Daphne B

26 Mei 2022 13:24

Iklan

Iklan

Daphne B

26 Mei 2022 13:24

Pertanyaan

Bacalah cerita berikut dengan saksama! Asal-usul Kota Balikpapan Dahulu, di tanah Pasir, Kalimantan Timur, terdapat sebuah kerajaan besar yang dipimpin oleh Raja Aji Muhammad yang terkenal adil dan bijaksana. Berkat kepemimpinan Sang Raja, negeri itu senantiasa aman, makmur, dan sentosa. Penduduknya hidup dari hasil laut dan pertanian yang melimpah. Negeri itu memiliki wilayah yang cukup luas, salah satunya adalah sebuah teluk dengan pemandangan yang amat indah. Raja Aji Muhammad memiliki seorang putri bernama Aji Tatin. Dialah calon tunggal pewaris tahta kerajaan. ltulah sebabnya, semua kasih sayang ayah dan ibunya tercurah kepada Aji Tatin. Dayang-dayang istana selalu mendampingi Aji Tatin untuk menjaga, merawat, melindungi, dan memastikan segala keperluan Aji Tatin terpenuhi. Setelah beranjak dewasa, Putri Aji Tatin dinikahkan dengan seorang putra bangsawan dari Kutai. Sebagai putri tunggal, pesta pernikahan Aji Tatin dilangsungkan sangat meriah. Masakan lezat dari daging sapi dan kerbau dihidangkan untuk dihindangkan kepada para tamu undangan dari berbagai penjuru negeri. Tidak hanya para pembesar dari kerajaan tetangga, tetapi juga seluruh rakyat negeri itu turut berpesta. Hari itu merupakan hari indah dan bahagia bagi kedua mempelai. Saat pesta sedang berlangsung, Raja Aji Muhammad bangkit dari singgasananya untuk memberikan hadiah kepada putri tercintanya. "Putriku, Aji Tatin, hari yang penuh bahagia ini Ayah memberikan wilayah teluk yang indah dan memesona itu sebagai hadiah pernikahanmu," kata sang Raja di hadapan putri dan disaksikan oleh seluruh undangan. "Kini, teluk itu telah menjadi wilayah kekuasaanmu. Engkau pun boleh memungut upeti dari rakyatmu.” “Terima kasih, Ayahanda. Semoga Ananda bisa menjaga amanat ini," ucap Putri Aji Tatin dengan perasaan bahagia. Sejak itulah, Putri Aji Tatin menjadi ratu di teluk tersebut. Untuk memungut upeti dari rakyat, ia dibantu oleh suaminya dan seorang abdi setia bernama Panglima Sendong. Ketika itu, upeti yang dipungut dari rakyatnya berupa hasil bumi, terutama kayu yang sudah berbentuk papan. Papan tersebut akan digunakan untuk membangun istana. Suatu hari, orang-orang kepercayaan Putri Aji Tatin yang dipimpin oleh Panglima Sendong sedang memungut upeti dari rakyat. Upeti berupa papan tersebut diangkut melalui laut dengan menggunakan perahu. Namun, ketika mereka telah hampir sampai di teluk, tiba-tiba angin bertiup sangat kencang. Selang beberapa saat kemudian, gelombang laut yang amat dahsyat menerjang perahu yang mereka tumpangi. Seluruh penumpang perahu menjadi sangat panik. “Ayo, cepat dayung perahunya ke teluk!" teriak Panglima Sendong. Mendengar seruan itu, para pendayung pun segera mengayuh perahu mereka dengan cepat. Namun, semuanya sudah terlambat. Sebelum perahu itu mencapai teluk, gelombang laut yang semakin besar menabrak bagian lambung perahu. Air laut pun masuk dan memenuhi seluruh bagian perahu. Tak ayal, perahu yang dipenuhi papan kayu itu pun terbalik. Perahu yang sudah hampir tenggelam itu kemudian terbawa gelombang laut dan akhirnya terempas ke sebuah karang di sekitar teluk sehingga pecah berantakan. Tokong (galah) para pendayung pun patah. Papan kayu yang memenuhi perahu itu sebagian hanyut ke laut dan sebagian yang lain terdampar di tepi teluk. Tak seorang pun dari penumpang perahu selamat, termasuk Panglima Sendong. Putri Aji Tatin dan suaminya amat bersedih atas musibah yang menimpa panglima dan orang-orang kepercayaannya. Untuk mengenang peristiwa tersebut, maka wilayah teluk tempat perahu itu terbalik dinamakan Balikpapan, yaitu dari kata balik dan papan. Karang tempat terempasnya perahu itu semakin lama semakin besar sehingga menjadi sebuah pulau. Hingga kini, pulau itu disebut Pulau Tukung yang berasal dari kata tokong, yaitu tokong para awak perahu yang patah akibat terhempas di karang. Sumber: www.histori.id Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini berdasarkan cerita tersebut! 7. Pesan apakah yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari?


9

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

N. Tanggara

Mahasiswa/Alumni Universitas Atma Jaya Yogyakarta

27 Mei 2022 13:58

Jawaban terverifikasi

Jawabannya adalah berhati-hatilah dalam menjalankan suatu pekerjaan. Dari cerita tersebut, kita dapat memetik pesan moral, yaitu berhati-hatilah dalam menjalankan suatu pekerjaan. Bencana bisa saja terjadi karena kelalaian kita. Dalam cerita tersebut, perahu tiba-tiba terhantam angin kencang. Sebaiknya sebelum melakukan perjalanan kita harus mengecek kondisi kendaraan yang kita naiki, apakah kendaraan tersebut dalam kondisi baik. Selain itu, kita wajib mencari tahu informasi seperti perkiraan cuaca dan kondisi wilayah yang kita lewati, sehingga dapat melakukam perjalanan dengan aman dan terhindar dari musibah. Jadi, pesan yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah berhati-hatilah dalam menjalankan suatu pekerjaan.


Iklan

Iklan

Zean A

10 Oktober 2023 08:18

Pesan apakah yang dapat kamu terap dalam kehidupan sehari-hari?.......


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

Roboguru Plus

Dapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!

Chat Tutor

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bambang Pamungkas adalah sosok striker nomor satu di timnas. Ia menekuni profesi sebagai pesepakbola memang sedari kecil. Ia bukan dari keluarga yang berkecukupan, namun karena kegigihannya berlatih, sekarang ia menjadi tulang punggung di garis depan tim sepakbola Indonesia. Hal yang patut diteladani dari tokoh dalam kutipan biografi tersebut adalah

331

5.0

Jawaban terverifikasi