Nabila F
22 Mei 2024 08:24
Iklan
Iklan
Nabila F
22 Mei 2024 08:24
3
2
Iklan
Iklan
Kevin L
Bronze
23 Mei 2024 02:40
· 0.0 (0)
Iklan
Iklan
Nanda R
Gold
21 Juni 2024 12:50
Kesultanan Mataram Islam mengalami akhir yang kompleks dan terjadi secara bertahap. Berikut adalah rangkumannya:
Perpecahan Internal: Pada abad ke-17, Kesultanan Mataram mengalami perpecahan internal yang signifikan antara cabang Mataram yang berpusat di Plered (Keraton Plered) dengan cabang yang berpusat di Kartasura (Keraton Kartasura). Perpecahan ini memperlemah kesatuan dan kekuatan kesultanan secara keseluruhan.
Perang Suksesi: Setelah wafatnya Sultan Agung pada tahun 1645, terjadi persaingan kuat antara putra-putranya untuk merebut kekuasaan. Perang saudara dan perang suksesi ini melemahkan kesultanan secara militer dan administratif.
Pengaruh Belanda: Kesultanan Mataram kemudian terlibat dalam konflik dengan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda yang berusaha mengendalikan perdagangan dan mengambil keuntungan dari sumber daya di Jawa. VOC memanfaatkan persaingan internal Mataram untuk memperluas pengaruhnya.
Perjanjian Giyanti (1755): Perang saudara terakhir antara putra Sultan Pakubuwono II dan Pangeran Mangkubumi menyebabkan kesultanan semakin lemah. Akhirnya, melalui Perjanjian Giyanti pada tahun 1755, Mataram terpecah menjadi dua wilayah kekuasaan: Kesultanan Yogyakarta yang diperintah oleh Sultan Hamengkubuwono I (putra dari Pangeran Mangkubumi), dan Kesultanan Surakarta yang diperintah oleh Sunan Pakubuwono III (putra dari Sultan Pakubuwono II).
Pengaruh Eksternal dan Ketergantungan: Setelah Perjanjian Giyanti, kedua kesultanan menjadi bawahan VOC dan kemudian Belanda secara langsung. Kesultanan-kesultanan ini menjadi semakin tergantung pada dukungan Belanda, dan kekuasaan mereka terus berkurang seiring berjalannya waktu.
Akhir Kesultanan: Pada akhir abad ke-19, pengaruh Belanda semakin dominan di Jawa. Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta tetap ada sebagai entitas formal, namun kekuasaan mereka semakin terbatas dan menjadi lebih simbolis. Pada tahun 1945, setelah kemerdekaan Indonesia, kesultanan-kesultanan ini kehilangan status politiknya dan menjadi bagian dari Republik Indonesia secara keseluruhan.
· 0.0 (0)
Yah, akses pembahasan gratismu habis
Tanya ke Forum
Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu
LATIHAN SOAL GRATIS!
Drill Soal
Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian
Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!