Vanessa A

23 Juli 2024 09:21

Iklan

Vanessa A

23 Juli 2024 09:21

Pertanyaan

bagaimana perbedaan pemikiran pendiri bangsa (Moh Yamin, Soepomo dan Soekarno) tentang dasar negara

bagaimana perbedaan pemikiran pendiri bangsa (Moh Yamin, Soepomo dan Soekarno) tentang dasar negara

Belajar bareng Champions

Brain Academy Champions

Hanya di Brain Academy

Habis dalam

01

:

16

:

21

:

01

Klaim

68

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Kevin L

Gold

23 Juli 2024 09:37

Jawaban terverifikasi

Penjelasan: Pertanyaan ini menanyakan perbedaan pemikiran para pendiri bangsa, yaitu Moh. Yamin, Soepomo, dan Soekarno, tentang dasar negara. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami pemikiran masing-masing tokoh tentang dasar negara dan bagaimana perbedaannya. Moh. Yamin, Soepomo, dan Soekarno merupakan tokoh penting dalam perumusan dasar negara Indonesia. Ketiganya memiliki pemikiran yang berbeda tentang dasar negara, yang tercermin dalam rumusan Pancasila yang mereka usulkan. **Moh. Yamin** mengusulkan "Piagam Jakarta" sebagai dasar negara. Dalam Piagam Jakarta, sila pertama Pancasila berbunyi "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Moh. Yamin berpendapat bahwa Islam harus menjadi dasar negara Indonesia karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. **Soepomo** mengusulkan "Gagasan Negara Republik Indonesia" sebagai dasar negara. Dalam gagasan Soepomo, sila pertama Pancasila berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Soepomo berpendapat bahwa dasar negara Indonesia harus bersifat universal dan tidak terikat pada agama tertentu. **Soekarno** mengusulkan "Rumusan Pancasila" sebagai dasar negara. Dalam rumusan Soekarno, sila pertama Pancasila berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Soekarno berpendapat bahwa dasar negara Indonesia harus bersifat universal dan tidak terikat pada agama tertentu, tetapi tetap mengakui keberadaan agama dan kepercayaan. Perbedaan utama terletak pada sila pertama Pancasila. Moh. Yamin mengusulkan Islam sebagai dasar negara, Soepomo mengusulkan Ketuhanan Yang Maha Esa, dan Soekarno mengusulkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan tidak mencantumkan kewajiban menjalankan syariat Islam. Perbedaan pemikiran ini menunjukkan bahwa para pendiri bangsa memiliki pandangan yang berbeda tentang dasar negara. Namun, mereka sepakat bahwa Pancasila harus menjadi dasar negara Indonesia. Jawaban: Moh. Yamin, Soepomo, dan Soekarno memiliki pemikiran yang berbeda tentang dasar negara. Moh. Yamin mengusulkan "Piagam Jakarta" yang berlandaskan pada Pancasila dengan sila pertama "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Soepomo mengusulkan "Gagasan Negara Republik Indonesia" yang berlandaskan pada Pancasila dengan sila pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa". Soekarno mengusulkan "Rumusan Pancasila" yang berlandaskan pada Pancasila dengan sila pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa". Perbedaan utama terletak pada sila pertama Pancasila, di mana Moh. Yamin mengusulkan Islam sebagai dasar negara, Soepomo mengusulkan Ketuhanan Yang Maha Esa, dan Soekarno mengusulkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan tidak mencantumkan kewajiban menjalankan syariat Islam. Perbedaan pemikiran ini menunjukkan bahwa para pendiri bangsa memiliki pandangan yang berbeda tentang dasar negara. Namun, mereka sepakat bahwa Pancasila harus menjadi dasar negara Indonesia.


Iklan

Nanda R

Community

27 Juli 2024 10:17

Jawaban terverifikasi

<p>Perbedaan pemikiran antara Moh. Yamin, Soepomo, dan Soekarno mengenai dasar negara Indonesia mencerminkan perspektif yang beragam dalam merumuskan ideologi negara. Berikut adalah ringkasan perbedaan pemikiran mereka:</p><p>1. <strong>Mohammad Yamin</strong></p><ul><li><strong>Ide Dasar Negara</strong>: Mohammad Yamin mengusulkan ideologi negara yang lebih menekankan pada nilai-nilai kebudayaan dan nasionalisme. Dalam pidatonya di BPUPKI pada 29 Mei 1945, Yamin menyampaikan lima asas dasar negara, yang dikenal dengan sebutan "Pancasila" versi Yamin:<ol><li><strong>Kebangsaan</strong> (nasionalisme)</li><li><strong>Kemanusiaan</strong> (humanisme)</li><li><strong>Kesejahteraan Sosial</strong> (social justice)</li><li><strong>Persatuan</strong> (unity)</li><li><strong>Ketuhanan</strong> (God)</li></ol></li></ul><p>2. <strong>Soepomo</strong></p><ul><li><strong>Ide Dasar Negara</strong>: Soepomo menawarkan pandangan yang lebih bersifat hukum dan konstitusi. Dalam pidatonya di BPUPKI pada 31 Mei 1945, Soepomo menyarankan bahwa dasar negara harus mencerminkan nilai-nilai yang bersifat integratif dan kolektif, dengan penekanan pada:<ol><li><strong>Persatuan</strong> (unity)</li><li><strong>Kekeluargaan</strong> (family)</li><li><strong>Keadilan Sosial</strong> (social justice)</li></ol></li></ul><p>3. <strong>Soekarno</strong></p><ul><li><strong>Ide Dasar Negara</strong>: Soekarno mengemukakan lima sila dalam pidatonya di BPUPKI pada 1 Juni 1945. Pancasila yang dicetuskan oleh Soekarno terdiri dari:<ol><li><strong>Ketuhanan Yang Maha Esa</strong> (monotheisme)</li><li><strong>Kemanusiaan yang Adil dan Beradab</strong> (humanity)</li><li><strong>Persatuan Indonesia</strong> (unity)</li><li><strong>Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan</strong> (democracy)</li><li><strong>Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia</strong> (social justice)</li></ol></li></ul><p><strong>Perbandingan dan Kesimpulan</strong></p><p><strong>Pendekatan</strong>:</p><ul><li><strong>Yamin</strong>: Lebih menekankan pada aspek kebangsaan dan kesejahteraan sosial.</li><li><strong>Soepomo</strong>: Fokus pada konsep kolektivitas dan kekeluargaan, serta penegakan keadilan sosial.</li><li><strong>Soekarno</strong>: Menciptakan sintesis dari berbagai aspek ideologi termasuk spiritualitas, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial.</li></ul><p><strong>Rumus Dasar Negara</strong>:</p><ul><li><strong>Yamin</strong>: Pancasila yang lebih menekankan pada nilai-nilai sosial dan kebudayaan.</li><li><strong>Soepomo</strong>: Konsep negara kolektif dan kekeluargaan dengan penekanan pada keadilan sosial.</li><li><strong>Soekarno</strong>: Pancasila sebagai ideologi yang menyatukan berbagai nilai dan prinsip dalam satu sistem yang komprehensif.</li></ul><p><strong>Kesimpulan</strong></p>

Perbedaan pemikiran antara Moh. Yamin, Soepomo, dan Soekarno mengenai dasar negara Indonesia mencerminkan perspektif yang beragam dalam merumuskan ideologi negara. Berikut adalah ringkasan perbedaan pemikiran mereka:

1. Mohammad Yamin

  • Ide Dasar Negara: Mohammad Yamin mengusulkan ideologi negara yang lebih menekankan pada nilai-nilai kebudayaan dan nasionalisme. Dalam pidatonya di BPUPKI pada 29 Mei 1945, Yamin menyampaikan lima asas dasar negara, yang dikenal dengan sebutan "Pancasila" versi Yamin:
    1. Kebangsaan (nasionalisme)
    2. Kemanusiaan (humanisme)
    3. Kesejahteraan Sosial (social justice)
    4. Persatuan (unity)
    5. Ketuhanan (God)

2. Soepomo

  • Ide Dasar Negara: Soepomo menawarkan pandangan yang lebih bersifat hukum dan konstitusi. Dalam pidatonya di BPUPKI pada 31 Mei 1945, Soepomo menyarankan bahwa dasar negara harus mencerminkan nilai-nilai yang bersifat integratif dan kolektif, dengan penekanan pada:
    1. Persatuan (unity)
    2. Kekeluargaan (family)
    3. Keadilan Sosial (social justice)

3. Soekarno

  • Ide Dasar Negara: Soekarno mengemukakan lima sila dalam pidatonya di BPUPKI pada 1 Juni 1945. Pancasila yang dicetuskan oleh Soekarno terdiri dari:
    1. Ketuhanan Yang Maha Esa (monotheisme)
    2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (humanity)
    3. Persatuan Indonesia (unity)
    4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan (democracy)
    5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia (social justice)

Perbandingan dan Kesimpulan

Pendekatan:

  • Yamin: Lebih menekankan pada aspek kebangsaan dan kesejahteraan sosial.
  • Soepomo: Fokus pada konsep kolektivitas dan kekeluargaan, serta penegakan keadilan sosial.
  • Soekarno: Menciptakan sintesis dari berbagai aspek ideologi termasuk spiritualitas, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial.

Rumus Dasar Negara:

  • Yamin: Pancasila yang lebih menekankan pada nilai-nilai sosial dan kebudayaan.
  • Soepomo: Konsep negara kolektif dan kekeluargaan dengan penekanan pada keadilan sosial.
  • Soekarno: Pancasila sebagai ideologi yang menyatukan berbagai nilai dan prinsip dalam satu sistem yang komprehensif.

Kesimpulan


Buka akses jawaban yang telah terverifikasi

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Jelaskan pokok-pokok pikiran tentang bangsa yang dikemukakan oleh Ernest Renan(Gesmi dan Hendri, 2018).

2

0.0

Jawaban terverifikasi