Alifya Z

29 Oktober 2024 11:14

Iklan

Alifya Z

29 Oktober 2024 11:14

Pertanyaan

bagaimana akhir dari gerakan wanita

bagaimana akhir dari gerakan wanita

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

17

:

59

:

50

Klaim

6

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Bianca B

30 Oktober 2024 02:44

Jawaban terverifikasi

<p>Gerakan Wanita Indonesia atau Gerwani adalah organisasi wanita yang berdiri pada 4 Juni 1950 di Semarang, Jawa Tengah.</p><p>Pada tahun 1960-an, organisasi Gerwani dikabarkan memiliki keterkaitan dengan PKI. Mereka dituduh melakukan kekerasan terhadap para Jenderal yang menjadi korban Gerakan 30 September 1965. Hal ini menimbulkan stigma negatif pada Gerwani dan tuntutan terhadap pembubaran Gerwani.</p><p>Oleh sebab itu, ketika Soeharto naik sebagai presiden, ia melarang adanya organisasi Gerwani. Akhirnya, tahun 1965, organisasi Gerwani resmi berakhir.</p><p>&nbsp;</p>

Gerakan Wanita Indonesia atau Gerwani adalah organisasi wanita yang berdiri pada 4 Juni 1950 di Semarang, Jawa Tengah.

Pada tahun 1960-an, organisasi Gerwani dikabarkan memiliki keterkaitan dengan PKI. Mereka dituduh melakukan kekerasan terhadap para Jenderal yang menjadi korban Gerakan 30 September 1965. Hal ini menimbulkan stigma negatif pada Gerwani dan tuntutan terhadap pembubaran Gerwani.

Oleh sebab itu, ketika Soeharto naik sebagai presiden, ia melarang adanya organisasi Gerwani. Akhirnya, tahun 1965, organisasi Gerwani resmi berakhir.

 


Iklan

Rendi R

Community

31 Oktober 2024 02:21

Jawaban terverifikasi

<p>&nbsp;</p><p>Akhir dari gerakan wanita tidak bisa didefinisikan secara tegas, karena gerakan ini bersifat dinamis dan terus berkembang. Gerakan wanita tidak memiliki "akhir" yang jelas, melainkan telah mengalami berbagai fase, transisi, dan evolusi dalam berbagai konteks sosial, politik, dan budaya. Berikut adalah beberapa cara untuk memahami perkembangan dan "akhir" dari gerakan wanita:</p><p>1. <strong>Evolusi dan Transformasi</strong></p><ul><li><strong>Fase Berbeda</strong>: Gerakan wanita telah mengalami berbagai fase, termasuk feminisme gelombang pertama (yang berfokus pada hak suara dan pendidikan), feminisme gelombang kedua (yang mengatasi isu-isu seperti kesetaraan di tempat kerja dan hak reproduksi), dan feminisme gelombang ketiga (yang mencakup keragaman pengalaman perempuan, termasuk isu ras, kelas, dan orientasi seksual).</li><li><strong>Fokus Baru</strong>: Saat ini, gerakan wanita semakin memasukkan isu-isu global seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, dan kesetaraan ekonomi, menunjukkan bahwa gerakan ini terus beradaptasi dengan tantangan baru.</li></ul><p>2. <strong>Pencapaian dan Tantangan Baru</strong></p><ul><li><strong>Pencapaian</strong>: Meskipun banyak pencapaian telah diraih dalam hak-hak perempuan, seperti hak suara dan akses pendidikan, tantangan baru muncul. Misalnya, isu-isu seperti kekerasan berbasis gender, diskriminasi di tempat kerja, dan kesehatan reproduksi masih menjadi masalah besar di banyak negara.</li><li><strong>Kepentingan Global</strong>: Dalam konteks global, gerakan wanita sekarang sering berfokus pada isu-isu lintas negara, termasuk perdagangan manusia, kekerasan seksual dalam konflik, dan hak-hak migran.</li></ul><p>3. <strong>Gerakan Feminisme Kontemporer</strong></p><ul><li><strong>Partisipasi dan Aktivisme</strong>: Gerakan wanita saat ini terlihat dalam berbagai bentuk aktivisme, termasuk kampanye di media sosial (misalnya, #MeToo, #TimesUp) yang berfokus pada kesetaraan gender, hak reproduksi, dan penanganan kekerasan terhadap perempuan.</li><li><strong>Solidaritas Global</strong>: Banyak gerakan sekarang bersifat transnasional, dengan perempuan di seluruh dunia saling mendukung dan berbagi pengalaman. Jaringan global telah terbentuk untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan strategi.</li></ul><p>4. <strong>Perubahan dalam Strategi</strong></p><ul><li><strong>Pendekatan Interseksional</strong>: Gerakan wanita saat ini semakin mengakui pentingnya pendekatan interseksional yang mempertimbangkan berbagai identitas, termasuk ras, kelas, orientasi seksual, dan disabilitas. Ini membantu menciptakan gerakan yang lebih inklusif dan representatif.</li><li><strong>Keterlibatan Laki-laki</strong>: Beberapa gerakan juga melibatkan laki-laki dalam advokasi kesetaraan gender, menyadari bahwa perubahan yang berarti memerlukan partisipasi semua anggota masyarakat.</li></ul><p>5. <strong>Pendidikan dan Kesadaran</strong></p><ul><li><strong>Pendidikan Gender</strong>: Pendidikan tentang gender dan hak-hak perempuan semakin banyak diterapkan dalam kurikulum di berbagai negara, meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang isu-isu ini di kalangan generasi muda.</li><li><strong>Advokasi Berbasis Komunitas</strong>: Banyak organisasi lokal dan komunitas berfokus pada pendidikan dan advokasi untuk memberdayakan perempuan di tingkat akar rumput.</li></ul><p>Kesimpulan</p><p>Gerakan wanita tidak berakhir, tetapi terus bertransformasi dan beradaptasi dengan konteks sosial, politik, dan ekonomi yang berubah. Meskipun banyak pencapaian telah diraih, tantangan baru tetap ada. Gerakan ini berlanjut dalam bentuk yang berbeda, dengan fokus yang lebih luas dan pendekatan yang lebih inklusif, mencerminkan kompleksitas pengalaman perempuan di seluruh dunia.</p>

 

Akhir dari gerakan wanita tidak bisa didefinisikan secara tegas, karena gerakan ini bersifat dinamis dan terus berkembang. Gerakan wanita tidak memiliki "akhir" yang jelas, melainkan telah mengalami berbagai fase, transisi, dan evolusi dalam berbagai konteks sosial, politik, dan budaya. Berikut adalah beberapa cara untuk memahami perkembangan dan "akhir" dari gerakan wanita:

1. Evolusi dan Transformasi

  • Fase Berbeda: Gerakan wanita telah mengalami berbagai fase, termasuk feminisme gelombang pertama (yang berfokus pada hak suara dan pendidikan), feminisme gelombang kedua (yang mengatasi isu-isu seperti kesetaraan di tempat kerja dan hak reproduksi), dan feminisme gelombang ketiga (yang mencakup keragaman pengalaman perempuan, termasuk isu ras, kelas, dan orientasi seksual).
  • Fokus Baru: Saat ini, gerakan wanita semakin memasukkan isu-isu global seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, dan kesetaraan ekonomi, menunjukkan bahwa gerakan ini terus beradaptasi dengan tantangan baru.

2. Pencapaian dan Tantangan Baru

  • Pencapaian: Meskipun banyak pencapaian telah diraih dalam hak-hak perempuan, seperti hak suara dan akses pendidikan, tantangan baru muncul. Misalnya, isu-isu seperti kekerasan berbasis gender, diskriminasi di tempat kerja, dan kesehatan reproduksi masih menjadi masalah besar di banyak negara.
  • Kepentingan Global: Dalam konteks global, gerakan wanita sekarang sering berfokus pada isu-isu lintas negara, termasuk perdagangan manusia, kekerasan seksual dalam konflik, dan hak-hak migran.

3. Gerakan Feminisme Kontemporer

  • Partisipasi dan Aktivisme: Gerakan wanita saat ini terlihat dalam berbagai bentuk aktivisme, termasuk kampanye di media sosial (misalnya, #MeToo, #TimesUp) yang berfokus pada kesetaraan gender, hak reproduksi, dan penanganan kekerasan terhadap perempuan.
  • Solidaritas Global: Banyak gerakan sekarang bersifat transnasional, dengan perempuan di seluruh dunia saling mendukung dan berbagi pengalaman. Jaringan global telah terbentuk untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan strategi.

4. Perubahan dalam Strategi

  • Pendekatan Interseksional: Gerakan wanita saat ini semakin mengakui pentingnya pendekatan interseksional yang mempertimbangkan berbagai identitas, termasuk ras, kelas, orientasi seksual, dan disabilitas. Ini membantu menciptakan gerakan yang lebih inklusif dan representatif.
  • Keterlibatan Laki-laki: Beberapa gerakan juga melibatkan laki-laki dalam advokasi kesetaraan gender, menyadari bahwa perubahan yang berarti memerlukan partisipasi semua anggota masyarakat.

5. Pendidikan dan Kesadaran

  • Pendidikan Gender: Pendidikan tentang gender dan hak-hak perempuan semakin banyak diterapkan dalam kurikulum di berbagai negara, meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang isu-isu ini di kalangan generasi muda.
  • Advokasi Berbasis Komunitas: Banyak organisasi lokal dan komunitas berfokus pada pendidikan dan advokasi untuk memberdayakan perempuan di tingkat akar rumput.

Kesimpulan

Gerakan wanita tidak berakhir, tetapi terus bertransformasi dan beradaptasi dengan konteks sosial, politik, dan ekonomi yang berubah. Meskipun banyak pencapaian telah diraih, tantangan baru tetap ada. Gerakan ini berlanjut dalam bentuk yang berbeda, dengan fokus yang lebih luas dan pendekatan yang lebih inklusif, mencerminkan kompleksitas pengalaman perempuan di seluruh dunia.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Gani berlari dengan kecepatan tetap 2 m/s. Dari tempat yang sama, lima menit selanjutnya Kusno berlari menyusul Adi dengan kecepatan tetap 6 m/s. Berapa waktu yang dibutuhkan Kusno menyusul Adi?

32

0.0

Jawaban terverifikasi