Nabila F

22 Mei 2024 08:24

Iklan

Iklan

Nabila F

22 Mei 2024 08:24

Pertanyaan

Bagaimana akhir dari Kesultanan Mataram Islam?

Bagaimana akhir dari Kesultanan Mataram Islam?


3

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Kevin L

Bronze

23 Mei 2024 02:40

Jawaban terverifikasi

1. Penyer Takhtakan (1613): Kesultanan Mataram Islam mengalami penurunan kekuasaan dengan penyerahan Takhtakan, sebuah peristiwa di mana Sultan Agung Hanyakrakusuma menyerahkan kekuasaan kepada Pangeran Mas, yang kemudian dikenal sebagai Sultan Amangkurat I. 2. Pemberontakan Trunojoyo (1677): Pemberontakan Trunojoyo terjadi ketika sekelompok pangeran Mataram Islam menolak otoritas Sultan Amangkurat I dan memproklamirkan kemandirian mereka. Ini mengakibatkan perpecahan dalam kesultanan. 3. Pertempuran Bubat (1619): Pertempuran Bubat merupakan pertempuran antara Mataram Islam dan Sunda Galuh. Meskipun Mataram Islam berhasil meraih kemenangan, pertempuran ini menunjukkan konflik internal dan eksternal yang dialami oleh Kesultanan Mataram Islam. 4. Kedudukan Sultan Agung Hanyakrakusuma: Sultan Agung Hanyakrakusuma dianggap sebagai salah satu penguasa terbesar dalam sejarah Mataram Islam, tetapi ia juga dikenal karena kebijaksanaannya yang keras dan tindakan-tindakan yang kontroversial, seperti penyerahan Takhtakan. 5. Pengaruh Perjanjian Giyanti (1756): Perjanjian Giyanti merupakan perjanjian antara Kesultanan Mataram Islam dengan VOC (Perusahaan Hindia Timur Belanda). Perjanjian ini menghasilkan pembagian wilayah dan pengaruh VOC yang lebih besar atas Kesultanan Mataram Islam. 6. Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno: Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-10 Masehi memberikan latar belakang untuk munculnya Kesultanan Mataram Islam di Jawa Tengah pada abad ke-16 Masehi.


Iklan

Iklan

Nanda R

Gold

21 Juni 2024 12:50

Jawaban terverifikasi

<p>Kesultanan Mataram Islam mengalami akhir yang kompleks dan terjadi secara bertahap. Berikut adalah rangkumannya:</p><p><strong>Perpecahan Internal</strong>: Pada abad ke-17, Kesultanan Mataram mengalami perpecahan internal yang signifikan antara cabang Mataram yang berpusat di Plered (Keraton Plered) dengan cabang yang berpusat di Kartasura (Keraton Kartasura). Perpecahan ini memperlemah kesatuan dan kekuatan kesultanan secara keseluruhan.</p><p><strong>Perang Suksesi</strong>: Setelah wafatnya Sultan Agung pada tahun 1645, terjadi persaingan kuat antara putra-putranya untuk merebut kekuasaan. Perang saudara dan perang suksesi ini melemahkan kesultanan secara militer dan administratif.</p><p><strong>Pengaruh Belanda</strong>: Kesultanan Mataram kemudian terlibat dalam konflik dengan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda yang berusaha mengendalikan perdagangan dan mengambil keuntungan dari sumber daya di Jawa. VOC memanfaatkan persaingan internal Mataram untuk memperluas pengaruhnya.</p><p><strong>Perjanjian Giyanti (1755)</strong>: Perang saudara terakhir antara putra Sultan Pakubuwono II dan Pangeran Mangkubumi menyebabkan kesultanan semakin lemah. Akhirnya, melalui Perjanjian Giyanti pada tahun 1755, Mataram terpecah menjadi dua wilayah kekuasaan: Kesultanan Yogyakarta yang diperintah oleh Sultan Hamengkubuwono I (putra dari Pangeran Mangkubumi), dan Kesultanan Surakarta yang diperintah oleh Sunan Pakubuwono III (putra dari Sultan Pakubuwono II).</p><p><strong>Pengaruh Eksternal dan Ketergantungan</strong>: Setelah Perjanjian Giyanti, kedua kesultanan menjadi bawahan VOC dan kemudian Belanda secara langsung. Kesultanan-kesultanan ini menjadi semakin tergantung pada dukungan Belanda, dan kekuasaan mereka terus berkurang seiring berjalannya waktu.</p><p><strong>Akhir Kesultanan</strong>: Pada akhir abad ke-19, pengaruh Belanda semakin dominan di Jawa. Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta tetap ada sebagai entitas formal, namun kekuasaan mereka semakin terbatas dan menjadi lebih simbolis. Pada tahun 1945, setelah kemerdekaan Indonesia, kesultanan-kesultanan ini kehilangan status politiknya dan menjadi bagian dari Republik Indonesia secara keseluruhan.</p>

Kesultanan Mataram Islam mengalami akhir yang kompleks dan terjadi secara bertahap. Berikut adalah rangkumannya:

Perpecahan Internal: Pada abad ke-17, Kesultanan Mataram mengalami perpecahan internal yang signifikan antara cabang Mataram yang berpusat di Plered (Keraton Plered) dengan cabang yang berpusat di Kartasura (Keraton Kartasura). Perpecahan ini memperlemah kesatuan dan kekuatan kesultanan secara keseluruhan.

Perang Suksesi: Setelah wafatnya Sultan Agung pada tahun 1645, terjadi persaingan kuat antara putra-putranya untuk merebut kekuasaan. Perang saudara dan perang suksesi ini melemahkan kesultanan secara militer dan administratif.

Pengaruh Belanda: Kesultanan Mataram kemudian terlibat dalam konflik dengan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda yang berusaha mengendalikan perdagangan dan mengambil keuntungan dari sumber daya di Jawa. VOC memanfaatkan persaingan internal Mataram untuk memperluas pengaruhnya.

Perjanjian Giyanti (1755): Perang saudara terakhir antara putra Sultan Pakubuwono II dan Pangeran Mangkubumi menyebabkan kesultanan semakin lemah. Akhirnya, melalui Perjanjian Giyanti pada tahun 1755, Mataram terpecah menjadi dua wilayah kekuasaan: Kesultanan Yogyakarta yang diperintah oleh Sultan Hamengkubuwono I (putra dari Pangeran Mangkubumi), dan Kesultanan Surakarta yang diperintah oleh Sunan Pakubuwono III (putra dari Sultan Pakubuwono II).

Pengaruh Eksternal dan Ketergantungan: Setelah Perjanjian Giyanti, kedua kesultanan menjadi bawahan VOC dan kemudian Belanda secara langsung. Kesultanan-kesultanan ini menjadi semakin tergantung pada dukungan Belanda, dan kekuasaan mereka terus berkurang seiring berjalannya waktu.

Akhir Kesultanan: Pada akhir abad ke-19, pengaruh Belanda semakin dominan di Jawa. Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta tetap ada sebagai entitas formal, namun kekuasaan mereka semakin terbatas dan menjadi lebih simbolis. Pada tahun 1945, setelah kemerdekaan Indonesia, kesultanan-kesultanan ini kehilangan status politiknya dan menjadi bagian dari Republik Indonesia secara keseluruhan.


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

sejarah lahirnya voc

7

0.0

Jawaban terverifikasi