Dukungan internasional dan perjuangan diplomasi di dunia luar memainkan peran penting dalam proses kemerdekaan Indonesia serta pengakuan kedaulatan negara setelah proklamasi pada 17 Agustus 1945. Berikut adalah beberapa aspek penting dari dukungan internasional dan upaya diplomasi yang dilakukan oleh Indonesia dalam perjuangannya:
1. Dukungan dari Negara-Negara Asia dan Timur Tengah
- Mesir adalah salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada Maret 1947. Dukungan Mesir ini sangat signifikan karena membuka jalan bagi negara-negara lain, terutama di dunia Arab, untuk mengikuti langkah tersebut.
- India juga merupakan salah satu negara yang memberikan dukungan kuat terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. India, di bawah kepemimpinan Jawaharlal Nehru, sangat vokal dalam mendukung kemerdekaan Indonesia di forum internasional, terutama di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
- Dukungan dari negara-negara Arab lainnya, seperti Arab Saudi dan Suriah, juga menguatkan posisi Indonesia di kancah internasional. Dukungan ini tidak hanya dalam bentuk pengakuan resmi, tetapi juga melalui penggalangan opini internasional terhadap kolonialisme Belanda.
2. Peran Organisasi Internasional
- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memainkan peran penting dalam penyelesaian konflik antara Indonesia dan Belanda. Ketika perjuangan fisik terus berlanjut di dalam negeri, Indonesia mengupayakan jalan diplomasi di forum internasional, termasuk di PBB. Pada Desember 1947, Dewan Keamanan PBB membentuk Komisi Jasa Baik (Good Offices Committee) atau dikenal dengan Komisi Tiga Negara (KTN), yang terdiri dari Australia (yang mewakili Indonesia), Belgia (mewakili Belanda), dan Amerika Serikat (sebagai mediator netral).
- Setelah itu, pada 1949, Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag diadakan sebagai hasil tekanan dari berbagai pihak internasional, termasuk Amerika Serikat, yang menyebabkan Belanda setuju untuk mengakui kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949.
3. Perjuangan Diplomasi di PBB
- Indonesia secara aktif memanfaatkan forum PBB untuk mendapatkan dukungan internasional. Salah satu contoh penting adalah ketika delegasi Indonesia di bawah pimpinan Sutan Sjahrir menghadiri pertemuan-pertemuan di PBB untuk memperjuangkan pengakuan kedaulatan Indonesia.
- Delegasi Indonesia berhasil menarik perhatian dunia internasional pada masalah kolonialisme dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang berhak atas kemerdekaannya. Pengakuan ini mendorong opini dunia untuk mendukung kemerdekaan Indonesia dan menekan Belanda agar menyetujui perundingan.
4. Dukungan dari Amerika Serikat dan Negara Barat
- Amerika Serikat berperan penting dalam diplomasi internasional Indonesia, terutama dalam mendesak Belanda untuk mengakhiri pendudukan militer di Indonesia. Setelah Perang Dunia II, Amerika Serikat mengubah posisinya dari mendukung kolonialisme Eropa menjadi mendorong dekolonisasi di berbagai belahan dunia, termasuk Asia.
- Sebagai salah satu kekuatan besar dunia, Amerika Serikat melihat pentingnya kestabilan di Asia Tenggara. Tekanan dari Amerika Serikat, baik secara diplomatik maupun melalui ancaman pemotongan bantuan ekonomi kepada Belanda, memaksa Belanda untuk berunding dengan Indonesia dan pada akhirnya menyerahkan kedaulatan.
5. Peran Media dan Opini Dunia
- Selain diplomasi formal, dukungan internasional juga datang dari kalangan media internasional yang memberitakan situasi perjuangan Indonesia kepada dunia. Media dari Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara lain memberitakan agresi militer yang dilakukan Belanda terhadap Indonesia, yang pada akhirnya memicu kecaman internasional.
- Tekanan dari opini publik global, terutama di negara-negara Barat, menjadi faktor signifikan yang mempercepat proses diplomasi dan pengakuan terhadap kemerdekaan Indonesia. Banyak aktivis dan intelektual di Eropa dan Amerika menolak kolonialisme dan mendukung perjuangan rakyat Indonesia untuk kemerdekaan.
6. Konferensi Internasional
- Indonesia juga mengambil bagian dalam Konferensi Asia di New Delhi pada tahun 1949. Konferensi ini diselenggarakan untuk menggalang dukungan dari negara-negara Asia terhadap kemerdekaan Indonesia dan mengkritik tindakan Belanda. Dukungan dari konferensi ini memperkuat posisi Indonesia di mata internasional.
- Setelah kemerdekaan, Indonesia juga memprakarsai Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 di Bandung, yang dikenal sebagai Konferensi Bandung. Ini adalah bagian dari upaya Indonesia untuk memperkuat solidaritas dengan negara-negara lain yang baru merdeka dan menghadapi imperialisme serta kolonialisme.
7. Dukungan Moral dari Gerakan Anti-Kolonialisme
- Gerakan anti-kolonialisme yang berkembang di dunia pasca Perang Dunia II juga memberikan dukungan moral bagi perjuangan Indonesia. Banyak negara-negara di Afrika dan Asia yang juga tengah memperjuangkan kemerdekaan mereka, melihat Indonesia sebagai simbol keberhasilan perjuangan melawan kolonialisme.
Secara keseluruhan, dukungan internasional dan perjuangan diplomasi yang dilakukan oleh Indonesia menjadi faktor kunci dalam mencapai pengakuan kemerdekaan dan kedaulatan penuh dari Belanda. Upaya diplomasi yang gigih, penggalangan opini internasional, serta dukungan dari negara-negara sahabat dan organisasi internasional berkontribusi besar terhadap keberhasilan Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaannya.