CALL.ME.EL C

14 Desember 2021 15:20

Iklan

CALL.ME.EL C

14 Desember 2021 15:20

Pertanyaan

Bentuk perjuangan yang dilakukan oleh Mohammad Hatta Tolong

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

22

:

36

:

02

Klaim

1

3

Jawaban terverifikasi

Iklan

M. Anisa

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Jakarta

02 Februari 2022 01:40

Jawaban terverifikasi

Hai ELEORA T, Kakak bantu jawab ya. Perjuangan yang dilakukan Mohammad Hatta beragam dengan perjuangan diplomasi sejak sebelum kemerdekaan, saat kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan. Untuk lebih jelasnya, yuk pahami penjelasan berikut. Mohammad Hatta sendiri juga berperan terhadap kemerdekaan Indonesia, diantaranya: 1. Tergabung dengan organisasi Perhimpunan Indonesia Selama di PI, Hatta menjadi sosok yang cukup berani dan lantang untuk memberikan pernyataan ingin memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. 2. Merumuskan & mendampingi penulisan dan pembacaa Teks Proklamasi Hatta menjadi orang yang ikut merumuskan teks proklamasi malam tanggal 16 Agustus 1945 dan kemudian mendampingin Soekarno dalam pembacaan Proklamasi. 3. Menjadi wakil presiden Indonesia Pada tanggal 18 Agustus 1945 di Sidang PPKI 1, Hatta ditetapkan sebagai wakil presiden bersamaan dengan Soekarno sebagai presiden Republik Indonesia. 4. Memperjuangkan Indonesia di Konferensi Meja Bundar (KMB) Konferensi yang diadakan di Belanda untuk menentukan nasib Indonesia dan memperoleh pernyataan kemerdekaan dari Belanda salah satunya diwakilkan oleh Hatta. Beliau ikut mendesak Belanda serta mengambil simpati dunia agar Indonesia dapat menjadi negara berdaulat sepenuhnya. Semoga membantu yaa...


Iklan

Hasna P

15 Desember 2021 12:05

hai ELEORA T kakak bantu ya. bentuk perjuangan mohammad Hatta yaitu Drs.mohammad Hatta sangat ahli dan pandai dalam perundingannya melawan belanda. Berkat keahlian dan strategi Hatta maka pada tahun 1949 Belanda menyerahkan kedaulatan rebublik indonesia di konferensi meja bundar yang ditanda tangani Drs.mohammad Hatta.


Lidyaaa L

16 Desember 2021 10:41

halo kak biar saya bantu jawab yaa! Siapa sih orang Indonesia yang tidak tahu sosok Bung Hatta? Rasanya hampir pasti semua orang di Indonesia tahu nama Mohammad Hatta, tapi berapa banyak yang benar-benar tau tentang kisah perjuangannya?  memang figur Mohammad Hatta seringkali hinggap di benak masyarakat umum (hanya) sebagai sosok “pendamping” Bung Karno. Dari mulai nama bandara internasional kita yang dinamakan Bandara Soekarno-Hatta, dua wajah yang menghiasai mata uang seratus ribu rupiah, lagi-lagi Hatta berdampingan dengan Bung Karno. Kemudian peran dirinya sebagai proklamator Republik Indonesia, ditandai dengan sepotong kalimat : “… atas nama Bangsa Indonesia, Soekarno – Hatta”. Terakhir, peran politiknya yang dikenal sebagai Wakil Presiden pertama Indonesia, dimana lagi-lagi presidennya adalah Soekarno. Bung Hatta lahir 12 Agustus 1902 dengan nama Mohammad Attar di Bukittinggi, Sumatera Barat. Ayahnya, Muhammad Djamil yang seorang pemuka agama meninggal ketika Hatta berusia 8 bulan. Oleh karena itu, Bung Hatta dibesarkan oleh keluarga ibunya yang berasal dari keluarga saudagar. —————————— Masa Kependudukan Jepang dan Perjuangan Menuju Kemerdekaan (1942-1945) Dalam masa kependudukan Jepang, para calon pendiri negeri kita seperti Bung Karno, Bung Hatta, KH Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara (empat serangkai) dihadapkan pada “musuh” imperialis Jepang yang sifatnya jauh berbeda dengan Belanda. Jika sebelumnya tantangan yang dihadapi adalah pemerintahan Belanda yang masih terbuka pada dialog dan pembelaan secara birokrasi dan dialektika.  Maka Jepang tidak mau ambil kompromi untuk bersilang pendapat. Silang pendapat itu artinya bersilang katana beneran! Untuk itulah para calon pendiri NKRI terpaksa harus bersikap ekstra hati-hati, lebih taktis, dan lebih kooperatif sambil tetap waspada dengan pergerakan dan tujuan tersembunyi dari pemerintah Jepang. Dalam polemik itu, Hatta adalah orang pertama yang memberanikan diri untuk berdiskusi dengan Mayjen Harada agar tidak menjadikan Nusantara sebagai koloni Jepang, tapi justru mengakui kemerdekaan Indonesia sebagai atas nama persaudaraan di Asia. Sebagai timbal baliknya, masyarakat pribumi Nusantara akan mendukung Jepang dalam perang Pasifik melawan sekutu. Akhirnya Jepang mengangkat empat serangkai jadi pimpinan Pusat Tenaga Rakyat (Putera) yang merupakan organisasi propaganda buatan Jepang untuk dapat mengendalikan rakyat Nusantara dalam perang pasifik, baik dalam upaya kerja paksa (romusha) maupun bantuan militer. Peran serta tanggung jawab Bung Karno dan Bung Hatta terhadap penderitaan rakyat pribumi atas romusha adalah sebuah perdebatan moral tiada akhir dalam sejarah bangsa ini. Di satu sisi, ini adalah pilihan berat yang mereka anggap sebagai “langkah paling tepat” pada saat itu, agar Indonesia bisa mendapatkan celah untuk memerdekakan diri dengan (berpura-pura) berkooperatif dengan Jepang. Di sisi lain, bagi tokoh pergerakan lapangan (seperti Tan Malaka, dkk) yang melihat secara langsung penderitaan rakyat, Bung Karno dan Bung Hatta dinilai terlalu lembek bahkan pengecut karena mau-maunya jadi boneka Jepang. Puncak polemik ini adalah ketika Soekarno dan Hatta diundang ke Jepang untuk makan malam bersama Kaisar Jepang dan Perdana Menteri Tojo tahun 1943. Bentuk kooperatif ini akhirnya menemukan celah ketika bom atom menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki tanggal 7 & 9 Agustus 1945 yang memaksa hampir seluruh tentara Jepang untuk pulang ke negaranya. Di tengah masa vakum ini, akhirnya Bung Karno dan Bung Hatta mengambil tindakan tegas untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus sekaligus mewujudkan mimpi hampir seluruh rakyat Nusantara untuk mendapatkan momen untuk menghirup udara kemerdekaan. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan (1945-1949) Proklamasi kemerdekaan Indonesia memang sudah terlaksana 17 Agustus 1945, keesokan harinya Soekarno diangkat menjadi presiden, sementara Hatta menjadi wakil presiden. Dalam situasi ini, jangan dibayangkan proklamasi kemerdekaan dirayakan dengan sorak-sorai oleh seluruh lapisan masyarakat seolah-olah kita sudah ‘menang sepenuhnya’. Dalam kondisi ini, tantangan berikutnya yang harus dihadapi adalah: pengakuan dunia internasional. Karena tanpa adanya pengakuan dunia internasional, proklamasi 17 Agustus 1945 di Jakarta hanyalah dianggap sebagai bentuk “upaya sekelompok orang yang ngaku-ngaku mendirikan negara” yang hanya disaksikan oleh masyarakat lokal sekitar dan tidak mewakili kehendak seluruh kepulauan Nusantara. Negara Indonesia yang masih bayi memiliki 2 PR besar, yaitu upaya mempertahankan status kemerdekaan dari serangan militer manapun yang berupaya merebut daerah NKRI. Kedua adalah upaya memenangkan pengakuan dunia internasional yang perlu diperjuangkan dalam bentuk perundingan dan perjanjian. Dalam periode awal kemerdekaan, Bapak-Bapak pendiri Bangsa Indonesia, betul-betul harus berjuang susah-payah untuk menyelesaikan 2 PR besar tersebut. Dari mulai isi perjanjian Linggarjati dan Renville yang sangat merugikan pihak Indonesia. Sampai agresi militer Belanda 1-2 yang menggerogoti wilayah NKRI yang notabene adalah bentuk pelanggaran oleh Belanda sendiri terhadap perjanjian Linggarjati dan Renville. tiga tahun berlalu setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, Belanda masih belum mau mengakui kedaulatan NKRI dan berupaya merebutnya dengan agresi militer maupun perjanjian internasional. Puncak “kekalahan” Indonesia adalah serangan agresi militer Belanda II ke Yogyakarta pada 19 Desember 1948 dan berhasil menangkap Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan beberapa tokoh lainnya. Saat itu, Indonesia saat itu benar-benar kalah telak, hancur berantakan hampir tak berbekas. Jatuhnya ibukota negara (saat itu Yogyakarta adalah ibukota RI), beserta presiden dan perdana menteri Indonesia menjadi tawanan musuh ini memaksa Indonesia mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Bukittinggi yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara. Untungnya di saat-saat kritis, TNI masih bisa menunjukkan taringnya dengan melakukan serangan 1 Maret 1949 ke Jogyakarta dan memaksa Belanda untuk melakukan perundingan ulang yaitu Perjanjian Roem-Roijen. Perjanjian ini berlangsung alot sehingga memerlukan kehadiran Bung Hatta dari pengasingan di Bangka untuk mewakili Indonesia dalam kesempatan terakhir merebut kembali jati diri Negara di Indonesia pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag. Di sinilah Bung Hatta berperan sangat luar biasa besar dalam masa-masa kritis dan paling menentukan bagi keutuhan NKRI. Di saat Indonesia sedang benar-benar di ambang kehancuran, seorang putera Minangkabau yang telah ditempa oleh kedisiplinan belajar yang mencengangkan, oleh keluasan wawasan yang didapat dari melahap 16 peti buku yang selalu ia bawa kemanapun. Dengan kepiawaiannya berargumentasi dan berdialektika, Hatta berhasil mendesak Belanda sekaligus mengambil simpatik seluruh dunia pada Konferensi Meja Bundar (23 Agustus – 2 November 1949). Dengan memanfaatkan reaksi keras dunia internasional terhadap berbagai pelanggaran yang dilakukan Belanda pada perjanjian Linggarjati dan Renville dengan melangsungkan agresi militer. Belum lagi tindakan tegas Hatta pada penumpasan pemberontakan komunis di Madiun 1948 yang menambah simpatik pihak Amerika (yang anti-komunis) terhadap Indonesia. Ditambah dengan penyalahgunaan alokasi dana setelah Perang Dunia II yang seharusnya digunakan Belanda untuk membangun negara, malah digunakan untuk menyerang negara lain. Bung Hatta dapat pulang ke tanah air dengan senyum lebar penuh kemenangan, karena dirinya telah berhasil menghadiahkan NKRI (kecuali Irian Barat) sebuah pengakuan kedaulatan resmi dari Belanda dan juga dunia internasional. Kalo bukan karena seorang Bung Hatta yang waktu itu pergi mewakili Indonesia di KMB, mungkin yang namanya negara Republik Indonesia sudah hilang dari peta dunia seutuhnya 65 tahun yang lalu. semoga membantu ya kak :)


CALL.ME.EL C

17 Desember 2021 23:36

Bukannya kamu yang unfoll aku kan 🙂

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

Roboguru Plus

Dapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!

Chat Tutor

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Tuliskan batas laut Pulau Jawa!

10

3.0

Jawaban terverifikasi