Bagaimana kepercayaan manusia purba pada masa bercocok tanam terhadap kehidupan setelah kematian?

Halo Praise, Kakak bantu jawab ya ! Pada masa bercocok tanam, manusia telah mengenal anggapan bahwa roh manusia setelah mati dianggap tidak hilang, melainkan berada di alam lain yang tidak berada jauh dari tempat tinggalnya dahulu. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya menhir, dolmen, dan punden berundak. Pembahasan : Pemujaan terhadap roh atau arwah leluhur berawal dari anggapan manusia terhadap kekuatan alam. Mereka mempercayai adanya suatu kekuatan yang bisa mengatur dan mengendalikan semua kehidupan. Pada masa bercocok tanam, manusia telah mengenal anggapan bahwa roh manusia setelah mati dianggap tidak hilang, melainkan berada di alam lain yang tidak berada jauh dari tempat tinggalnya dahulu. Mereka menganggap roh yang bersangkutan dapat dipanggil kembali bila dimintakan bantuan. Untuk itu, pada saat seorang mati dikuburkan maka ia dibekali dengan bermacam-macam keperluan sehari-hari, seperti perhiasan dan periuk. Selain itu, beberapa penemuan juga dapat membuktikan kepercayaan mereka terhadap kehidupan setelah kematian, seperti halnya : 1. Menhir yang merupakan tugu batu yang tegak, tempat pemujaan terhadap arwah leluhur. 2. Dolmen yang merupakan meja batu tempat meletakkan sesaji yang akan dipersembahkan kepada arwah nenek moyang. 3. Punden berundak yang digunakan sebagai bangunan suci tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang dibuat dalam bentuk bertingkat-tingkat atau berundak-undak. Dengan demikian, Pada masa itu, manusia telah mengenal anggapan bahwa roh manusia setelah mati dianggap tidak hilang, melainkan berada di alam lain yang tidak berada jauh dari tempat tinggalnya dahulu. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya menhir, dolmen, dan punden berundak. Semoga bisa bermanfaat ya !