Lailatul S

13 Juni 2023 01:43

Iklan

Lailatul S

13 Juni 2023 01:43

Pertanyaan

Berikan contoh konsekuensi adanya stratifikasi sosial terhadap pola hubungan sosial!

Berikan contoh konsekuensi adanya stratifikasi sosial terhadap pola hubungan sosial!

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

19

:

25

:

31

Klaim

2

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Adliani A

13 Juni 2023 02:11

Jawaban terverifikasi

<p>Adanya stratifikasi sosial, yang merupakan pembagian masyarakat menjadi lapisan-lapisan berdasarkan status, kekayaan, atau kekuasaan, dapat memiliki beberapa konsekuensi terhadap pola hubungan sosial. Berikut adalah beberapa contoh konsekuensi dari adanya stratifikasi sosial:</p><p>&nbsp;</p><p>1. Ketimpangan dan konflik sosial: Stratifikasi sosial dapat menciptakan ketimpangan yang signifikan antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda. Ketika kesenjangan sosial yang besar terjadi antara lapisan masyarakat yang kaya dan miskin, konflik sosial dapat muncul sebagai akibat dari perasaan ketidakpuasan, ketidakadilan, dan ketidaksetaraan yang dirasakan oleh kelompok yang lebih rendah dalam hierarki sosial.</p><p>&nbsp;</p><p>2. Pembentukan kelompok sosial yang eksklusif: Stratifikasi sosial dapat mengarah pada pembentukan kelompok-kelompok sosial yang eksklusif. Kelompok-kelompok yang memiliki status atau kekayaan yang tinggi mungkin cenderung membentuk kelompok-kelompok tertutup yang hanya terbuka bagi mereka yang berada dalam kategori tertentu. Ini dapat menyebabkan terciptanya kesenjangan sosial, segregasi, dan ketidakmampuan untuk berinteraksi secara bebas antara kelompok-kelompok tersebut.</p><p>&nbsp;</p><p>3. Pengaruh yang tidak seimbang dalam pengambilan keputusan: Stratifikasi sosial juga dapat mempengaruhi pola hubungan sosial dalam konteks pengambilan keputusan. Kelompok yang berada pada posisi sosial yang lebih tinggi, seperti elit politik atau ekonomi, mungkin memiliki pengaruh yang lebih besar dalam proses pengambilan keputusan masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan ketidakadilan dalam distribusi sumber daya, kebijakan yang merugikan kelompok yang lebih rendah, dan kesenjangan dalam kekuasaan politik.</p><p>&nbsp;</p><p>4. Stereotipe dan diskriminasi: Stratifikasi sosial dapat memperkuat stereotipe dan diskriminasi dalam pola hubungan sosial. Kelompok yang berada dalam posisi sosial yang lebih rendah seringkali menghadapi stigma, prasangka, dan perlakuan yang tidak adil berdasarkan asumsi negatif yang terkait dengan status mereka. Ini dapat menghambat interaksi yang harmonis antara kelompok-kelompok sosial dan menyebabkan ketidakadilan sosial.</p><p>&nbsp;</p><p>5. Mobilitas sosial yang terbatas: Stratifikasi sosial juga dapat membatasi mobilitas sosial, yaitu kemampuan individu untuk berpindah dari satu lapisan sosial ke lapisan sosial lainnya. Jika stratifikasi sosial sangat kaku dan sulit untuk mengubah status sosial, maka individu yang lahir dalam kelompok yang lebih rendah akan menghadapi hambatan untuk naik ke lapisan yang lebih tinggi, yang dapat menghambat perubahan sosial dan kesempatan yang adil bagi semua individu dalam masyarakat.</p><p>Penting untuk dicatat bahwa konsekuensi stratifikasi sosial dapat bervariasi dalam berbagai konteks sosial, budaya, dan sistem stratifikasi yang ada di masyarakat.</p><p>&nbsp;</p>

Adanya stratifikasi sosial, yang merupakan pembagian masyarakat menjadi lapisan-lapisan berdasarkan status, kekayaan, atau kekuasaan, dapat memiliki beberapa konsekuensi terhadap pola hubungan sosial. Berikut adalah beberapa contoh konsekuensi dari adanya stratifikasi sosial:

 

1. Ketimpangan dan konflik sosial: Stratifikasi sosial dapat menciptakan ketimpangan yang signifikan antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda. Ketika kesenjangan sosial yang besar terjadi antara lapisan masyarakat yang kaya dan miskin, konflik sosial dapat muncul sebagai akibat dari perasaan ketidakpuasan, ketidakadilan, dan ketidaksetaraan yang dirasakan oleh kelompok yang lebih rendah dalam hierarki sosial.

 

2. Pembentukan kelompok sosial yang eksklusif: Stratifikasi sosial dapat mengarah pada pembentukan kelompok-kelompok sosial yang eksklusif. Kelompok-kelompok yang memiliki status atau kekayaan yang tinggi mungkin cenderung membentuk kelompok-kelompok tertutup yang hanya terbuka bagi mereka yang berada dalam kategori tertentu. Ini dapat menyebabkan terciptanya kesenjangan sosial, segregasi, dan ketidakmampuan untuk berinteraksi secara bebas antara kelompok-kelompok tersebut.

 

3. Pengaruh yang tidak seimbang dalam pengambilan keputusan: Stratifikasi sosial juga dapat mempengaruhi pola hubungan sosial dalam konteks pengambilan keputusan. Kelompok yang berada pada posisi sosial yang lebih tinggi, seperti elit politik atau ekonomi, mungkin memiliki pengaruh yang lebih besar dalam proses pengambilan keputusan masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan ketidakadilan dalam distribusi sumber daya, kebijakan yang merugikan kelompok yang lebih rendah, dan kesenjangan dalam kekuasaan politik.

 

4. Stereotipe dan diskriminasi: Stratifikasi sosial dapat memperkuat stereotipe dan diskriminasi dalam pola hubungan sosial. Kelompok yang berada dalam posisi sosial yang lebih rendah seringkali menghadapi stigma, prasangka, dan perlakuan yang tidak adil berdasarkan asumsi negatif yang terkait dengan status mereka. Ini dapat menghambat interaksi yang harmonis antara kelompok-kelompok sosial dan menyebabkan ketidakadilan sosial.

 

5. Mobilitas sosial yang terbatas: Stratifikasi sosial juga dapat membatasi mobilitas sosial, yaitu kemampuan individu untuk berpindah dari satu lapisan sosial ke lapisan sosial lainnya. Jika stratifikasi sosial sangat kaku dan sulit untuk mengubah status sosial, maka individu yang lahir dalam kelompok yang lebih rendah akan menghadapi hambatan untuk naik ke lapisan yang lebih tinggi, yang dapat menghambat perubahan sosial dan kesempatan yang adil bagi semua individu dalam masyarakat.

Penting untuk dicatat bahwa konsekuensi stratifikasi sosial dapat bervariasi dalam berbagai konteks sosial, budaya, dan sistem stratifikasi yang ada di masyarakat.

 


Iklan

Nanda R

Community

24 Maret 2024 13:19

Jawaban terverifikasi

<p><br>Salah satu contoh konsekuensi adanya stratifikasi sosial terhadap pola hubungan sosial adalah terjadinya polarisasi atau pembatasan interaksi antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda strata atau tingkat sosial. Berikut adalah beberapa contoh yang menjelaskan hal ini:</p><p><strong>Pembatasan Akses Sosial:</strong> Orang-orang dari strata sosial yang lebih tinggi mungkin memiliki akses terbatas ke lingkungan atau kelompok sosial yang dihuni oleh orang-orang dari strata sosial yang lebih rendah. Misalnya, mereka mungkin memiliki akses terbatas ke lingkungan tempat tinggal, tempat rekreasi, atau klub eksklusif yang hanya terbuka untuk anggota dari strata sosial tertentu.</p><p><strong>Interaksi Terbatas:</strong> Individu dari strata sosial yang berbeda cenderung berinteraksi terutama dengan individu dari strata sosial yang sejenis. Misalnya, orang-orang dari strata sosial yang lebih tinggi cenderung memiliki lingkungan sosial yang terdiri dari individu-individu dengan latar belakang dan kekayaan yang serupa, sementara orang-orang dari strata sosial yang lebih rendah cenderung berinteraksi dengan individu dari kelompok yang serupa.</p><p><strong>Perbedaan Kultur Sosial:</strong> Strata sosial yang berbeda sering kali memiliki norma-norma sosial, nilai-nilai, dan praktik-praktik budaya yang berbeda. Ini dapat menyebabkan perbedaan dalam cara berkomunikasi, menafsirkan perilaku, dan membangun hubungan interpersonal antara individu dari strata yang berbeda.</p><p><strong>Pola Hubungan Hierarkis:</strong> Terdapat pola hubungan yang hierarkis antara individu dari strata sosial yang berbeda. Misalnya, interaksi antara atasan dan bawahan di tempat kerja sering kali mencerminkan hierarki strata sosial yang ada, di mana atasan memiliki kekuasaan dan otoritas yang lebih besar daripada bawahan.</p><p><strong>Stigma Sosial:</strong> Individu dari strata sosial yang lebih rendah mungkin mengalami stigmatisasi atau diskriminasi dalam interaksi sosial dengan individu dari strata sosial yang lebih tinggi. Stigma sosial ini dapat membatasi kemungkinan terbentuknya hubungan sosial yang positif dan saling menguntungkan.</p><p><br>&nbsp;</p>


Salah satu contoh konsekuensi adanya stratifikasi sosial terhadap pola hubungan sosial adalah terjadinya polarisasi atau pembatasan interaksi antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda strata atau tingkat sosial. Berikut adalah beberapa contoh yang menjelaskan hal ini:

Pembatasan Akses Sosial: Orang-orang dari strata sosial yang lebih tinggi mungkin memiliki akses terbatas ke lingkungan atau kelompok sosial yang dihuni oleh orang-orang dari strata sosial yang lebih rendah. Misalnya, mereka mungkin memiliki akses terbatas ke lingkungan tempat tinggal, tempat rekreasi, atau klub eksklusif yang hanya terbuka untuk anggota dari strata sosial tertentu.

Interaksi Terbatas: Individu dari strata sosial yang berbeda cenderung berinteraksi terutama dengan individu dari strata sosial yang sejenis. Misalnya, orang-orang dari strata sosial yang lebih tinggi cenderung memiliki lingkungan sosial yang terdiri dari individu-individu dengan latar belakang dan kekayaan yang serupa, sementara orang-orang dari strata sosial yang lebih rendah cenderung berinteraksi dengan individu dari kelompok yang serupa.

Perbedaan Kultur Sosial: Strata sosial yang berbeda sering kali memiliki norma-norma sosial, nilai-nilai, dan praktik-praktik budaya yang berbeda. Ini dapat menyebabkan perbedaan dalam cara berkomunikasi, menafsirkan perilaku, dan membangun hubungan interpersonal antara individu dari strata yang berbeda.

Pola Hubungan Hierarkis: Terdapat pola hubungan yang hierarkis antara individu dari strata sosial yang berbeda. Misalnya, interaksi antara atasan dan bawahan di tempat kerja sering kali mencerminkan hierarki strata sosial yang ada, di mana atasan memiliki kekuasaan dan otoritas yang lebih besar daripada bawahan.

Stigma Sosial: Individu dari strata sosial yang lebih rendah mungkin mengalami stigmatisasi atau diskriminasi dalam interaksi sosial dengan individu dari strata sosial yang lebih tinggi. Stigma sosial ini dapat membatasi kemungkinan terbentuknya hubungan sosial yang positif dan saling menguntungkan.


 


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Identifikasikan lima dampak positif konflik sosial!

64

0.0

Jawaban terverifikasi