam ibu wali kelas membagikan jadwal tatap muka terbatas. Senang rasanya karena besok aku bisa bertemu teman-teman. Belajar daring di rumah membosankan, Bu. Apalagi kalau zoom meeting Matematika." "Memangnya kenapa kalau Matematika, Jon?" Ibu bertanya kembali. "Gurunya galak, Bu, materinya juga susah, wong diajarkan di kelas saja masih susah pahamnya, apalagi daring," jawab Joni. "Oh, begitu," Ibu menimpali. "Ya sudah, Bu. Joni pamit, ya." Joni langsung pergi sambil mencium tangan ibunya. Sekolah sudah nampak ramai. Joni berjalan sambil sesekali melihat jadwal mapel yang dibagikan wali kelasnya. Lalu, dia segera masuk kelas dan ternyata sudah ada guru di dalam kelas. "Selamat pagi, Pak. Maaf, saya terlambat." "Selamat pagi juga, Nak, silakan duduk," sahut Pak Guru. Joni langsung mencari kursi dan duduk tanpa melihat kanan kiri. Saat mengeluarkan buku catatan, Joni mengedarkan pandangannya dan langsung kaget. Semua seperti asing. Dia seperti tidak mengenali teman sekelasnya, apalagi semuanya memakai masker. Dia berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mereka adalah teman kelasnya. Tidak berapa lama, Joni kaget ketika melihat ke papan tulis Pak Guru sedang menjelaskan soal Matematika, padahal seingatnya jadwal pagi itu adalah Bahasa Indonesia. "Astaga, ini kan kelasku satu tahun yang lalu, ini kan kelas satu. Sekarang kan aku sudah naik kelas dua." Keringat dingin keluar di wajah Joni, lalu dia memberanikan diri menemui Pak Guru. "Maaf, Pak, karena sudah satu tahun daring, saya lupa kalau sekarang saya sudah kelas dua. Saya salah masuk kelas, Pak." Semua peserta didik pun tertawa. Dengan wajah malu, Joni keluar kelas. Teks 2 PKH Pada suatu hari, dua orang ibu rumah tangga sedang berbincang-bincang di depan rumah. Mereka sedang asyik membahas tentang bantuan pemerintah yang dinamakan PKH. Bu Tuti : Mar, aku semakin heran dengan pemerintah sekarang. Bu Marni Loh, kenapa, Bu? Ada masalah? (penasaran) Bu Tuti : Ya jelas ada. Kalau enggak ada, buat apa saya repot-repot membahas masalah ini? Bu Marni: Oalah, Bu, sempat-sempatnya memikirkan pemerintah, memangnya pemerintah memikirkan nasib kita? Bu Tuti : Jangan salah. Tuh, lihat tetangga sebelah kita. Dia dapat bantuan dari pemerintah. Setiap bulan, dia rutin mengambil sembako di warung dekat balai desa sana. Bu Marni Masa? Enggak salah, sampeyan, Bu? Dia, kan, lumayan mampu. Lihat saja, kulkas ada, mesin cuci punya, motor dua, kalau pergi perhiasannya selalu menempel di tangannya. Benar enggak salah, Bu? (sedikit tidak percaya) Bu Tuti : Nah, itu yang membuat saya bingung. Kenapa dia dapat bantuan? Padahal, kalau dipikir, dia tergolong keluarga mampu. Coba kita bandingkan dengan tetangga kita yang lain. Ada yang jauh lebih berhak mendapatkan bantuan itu sebenarnya. Bu Marni : Iya betul Bu. Ngomong-ngomong, bantuan apa yang bisa dia dapat, Bu? Bu Tuti Bu Marni: Masa kamu enggak tahu? Itu, loh, bantuan PKH. Oh, yang rumahnya ditempeli stiker "Keluarga Miskin" itu, to? Bu Tuti Nah, itu kamu tahu, Mar. (mengacungkan jempol kepada Bu Marni) Bu Marni Bu Tuti Ya tahu lah, Bu. Apa, sih, yang tidak saya ketahui? Mar, PKH itu apa, to? (penasaran) Bu Marni Program Keluarga Harapan. Bu Tuti : Harapan apa? Bu Marni Harapan biar dikasih sembako tiap bulan, ha...ha...ha... Bu Tuti : Ngawur kamu, Mar. Tulislah persamaan dan perbedaan kedua teks tersebut

30

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

12

0.0

Jawaban terverifikasi