baju adat sulawesi utara apa ya?

Halo, Rifki. Saya bantu jawab ya. Sulawesi Utara memiliki beberapa jenis baju adat yang digunakan untuk berbagai keperluan. Baju adat tersebut digunakan oleh beberapa suku yang ada di Sulawesi Utara. Berikut penjelasan tentang beberapa pakaian adat Sulawei Utara. Baju Adat Laku Tepu Baju adat Laku Tepu digunakan oleh suku Sangihe yang berada di Kepulauan Sangihe - Talaud. Untuk wanita, baju laku tepu berupa baju model terusan yang panjangnya hingga betis dan memiliki model kerah berbentuk "v", bagian bawahnya berupa rok rumbai-rumbai (kawihu), dan dilengkapi selendang (bandang). Baju laku tepu untuk pria berupa baju terusan dengan panjang hingga tumit dan memiliki model kerah agak tegak dan tidak berbentuk "v", serta dilengkapi dengan selendang (popohe) dan penutup kepala (paporong) yang terbuat dari serat kofo/fanili manila. Serat ini berasal dari pohon pisang. Baju Adat Biliu dan Makuta Baju adat biliu dan makuta digunakan oleh suku Gorontalo. Makuta adalah baju adat untuk pria berbentuk baju atasan berupa kemeja yang dipadukan dengan celana panjang dan dilengkapi dengan penutup kepala (tudung makuta). Biliu adalah baju adat untuk wanita berbentuk kebaya tanpa motif yang dipadukan dengan sarung untuk bagian bawahnya dan dilengkapi dengan penutup dada (kecubu), penutup kepala (lai-lai), dan ikat kepala (baya lo boute). Baju Adat Salu dan Baniang Baju sau dan baniang digunakan oleh suku Mongondow yang berada di Bolaang Mongondow. Para wanita menggunakan baju salu. Pakaian ini berbentuk kebaya yang dipadukan dengan rok dan dilengkapi dengan kembang goyang, beberapa aksesoris leher, serta penutup dada. Para pria menggunakan baju baniang. Baju ini berupa baju lengan panjang dengan atau tanpa kerah yang dipadukan dengan celana dan dilengkapi dengan sarung tenun, ikat pinggang , dan ikat kepala (mangilenso). Baju Adat Karai Momo dan Baniang Baju karai momo dan baniang digunakan oleh masyarakat suku Minahasa yang berada di Kabupaten Minahasa. Para wanita menggunakan pakaian karai momo. Baju ini berupa kebaya putih lengan panjang yang dipadukan dengan rok melebar di bagian bawahnya. Pada bagian rok dihiasi dengan sulaman berbentuk padi, kelapa, bunga melati, dan bunga kaca piring. Para pria menggunakan Baju baniang yang dilengkapi dengan sulaman motif kelapa, padi, dan naga di bagian depan baju dan bawah lengan. Baju ini dipadukan dengan celana hitam polos dan dilengkapi dengan ikat pinggang yang terbuat dari kulit ular. Baju Adat Tonaas Wangko dan Walian Wangko Baju tonaas wangko dan walian wangko digunakan oleh kalangan pemuka adat di Sulawesi Utara. Para pria menggunakan baju tonaas wangko berbentuk kemeja lengan panjang tanpa saku yang didominasi oleh warna hitam, berkerah tinggi, berkancing, dan bermotif padi di bagian depan, lengan, dan kerah. Baju walian wangko adalah bentuk modifikasi dari baju Tonaas Wangko yang berbentuk lebih panjang seperti jubah. Para wanita menggunakan baju khusus berupa kebaya panjang dengan warna putih yang dipadukan dengan kain sarung batik warna hitam sebagai bawahannya dan dilengkapi dengan kalung dan selendang. Jadi, baju adat Sulawesi Utara adalah laku tepu, biliu, makuta, salu, karai momo, baniang, tonaas wangko, dan walian wangko. Semoga membantu ya!