Azkiya P

01 September 2024 11:34

Iklan

Azkiya P

01 September 2024 11:34

Pertanyaan

Berdasarkan data Bappenas, jumlah siswa putus sekolah mengalami kenaikan pada tahun ajaran 2022/2023 hingga mencapai 76.834 orang. Fenomena tersebut termasuk objek kajian sosiologi berupa permasalahan sosial karena.... a. melanggar nilai dan norma dalam masyarakat b. menyebabkan perubahan pola perilaku masyarakat c. mendorong terciptanya norma baru di bidang pendidikan d. menyebabkan terbentuknya kelompok sosial dalam masyarakat e. menunjukkan kondisi yang tidak di- kehendaki dan berdampak negatif

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

16

:

32

:

58

Klaim

3

1


Iklan

Nadya F

01 September 2024 12:09

<p>Jawaban yang paling tepat ialah</p><p>&nbsp;</p><p><strong>E. Menunjukkan kondisi yang tidak di kehendaki dan berdampak negatif</strong></p><p>&nbsp;</p><p>Penjelasan:</p><p>&nbsp;</p><p>Kondisi yang tidak diinginkan: Putus sekolah jelas merupakan kondisi yang tidak diinginkan dalam konteks pendidikan dan pembangunan manusia. Masyarakat umumnya mengharapkan semua anak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan.</p><p>&nbsp;</p><p>Dampak negatif: Putus sekolah memiliki berbagai dampak negatif, baik bagi individu maupun masyarakat secara luas.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;Dampak-dampak tersebut antara lain:</p><p>&nbsp;</p><p>Terbatasnya peluang kerja: Lulusan sekolah memiliki peluang kerja yang lebih luas dibandingkan dengan putus sekolah.</p><p>&nbsp;</p><p>Kemiskinan: Putus sekolah seringkali berkorelasi dengan kemiskinan, karena pendidikan dianggap sebagai salah satu jalan keluar dari kemiskinan.</p><p>&nbsp;</p><p>Ketimpangan sosial: Putus sekolah memperbesar kesenjangan sosial dalam masyarakat.</p><p>&nbsp;</p><p>Semoga membantu🙏🏻</p>

Jawaban yang paling tepat ialah

 

E. Menunjukkan kondisi yang tidak di kehendaki dan berdampak negatif

 

Penjelasan:

 

Kondisi yang tidak diinginkan: Putus sekolah jelas merupakan kondisi yang tidak diinginkan dalam konteks pendidikan dan pembangunan manusia. Masyarakat umumnya mengharapkan semua anak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan.

 

Dampak negatif: Putus sekolah memiliki berbagai dampak negatif, baik bagi individu maupun masyarakat secara luas.

 

 Dampak-dampak tersebut antara lain:

 

Terbatasnya peluang kerja: Lulusan sekolah memiliki peluang kerja yang lebih luas dibandingkan dengan putus sekolah.

 

Kemiskinan: Putus sekolah seringkali berkorelasi dengan kemiskinan, karena pendidikan dianggap sebagai salah satu jalan keluar dari kemiskinan.

 

Ketimpangan sosial: Putus sekolah memperbesar kesenjangan sosial dalam masyarakat.

 

Semoga membantu🙏🏻


Alikaa A

29 September 2024 04:15

Makasih

Iklan

Mau jawaban yang terverifikasi?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Setiap ilmu pengetahuan memiliki objek kajian berbeda. Objek kajian ilmu sosiologi ditunjukan oleh pernyataan... a. Penyalahgunaan media sosial di kalangan remaja mendorong munculnya tindakan perundugan online (cyber bullying) b. Bencana alam banjir, longsor dan puting beliung terjadi di beberapa wilayah Indonesia pada awal 2021 c. Pemerintah berupaya menjaga stabilitas ekonomi pada masa pandemi melalui Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) d. Kemunculan fenomena waterspout (angin puting bellung besar) di atas perairan Waduk Gajah Mungkur mengejutkan masyarakat Wonogiri, Jawa tengah e. Ribuan ikan jenis tandeman mati terdampar di pinggir Pantai Sikabaulan, Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten kepulauan Mentawai akibat pembahan iklim ekstrem

11

5.0

Jawaban terverifikasi

Kenakalan Remaja Kenakalan remaja merupakan perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan oleh orang remaja baik secara sendiri maupun kelompok yang sifatnya melanggar ketentuan-ketentuan hukum, moral, dan sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat. Kenakalan yang dilakukan pada usia remaja dapat terjadi di lingkungan sekolah, keluarga, maupun lingkungan masyarakat. Perilaku penyimpangan remaja yang dilakukan dapat berupa penyalahgunaan narkotika, perilaku seksual sebelum menikah, perkelahian antarpelajar, kebut-kebutan di jalanan, meminum minuman keras, merusak sarana dan prasarana masyarakat, dan lain sebagainya. Faktor penyimpangan perilaku remaja disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal dapat terjadi karena perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja. Selain itu, kontrol diri lemah dalam hal membedakan tingkah laku yang bisa diterima dan yang tidak bisa diterima. Faktor eksternal yang dapat memengaruhi kenakalan remaja di antaranya perceraian keluarga, perselisihan antar anggota keluarga, lingkungan yang tidak baik, dan juga penyalahgunaan kemajuan teknologi. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah kenakalan remaja menjadi perhatian berbagai pihak. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan perbaikan diri. Lingkungan keluarga yang harmonis, kondusif, dan nyaman juga akan membantu mengurangi penyimpangan terhadap perilaku remaja. Selain itu, pada usia remaja dilatih untuk membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh hal-hal yang buruk. Dalam mengatasi permasalahan kenakalan remaja perlu adanya penanaman nilai moral, pendidikan, dan religius pada diri seorang remaja. Di sisi lain, dukungan dan tindakan dari Pemerintah juga diperlukan untuk mengatasi tindakan remaja agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja. Harapannya supaya terciptanya situasi yang kondusif baik di lingkungan sekolah, keluarga, dan juga masyarakat. 1. Tentukan struktur teks eksplanasi tersebut!

12

4.6

Jawaban terverifikasi

Bacalah kutipan teks editorial berikut dengan saksama! Indonesia Terus Merintih lsu pemberian grasi kepada Corby berlanjut. Disusul wacana konser Lady Gaga, kekalahan tim bulu tangkis, dan ketidakjelasan program BBM. Indonesia merintih. Tentu bukan pernyataan yang sopan dan menyakitkan, tetapi jauh dari sebutan sarkastik Indonesia menuju negara gagal. Maksud kita baik, saling mengingatkan, lirik "lbu Pertiwi sedang lara, merintih, dan berdoa" yang populer tahun 1970-an itu relevan saat ini. Kondisi Indonesia merintih, seolah-olah menapaki jalan tiada ujung, terdesak, mati langkah. Ada beberapa sebab mengapa perasaan ini berkembang. Jelas bukan hanya empat soal itu, melainkan banyak hal. Bukan hanya soal Corby, konser Lady Gaga yang batal, keterpurukan bulu tangkis, dan antiklimaks rencana kenaikan harga BBM. Masih banyak yang lain, sebab ada sekian pemimpin daerah dibiarkan tersangkut kasus korupsi. Empat masalah itu disebut. Sebab, dari sekian masalah "sedang berjalan," tidak ada kata putus, serba menggantung atau selesai dengan sendirinya karena dilupakan. Rasanya, keempatnya masalah yang sepekan terakhir paling ramai dibicarakan. Silang pendapat berkembang, sebenarnya berujung pada tidak adanya ketegasan. Reformasi 14 tahun berhasil dari sisi menurunkan Soeharto, tetapi reformasi menyisakan sekian pekerjaan rumah. Hal yang terjadi barulah euforiayang kalau terus dilanjutkan dari periode kepemimpinan nasional yang satu ke kepemimpinan berikutnya tidak lebih dari mengulang apa yang pernah dilakukan kepemimpinan sebelum reformasi. Perbedaan hanya pada faktor waktu, tetapi sikap dan cara kerja serupa. Kekuasaan atau jabatan dipraksiskan dengan mental animal laborans, menurut istilah Hannah Arendt, ladang kerja mencari "makan" salah satu wujud naluri hewan sehingga no way dengan kebaikan umum. Kebajikan yang makin sering diucapkan seiring pula semakin dilupakan. Menjadi tegas mensyaratkan keyakinan diri. Keyakinan diri mensyaratkan rekam jejak yang terbebas dari perilaku kolutif, koruptif, dan nepotis. Ditambah dengan terpenuhinya kompetensi dan dukungan sosial politis budaya, mental animal laborans akan tereliminasi berikut keberanian mengambil langkah tegas berikut punya hati. Adapun yang hidup adalah noblesse oblige, kehormatan itumembawa tanggung jawab. Kereta apa pun tetaplah memerlukan dan bergantung pada sais. Indonesia terus merintih bukanlah sikap fatalistis, bukan juga pasrah, melainkan membangun sikap kritis. Lewat sikap kritis itulah terbentuk semangat melakukan transformasi sosial, tidak dalam arti rusak-rusakan ibarat anak berebut layangan putus. Indonesia merintih sekadar kapstok, cantelan pintu masuk menunjukkan seriusnya persoalan. Dan niscaya dalam mewujudkan transformasi sosial-terjemahannya perlu dirumuskan target, objek strategis, dan langkah-langkahnya sekaligus meninggalkan cara kerja pragmatisme yang berlebihan saat ini. Sumber: http://edukasi.kompasiana.com/2012/06/26/analisis-specs-editorial-kompas-indonesia-terus-merintih-4671.html Editorial di atas dilatarbelakangi oleh .... A. fakta lemahnya kepemimpinan nasional B. fakta lemahnya ketahanan ekonomi Indonesia C. fakta beberapa permasalahan yang dialami negara Indonesia D. fakta lemahnya ketahanan politik Indonesia E. fakta bahwa Indonesia kuat dalam hal kepemimpinan

3

5.0

Jawaban terverifikasi