bagaimana pandangan pendiri bangsa terkait hubungan agama dan negara

Pendiri bangsa Indonesia, seperti Soekarno dan Muhammad Hatta, menganut pandangan yang inklusif terkait hubungan agama dan negara. Mereka mengakui pluralitas agama di Indonesia dan berkomitmen untuk menjadikan Indonesia negara yang berdasarkan Pancasila, yang menghargai keberagaman agama dan keyakinan. Pancasila sebagai dasar negara menegaskan bahwa "Ketuhanan Yang Maha Esa" adalah salah satu sila, tetapi tidak mengidentifikasi agama tertentu sebagai agama negara. Pendiri bangsa Indonesia ingin memastikan bahwa negara ini mampu menampung berbagai agama tanpa diskriminasi, sehingga masyarakat Indonesia dapat hidup dalam kerukunan dan persatuan. Pendiri bangsa mendorong praktik agama yang berlandaskan pada nilai-nilai moral dan etika, serta menghindari fanatisme atau ekstremisme agama yang dapat mengancam kedamaian dan keharmonisan bangsa. Dalam pandangan mereka, agama dijadikan sumber inspirasi dalam menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan beradab.