Aqila B

25 Juli 2024 11:01

Iklan

Aqila B

25 Juli 2024 11:01

Pertanyaan

Ayu membantu ibu nya menanam tanaman bawang,ia ingin mengetahui apakah tanaman yang ia tanam akan tumbuh lebih cepat apabila diberikan lebih banyak pupuk, Tentukanlah variabel bebas,variabel terikat dan variabel kontrol dalam penyelidikan ayu ini!

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

15

:

08

:

11

Klaim

8

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Nanda R

Community

26 Juli 2024 00:46

Jawaban terverifikasi

<p>Dalam penyelidikan Ayu mengenai pengaruh jumlah pupuk terhadap pertumbuhan tanaman bawang, berikut adalah penjelasan mengenai variabel yang terlibat:</p><p><strong>Variabel Bebas (Independent Variable)</strong>:</p><ul><li><strong>Jumlah Pupuk</strong>: Variabel bebas adalah faktor yang diubah atau dimanipulasi untuk mengamati pengaruhnya terhadap variabel terikat. Dalam kasus ini, jumlah pupuk yang diberikan pada tanaman bawang adalah variabel bebas.</li></ul><p><strong>Variabel Terikat (Dependent Variable)</strong>:</p><ul><li><strong>Kecepatan Pertumbuhan Tanaman</strong>: Variabel terikat adalah hasil yang diukur untuk melihat dampak dari variabel bebas. Dalam hal ini, kecepatan pertumbuhan tanaman bawang, yang bisa diukur dalam hal tinggi tanaman, jumlah daun, atau berat tanaman, adalah variabel terikat.</li></ul><p><strong>Variabel Kontrol (Controlled Variables)</strong>:</p><ul><li><strong>Jenis Tanah</strong>: Jenis tanah tempat tanaman bawang ditanam harus sama untuk semua perlakuan agar tidak mempengaruhi hasil.</li><li><strong>Jumlah Air</strong>: Semua tanaman harus mendapatkan jumlah air yang sama untuk memastikan bahwa perbedaan dalam pertumbuhan tidak disebabkan oleh perbedaan dalam penyiraman.</li><li><strong>Kondisi Cahaya</strong>: Semua tanaman harus ditempatkan di lokasi yang sama dengan intensitas cahaya yang sama untuk menghindari perbedaan pertumbuhan karena faktor pencahayaan.</li><li><strong>Suhu Lingkungan</strong>: Suhu harus konsisten di seluruh area percobaan agar tidak memengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman.</li><li><strong>Varietas Tanaman</strong>: Jenis atau varietas bawang yang digunakan harus sama untuk memastikan konsistensi dalam percobaan.</li></ul>

Dalam penyelidikan Ayu mengenai pengaruh jumlah pupuk terhadap pertumbuhan tanaman bawang, berikut adalah penjelasan mengenai variabel yang terlibat:

Variabel Bebas (Independent Variable):

  • Jumlah Pupuk: Variabel bebas adalah faktor yang diubah atau dimanipulasi untuk mengamati pengaruhnya terhadap variabel terikat. Dalam kasus ini, jumlah pupuk yang diberikan pada tanaman bawang adalah variabel bebas.

Variabel Terikat (Dependent Variable):

  • Kecepatan Pertumbuhan Tanaman: Variabel terikat adalah hasil yang diukur untuk melihat dampak dari variabel bebas. Dalam hal ini, kecepatan pertumbuhan tanaman bawang, yang bisa diukur dalam hal tinggi tanaman, jumlah daun, atau berat tanaman, adalah variabel terikat.

Variabel Kontrol (Controlled Variables):

  • Jenis Tanah: Jenis tanah tempat tanaman bawang ditanam harus sama untuk semua perlakuan agar tidak mempengaruhi hasil.
  • Jumlah Air: Semua tanaman harus mendapatkan jumlah air yang sama untuk memastikan bahwa perbedaan dalam pertumbuhan tidak disebabkan oleh perbedaan dalam penyiraman.
  • Kondisi Cahaya: Semua tanaman harus ditempatkan di lokasi yang sama dengan intensitas cahaya yang sama untuk menghindari perbedaan pertumbuhan karena faktor pencahayaan.
  • Suhu Lingkungan: Suhu harus konsisten di seluruh area percobaan agar tidak memengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman.
  • Varietas Tanaman: Jenis atau varietas bawang yang digunakan harus sama untuk memastikan konsistensi dalam percobaan.

Iklan

Kevin L

Gold

01 Agustus 2024 13:54

Jawaban terverifikasi

Mari kita identifikasi variabel-variabelnya: * Variabel Bebas: Ini adalah faktor yang sengaja diubah oleh Ayu untuk melihat pengaruhnya. Dalam kasus ini, jumlah pupuk yang diberikan adalah variabel bebas. Ayu akan memberikan jumlah pupuk yang berbeda-beda pada tanaman bawang yang berbeda. * Variabel Terikat: Ini adalah faktor yang diamati dan diukur untuk melihat pengaruh perubahan variabel bebas. Dalam percobaan ini, kecepatan pertumbuhan tanaman bawang adalah variabel terikat. Ayu akan mengukur seberapa cepat tanaman bawang tumbuh setelah diberikan pupuk yang berbeda. * Variabel Kontrol: Ini adalah faktor-faktor yang harus dibuat sama agar percobaan adil dan hasilnya bisa dibandingkan. Dalam percobaan Ayu, variabel kontrol yang perlu diperhatikan antara lain: * Jenis tanaman bawang: Harus sama semua agar perbedaan pertumbuhan tidak disebabkan oleh jenis tanaman yang berbeda. * Jumlah tanaman: Jumlah tanaman dalam setiap kelompok percobaan harus sama agar hasilnya lebih akurat. * Jenis tanah: Jenis tanah yang digunakan harus sama agar perbedaan pertumbuhan tidak disebabkan oleh jenis tanah yang berbeda. * Jumlah air: Jumlah air yang diberikan pada setiap tanaman harus sama agar perbedaan pertumbuhan tidak disebabkan oleh jumlah air yang berbeda. * Cahaya matahari: Semua tanaman harus mendapatkan sinar matahari yang sama banyaknya. * Suhu: Suhu lingkungan tempat tanaman tumbuh harus sama. Kesimpulan: Dengan mengendalikan semua variabel selain jumlah pupuk, Ayu dapat memastikan bahwa perbedaan pertumbuhan tanaman bawang yang diamatinya benar-benar disebabkan oleh perbedaan jumlah pupuk yang diberikan. Dengan demikian, Ayu dapat menarik kesimpulan yang valid tentang pengaruh jumlah pupuk terhadap pertumbuhan tanaman bawang. Jadi, dalam percobaan Ayu: * Variabel bebas: Jumlah pupuk * Variabel terikat: Kecepatan pertumbuhan tanaman bawang * Variabel kontrol: Jenis tanaman bawang, jumlah tanaman, jenis tanah, jumlah air, cahaya matahari, suhu


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

1.Bacalah kutipan drama berikut! Abah: "Kalau cari suami harus yang jelas masa depannya, jangan seperti si Kabayan!" Iteung: "Tapi Kang Kabayan mah baik nyaah sama Iteung." Abah: "Baik? Baik apanya? Kalau memang baik pasti suka ngirim uang, paling sedikit ngirim ikan kesenangan Abah. Ikan gurame!" Ambu: "Abah teh kumaha. Apa-apa selalu saja diukur pakai uang." Tokoh Iteung pada kutipan drama tersebut akan lebih menarik jika menggunakan kostum a. celana panjang dan kaos dengan rambut panjang dibiarkan terurai b. celana panjang dan kaos dengan rambut dikepang dua c. kebaya dan celana panjang dengan rambut dibiarkan terurai d. kebaya dan kain dengan rambut di kepang dua 2.Jo : "Hey, jalan yang bener dong!" (keluar dari mobil) Yuda: (tampak terkejut dan menguasai diri) "Maaf Pak." Jo: (melotot) "Maaf, maaf!" (1) Bapak: "Sudahlah Jo, dia sudah minta maaf kok, lagi pula ayah buru- buru nanti terlambat ke kantor." (cepat menyusul keluar dari mobil) Jo : "Tidak bisa, dia harus diberi pela- jaran!" (nyaris melayangkan tinju) (2) Bapak : "Sabar Jo. (melihat kasihan pada Yuda) "Kau pergilah, Nak!" Yuda : "Terima kasih, Pak!" (3) Bapak "Hey, apa yang kau bawa, Nak?" (heran) "Kamu jual lukisan?" Yuda : "lya Pak, ini lukisan kaca." (4) Bapak: "Sungguh baru kali ini aku melihat lukisan kaca, biasanya saya di rumah memajang lukisan kanvas, lukisan kertas, lukisan bulu, dan lain-lain. Tapi, lukisan ini? Ah ya berapa kamu menjual ini?" Yuda: "Yang mana Pak?" (5) Bapak: "Semuanya. Ah sudah jangan bingung, gini aja gimana kalau lukisan itu saya beli lima juta rupiah." Yuda : "Apa? Lima juta!" (6) Bapak: "Apa kurang?" Yuda : "Cu... kup, Pak." Bukti latar waktu dalam kutipan drama tersebut terdapat pada dialog nomor .... a. (1) b. (3) c. (4) d. (6) 3.Perhatikan penggalan drama berikut! "Dari mana saja kau, Badar? Hari sudah petang tapi kau baru pulang," tanya ayah sambil berkacak pinggang. Dialog tersebut diucapkan dengan nada a. keras sambil bercanda b. marah dan serius c. rendah dan penuh tanya d. penuh kasih sayang 4.Cermati kutipan bacaan berikut! "Mohammad-san inilah rumahku." Toshihiko berkata ketika kami sampai di depan sebuah rumah kayu yang sederhana. Lalu berteriak, "Ibu! Ibu! Inilah tamu yang kita tunggu. Lihatlah, seorang Indonesia yang tersesat di kebun anggur Katsunuma. Bukankah ini suatu kehormatan bagi kita?" Bacaan tersebut termasuk teks fiksi karena a. memiliki unsur tema dan tokoh b. bersifat sistematis berdasarkan fakta yang ada c. narasi dan dialog menggunakan ragam bahasa baku d. menggunakan peribahasa untuk membandingkan suatu hal 5.Perhatikan teks berikut! Perkembangan teknologi informatika dalam satu dekade terakhir mengalami lonjakan luar biasa. Munculnya internet memudahkan setiap orang mendapat akses informasi. Tidak hanya sekadar berita, melalui internet orang bisa ber- jualan, memasang iklan, menikmati musik, dan memungkinkan individu mengetahui berbagai peristiwa secara intensif. Berdasarkan wacana tersebut, istilah yang dapat dideretkan dalam indeks dengan tepat adalah a. akses-individu-informatika-informasi- teknologi b. akses-iklan-individu-intensif-internet C. iklan-individu-informasi-intensif-internet d. individu-informasi-intensif-internet-iklan 6.Perhatikan kutipan indeks berikut! Gaib 8 Ilmu Fisika 7 Ilustrasi 57 Imajinasi 59 Implikasi 54 Magnetis 65 Pengetahuan eksakta 46 Pengetahuan keras 47 Pengetahuan lunak 48 Pengetahuan non-eksakta 45 Berikut ini pernyataan yang tidak benar berdasarkan indeks tersebut adalah a. Di halaman 46, kita dapat mempelajari materi pengetahuan keras. b. Materi tentang implikasi dapat kita jumpai di halaman 54. C. Di halaman 45 kita dapat mempelajari pengetahuan non-eksakta d. Pengetahuan eksakta dapat kita pelajari di halaman 46. *kutipan teks drama berikut untuk soal nomor 7 - 9* (1) Mayor: "Berapa lama lagi aku harus menunggu? Lihat semburat matahari sudah terlihat." (sambil menggebrak meja) (2) Kopral: "Sabarlah sedikit, Pak." (3) Mayor "Jangan ditawar lagi." (4) Kopral: "Apanya, Pak?" (5) Mayor: "Kesabarannya! Sejak kemarin kesabaran saya habis. Sabar itu prinsip. Tidak bisa ditawar- tawar, ngerti?" (6) Kopral: "Kalau begitu kuralat ucapanku tadi." (7) Mayor: "Ya, tapi pertanyaanku belum Bung jawab. Berapa lama lagi? Semburat matahari sudah terlihat tu!" 7.Dialog pada kutipan teks drama tersebut yang berisi kramagung ditandai dengan nomor a. (1) b. (3) c. (4) d. (5) 8.Latar disertai bukti nomor pada kutipan drama tersebut adalah .... a.. siang hari, bukti pada dialog nomor (7) b. menjelang maghrib, bukti pada dialog nomor (5) c.pagi hari, bukti pada dialog nomor (7) d. sore hari, bukti pada dialog nomor (1) 9.Amanat yang sesuai dengan kutipan teks drama tersebut adalah .... a. Kemarahan bukanlah cara penyelesaian masalah yang bijak. b. Seorang bawahan tidak sepatutnya melawan atasan sekalipun untuk membela kebenaran. c. Kita harus lebih banyak bersabar menghadapi apa pun. d. Kita harus mengikuti keinginan atasan walaupun tidak sejalan dengannya. *kutipan drama berikut untuk soal nomor 10-13* Fikri: "Hai sobat. Lho ada apa ini? Kamu kok kelihatan sedih?" Bayu: "Enggak. Perasaan kamu saja." Fikri: "Ayolah... Aku kenal kamu dari kecil. Aku bisa tahu kamu sedih, senang, malas, atau marah? Ayo katakan padaku siapa tahu aku bisa membantu." Bayu: "Kamu ini tau aja. Hari ini hari terakhir aku harus membayar SPP. Bapakku masih di luar kota. Ibuku sakit. Aku bingung harus bagaimana." Fikri :"Kenapa harus bingung. Aku bisa membantumu." Bayu: "Maksudmu?" Fikri: "Ya... membantumu. Aku punya uang tabungan dan cukup untuk membayar SPP mu." Bayu: "Wah... enggak ... enggak ... enggak aku tidak bisa menggunakan uang tabunganmu." Fikri: "Ayolah teman... aku tulus... kapan-kapan kamu dapat mengembalikannya." 10. Tema yang digambarkan pada kutipan drama tersebut adalah a. persahabatan antara kedua orang b. tolong-menolong antarteman yang mem- butuhkan c. persahabatan yang didukung oleh kedua orang tua d. masalah ekonomi keluarga yang tak kunjung reda 11.Tokoh Fikri dalam kutipan drama tersebut memiliki watak a. rendah hati b. tinggi hati c. baik hati d. kecil hati 12. Kutipan drama suasana tersebut menceritakan a. haru b. kaget c. kecewa d. sedih 13.(sambil terpogoh-pogoh masuk kamar tamu, Naja menangis) Naja: "Bu, aku sudah tidak kuat lagi kalau begini." Ibu: "Percayalah, Nak, masalah ini akan segera teratasi. Tuhan Maha Pengatur dan Mahabaik." Naja: "Tapi kapan? Kapan? Aku bosan sudah!" Ibu: "Bersabarlah, Nak. Jika sabar, masalah akan terurai satu per satu." (sambil membelai rambut Naja dengan penuh Kesabaran). Dalam struktur teks drama, kutipan tersebut merupakan bagian .... a. orientasi b. resolusi c. komplikasi d. epilog *kutipan buku berikut untuk soal nomor 14 dan 15* Bumi adalah tempat di mana kita, manusia, dan makhluk hidup lainnya berada. Bumi sering disebut juga sebagai planet biru. Kenapa? Karena bumi kalau dilihat dari luar angkasa terlihat dengan warna dominan biru. Tahukah kamu warna biru bumi yang terlihat dari angkasa raya itu? Itu adalah lautan. Karena sekitar 70% permukaan bumi merupakan lautan yang sangat luas. Sisanya 30% merupakan daratan yang tersusun atas dataran, gunung, dan lembah. Bumi juga dikelilingi oleh lapisan atmosfer yang merupakan pelindung bumi. 14. Teks tersebut tergolong sebagai karya nonfiksi karena .... a. berisi cerita karangan manusia b. bersifat informatif dan berisi kenyataan c. berasal dari imajinasi pengarang d. memiliki makna ganda 15. Inti dari kutipan buku tersebut adalah .... a. memaparkan tentang alam dan kerusakannya b. memaparkan secara detail tentang bumi c. menggambarkan tentang jenis-jenis atmosfer d. menjelaskan jenis-jenis planet 16.Bacalah kutipan teks fiksi berikut! Kehidupan keluarga ini sangat sederhana. Ayah dan Ibu setiap hari membanting tulang di ladang, seolah-olah kepala jadi betis, betis jadi kepala demi beberapa mulut yang harus dipenuhi. Orang tua ini ikhlas bekerja dengan tanggung jawab demi keluarga dan anak-anaknya kelak supaya jadi orang. Tak ada rotan akar pun jadi, begitulah kata orang tua itu. Daya tarik cuplikan teks fiksi tersebut tampak pada..... a. konflik dalam cerita b. latar cerita c. gaya bahasa penulis d. tema cerita 17.Perhatikan cuplikan teks berikut! Perempuan memang paling rentan terhadap anemia, terutama anemia karena kekurangan zat besi. Darah memang sangat penting bagi perempuan. Hal ini terutama pada saat hamil, zat besi itu dibagi dua, yaitu bagi si ibu dan janinnya. Apabila si ibu mengalami anemia, bisa terjadi abortus, lahir prematur, dan juga kematian saat melahirkan. Bahkan, bagi janin, zat besi juga dibutuhkan, terutama juga ada kaitannya dengan kecerdasan. Topik untuk diskusi berdasarkan bacaan tersebut adalah a. manfaat zat besi bagi bayi b. kesehatan ibu dan janin C. anemia sebagai penyakit berbahaya bagi perempuan d. sebab-sebab tingginya kernatian bayi dan anak di Indonesia *indeks berikut untuk soal nomor 18 dan 19* Aliterasi, 89, 93 Amanat, 5, 70 Arbitrer, 3, 65 Artikel, 8, 90 Balada, 25, 75 Drama, 89, 99 Epilog, 34, 36, 74 Fiksi, 3, 25, 90 18. Berdasarkan indeks buku nonfiksi tersebut, kita dapat menemukan istilah epilog di halaman.... a. 3,65 b. 25,75 c. 34, 36, dan 74 d. 3, 25, dan 90 19. Berdasarkan indeks buku tersebut, saat membuka halaman 25 kita dapat menemukan kata .... a. balada dan epilog b. balada dan fiksi c. balada dan drama d. balada

54

1.0

Jawaban terverifikasi

Bola-Bola Waktu Oleh Rakhma Subarna Ivan menendang kerikil di jalan dengan kasar hingga terpelanting berhamburan. Debu mengepul dari kerikil-kerikil itu. Lagi-lagi ia dijadikan bahan tertawaan! Ini semua gara-gara kue basah Ibu! Setiap hari Ivan harus bangun pukul setengah empat pagi dan membantu Ibu membuat aneka kue basah. Ivan juga harus pergi lebih pagi untuk mengantarkan kue-kue itu ke beberapa warung menuju sekolah. Hal yang paling memalukan, Ivan menitipkan kue itu juga di kantin sekolah! Ketika Fiam, anak paling usil di kelasnya tahu, ia segera mengejek Ivan. Dan begitu Fiam memulai, julukan “tukang kue” untuknya pun langsung diikuti teman-teman sekelas. Seolah belum cukup memalukan, bangun pagi dan rasa lelah bekerja sejak subuh membuat Ivan sering tertidur saat pelajaran. “Wah, tukang kue mau alih profesi jadi tukang tidur,” ejek Fiam yang memancing tawa sekelas. Ivan masih menendang kerikil-kerikil itu. “Aku tidak mau lagi!” teriak Ivan dalam hatinya. “Aku tidak mau lagi berjualan kue. Aku ingin menjadi anak SMP yang keren dan dikagumi oleh teman-temanku!” “Kau yakin?” Ivan menengok. Seorang pria berkerudung hitam memandangnya. Bibir pria itu tersenyum ramah. Di meja di hadapannya tergeletak aneka bola warnawarni. Ivan memandang pria itu sambil mengerutkan alisnya. Apakah dia peramal? tanya Ivan dalam hati. “Kau ingin melihat apa yang terjadi apabila kau berhenti berjualan kue?” Ragu-ragu, Ivan mengangguk. Ia lalu mengambil bola merah yang disodorkan pria itu. Seketika, tubuhnya terasa ringan, dunia di sekitarnya berputar. Ivan terkesiap. Ia terbangun di sebuah kamar yang terasa asing. Dengan heran, ia menatap Nina dan Danu, adiknya. Mengapa mereka tidur di sini? Ivan menatap sekeliling. Kamar itu sempit, pengap, dan terutama sangat berantakan! Barang-barang miliknya tergeletak di mana saja, sementara tumpukan buku koleksi Nina dan mainan Danu memenuhi sudut-sudut kamar. “Pukul 06.00? Aku terlambat untuk membuat kue!” Ivan segera berdiri dan keluar kamar. “Kamu sudah bangun, Van?” suara Ibu menyapanya. Mata Ivan membelalak lebar melihat kerut-kerut yang bertambah di wajah Ibu dan kelelahan yang tergambar jelas di sana. “Syukurlah. Ibu pergi dahulu, ya. Jangan lupa, antar adik-adikmu ke sekolah.” Ivan termangu. Ia menatap sosok Ibu yang membawa kotak-kotak berisi aneka kue basah. Jadi, tampaknya mereka masih berjualan kue basah. Hanya, kali ini, Ibu tidak meminta bantuannya. Akhirnya, Ivan terbebas dari tugasnya! Lalu, di mana Ayah? Biasanya Ayah yang mengantar Ibu untuk pergi berjualan. Ivan memandang ke sekeliling ruangan. Saat itulah Ivan menatap sebuah foto berbingkai hitam di dekat meja makan. Di dalamnya, wajah lelah ayahnya tersenyum ramah. “Van, nanti siang jangan lupa latihan basket, ya. Minggu depan kita lawan SMP Bina Bangsa.” Ivan hanya mengangguk lesu. Sekarang ia tahu, ia berada di tahun 2022. Tidak ada lagi teman-teman sekelas yang mengejeknya. Malah bisa dikatakan, ia memiliki cukup banyak teman. Nilai-nilainya bukan yang terbaik, tetapi bukan pula yang paling jelek. Ia berhasil masuk tim basket selama dua tahun berturut-turut. Semua tampak sempurna. Namun, mengapa Ivan menyesal berada di tahun ini? Tadi pagi ia mengetahui bahwa ayahnya tidak lagi bersama mereka. Ayah meninggal karena sakit. Kata Ibu, Ayah sering mengabaikan sakit yang dideritanya dan berkeras membantu Ibu. Ayah bahkan menolak tawaran Ibu untuk membayar seorang pekerja. Ayah ingin hasil penjualan kue ditabung untuk biaya kuliah Ivan nanti. “Hai, Van! Apakah Ibumu sudah sembuh? Mamaku ingin pesan kue basah untuk arisan, tetapi Ibumu bilang ia sedang tidak enak badan.” Perkataan Hario menyadarkan Ivan lagi dari lamunannya. Ivan menunduk. Ia teringat wajah menua dan lelah ibunya tadi pagi, bahkan Ibunya tidak mengatakan kepadanya bahwa ia sedang sakit. Ivan menelengkupkan kepala di atas meja. Andai saja penyesalan bisa memutar kembali waktu, ia lebih memilih membantu kedua orang tuanya berjualan kue. Matanya terasa panas. Kepalanya terasa berputar. Ivan mengerjap. Seseorang mengguncang tubuhnya lembut. “Ivan, bangun, Nak.” Ivan memicingkan mata. Ia mengenal suara tegas tetapi lembut itu. “Ayah! Syukurlah!” Ivan segera tersadar dan memeluk ayahnya erat. “Wah, wah, wah …! Tadi kamu mimpi buruk, ya?” Pagi masih gelap saat Ivan melihat ke luar jendela. Ivan tahu ia harus bangun lebih pagi karena mereka mendapat pesanan kue untuk acara pernikahan dan rapat di kantor RW. Memikirkan pesanan kue itu, Ivan melompat dari tempat tidur dengan penuh semangat. “Ayah, Ibu, tahu nggak? Kue-kue basah buatan Ibu ini banyak yang suka, loh!” cerita Ivan. Untuk sesaat, Ayah dan Ibu saling memandang dan menyimpan senyum geli. Mungkin mereka heran melihat Ivan yang tak lagi menggerutu dan malas-malasan saat membantu. “Eih, aku serius loh ini,” tambah Ivan lagi melihat reaksi kedua orang tuanya. “Van, kamu nggak apa-apa, Van?” suara Hario terdengar cemas dan makin jauh. Lalu segalanya gelap. Ayah tergelak. Ia mengusap kepala Ivan dengan lembut, “Tentu saja kami tahu, ini kan resep warisan turun-temurun!” Tepat pukul 05.00, kue-kue basah nan cantik telah siap. Harum manis kue memenuhi rumah. Meski lelah, Ivan merasa bangga melihat kue-kue yang baru ditatanya. Rasanya ia makin mahir menata kue-kue ini. “Van, tolong masukkan setiap jenis ke dalam kotak untuk pesanan kawinan dan Pak RW, ya. Biar Ayah yang menyiapkan untuk dibawa ke pasar. Ibu mau membuat sarapan dahulu sebelum adik-adikmu bangun,” kata Ibu. Ivan mengangguk. Saat memasukkan kue-kue ke dalam setiap kotak, sebuah ide melintas dalam benaknya. Masih ada 30 menit sebelum ia harus bersiap ke sekolah. Ivan mengambil selembar kertas, lalu segera menggambar sebuah kotak berisi aneka kue cantik. “Camilan Cantik Akhir Minggu,” begitu Ivan memberi judul gambar tersebut. Di bagian bawah gambar, Ivan menulis, “Untuk pemesanan, hubungi Ivan – kelas VII B.” 1. Siapakah nama tokoh cerita Bola-Bola Waktu?

144

3.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

TEKS 1 Pengaruh budaya asing terhadap gaya hidup remaja di indonesia Perkembangan teknologi saat ini turut ditandai dengan perkembangan budaya yang ada di Indonesia. Seperti telah dibahas di atas, bahwa budaya asing bebas masuk begitu saja tanpa ada filterisasi. Pada umumnya, usia remaja merupakan usia kritis di mana apa yang ia lihat menyenangkan pasti akan ditiru. Budaya-budaya tersebut dapat masuk dengan mudah melalui apa saja, misalnya televisi dengan bentuk film,video klip, internet, dan macam-macam alat tekhnologi lainnya. Saat ini internet bukan merupakan sarana yang langka lagi, sarana ini bisa digunakan di mana saja dan kapan saja oleh pengguna. Biasanya, masyarakat lebih sering mengakses sesuatu yang baru melalui internet. Saat ini, banyak warung internet atau biasa kita sebut dengan warnet menjamur di mana-mana sehingga memudahkan orang-orang untuk mengakses internet. Di warnet inilah kadang-kadang banyak remaja dapat mengakses hal-hal negatif secara bebas tanpa pengawasan. Ada beberapa pihak warnet yang memblok situs negatif ini tetapi ada juga beberapa warnet yang tidak memblok situs ini sehingga dapat dibuka secara bebas. Internet sering disalahgunakan untuk kepentingan yang kurang baik. Norma agama merupakan norma yang paling prioritas diutamakan dalam kehidupan. Agama merupakan pondasi dasar jiwa atau pondasi utama pokok yang wajib kita tanamkan dalam diri manusia. Kerabat yang dapat menanamkan norma tersebut hanyalah kelompok kecil terdekat yakni keluarga. Keluarga merupakan rumah bagi anak-anaknya. Keluarga merupakan tempat sandaran yang paling nyaman dan aman bagi anak-anaknya. Keluarga merupakan sarana bertanya bagi seorang anak dan orang tua wajib menjawab serta menjelaskan hal-hal yang ditanyakan oleh sang anak. Keluarga, yakni khususnya orang tua. Wajib menanamkan nilai agama bagi anak-anaknya. Di dalam agama, sangat jelas ada perintah yang harus dilaksanakan dan larangan yang harus dijauhi. Semua itu dilakukan demi terciptanya kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang. Keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial merupakan tiga elemen penting yang dekat dengan sosok anak. Sehingga ada keterkaitan di antara ketiganya. Orangtua harus bisa mengambil porsi lebih banyak di antara porsi yang lainnya. Sekolah juga tidak kalah penting, lembaga ini harus menjadi panutan pusat pendidikan bagi si anak. Ungkungan sosial juga yang mengarahkan anak agar bisa mengikuti arus yang lebih baik. Sumber: http!/muhammadhamhamdy.blogspot.com TEKS 2 Lingkungan Keluarga Sehat Membentuk Pribadi Remaja Sehat Remaja yang memiliki kepribadian sehat terlahir dari keluarga yang sehat. Keluarga yang sehat adalah keluarga yang harmonis. Ayah, ibu, dan anak-anak dalam keluarga harmonis memiliki hubungan batin yang bahagia, serasi, rukun, dan damai. Keluarga seperti ini sangat jauh dari konflik. Dalam keluarga yang bahagia, rukun dan damai inilah remaja akan tumbuh sebagai pribadi yang sehat dan bahagia. Hal apa saja yang dapat membuktikan bahwa keluarga yang sehat akan menjadi lingkungan yang sangat baik untuk tumbuh kembang remaja? Pertama, ketentraman dalam keluarga akan membuat remaja merasa nyaman tinggal di rumah dan tidak akan mencari pelarian ke lingkungan luar apalagi mencari hal-hal negatif sebagai penghilang rasa tertekannya. Kedua, orang tua yang rukun dan dapat menjadi teladan bagi anak-anak sangat membantu membentuk figur anak yang balk. Coba bayangkan kalau ayah, ibu, atau keduanya memiliki karakter yang sangat tidak mencerminkan kepribadian yang baik, maka anak akan kehilangan sosok terbaik dalam lingkungan terdekatnya. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa keluarga yang harmonis, tentram, dan rukun akan sangat potensial membentuk kepribadian yang baik bagi para remaja. Sudah saatnya para orang tua menyadari pentingnya upaya mereka untuk kehidupan dan masa depan para remaja. 18. Penulisan judul teks 1 kurang tepat, perbaikannya adalah .... a. Pengaruh Budaya Asing Terhadap Gaya Hidup Remaja Di Indonesia b. Pengaruh Budaya Asing Terhadap Gaya Hidup Remaja di Indonesia c. Pengaruh Budaya Asing terhadap Gaya Hidup Remaja di Indonesia d. Pengaruh budaya asing terhadap gaya hidup remaja di Indonesia

1

5.0

Jawaban terverifikasi

Dilema Nara Karya: Alya Khalisah - Nana terbangun karena sinar matahari menembus jendela kamarnya yang entah sejak kapan terbuka. Sejenak, ia hanya menatap langit-langit kamar. Matanya masih terasa sembab, sisa tangisan tadi malam. Kemudian, Nana bangun dan duduk di sisi ranjang kecilnya. Gadis itu memandang sekeliling kamar, dan tiba-tiba, suara pecahan kaca terdengar dari luar. Nana menutup kedua telinganya kuat-kuat, enggan mendengar apa pun. Setetes bening air matanya bergulir di pipi. Wajahnya dibenamkan dalam kedua telapak tangan yang lemah. Rasanya ia sudah tak sanggup lagi hidup dalam situasi seperti ini. Ia tak kuat hidup dalam lingkaran kesedihan yang menggiringnya menuju kegilaan. Nana berjalan perlahan ke luar rumah, di antara jalanan sepi sambil menundukkan kepala seolah malu dunia melihatnya. Ia menatap siluet hitamnya di antara bayang-bayang pepohonan dan rumah. Nana berhenti melangkah saat seseorang menghalangi bayangannya. “Ada yang ingin kukatakan padamu.” Orang itu mulai berbicara kepadanya. Nana mendongak. Wajahnya terasa familiar. “Kenapa?” Gadis itu bertanya dengan wajah datar, tapi Nara hanya diam. “KENAPA KAMU HARUS LAHIR DI DUNIA INI?!” Ia mulai membentak. Gadis itu melayangkan telapak tangannya ke pipi Nara. “PERGI!” Nana tak sanggup menatap lawan bicaranya. Ia hanya memegang pipinya yang terasa nyeri karena tamparan barusan. Hilanglah dari dunia ini, dasar penghancur keluarga orang! hardik gadis itu. Nana terisak diiringi suara teriakan gadis itu di telinganya. Tetesan bening meleleh, merayapi sudut wajahnya. Nana adalah anak perempuan biasa yang hidup dengan kasih sayang utuh dari orang tua. Ia hidup berkecukupan, bahkan lebih. Semula, ia mengira hidup dalam zona kesempurnaan. Tetapi ternyata, semua itu hanya bualan. Ayahnya, ternyata, seorang pria yang telah berkeluarga. Saat itulah ia menyadari, ibunya adalah istri kedua ayahnya. Keluarganya tidak diinginkan oleh semua orang. Ibunya dianggap wanita yang tak punya harga diri. Tidak ada yang sudi berbagi nafas dan tempat dengan keluarga Nana. Mereka tidak pernah mau tahu separah apakah kerusakan jiwa yang mendera orang yang mereka cemooh. Istri pertama ayah Nana adalah sahabat dekat ibu Nana. Sahabat dekat yang saling mengaitkan janji satu sama lain sejak duduk di bangku sekolah untuk tidak mengkhianati. Begitu istri pertama ayahnya mengetahui apa yang telah terjadi, ia tentu syok berat. Suami yang ia cintai, berpaling darinya. Sahabat yang paling ia percaya, mengkhianatinya dalam waktu yang sama. Nira, anak istri pertama ayahnya, pun tak percaya. Ia nyaris pingsan saat ayahnya mengungkapkan hal itu sendiri. Selanjutnya, teror mulai berdatangan sebagai tanda balas dendam. Mulai dari pecahnya kaca jendela di rumah, hingga lemparan api untuk rumahnya. “Na?” Lamunan Nana terhenti. Gadis itu tetap diam, memandang kosong. “Nana? Sayang, kamu ada di dalam, kan?” Panggilan itu tak membuat Nana beranjak dari posisi yang nyaman bagi dirinya. Kemudian ketukan demi ketukan tak bernada mulai terdengar dari balik pintu. “Nana, buka pintunya, Sayang. Ibu mau bicara mengenai kepindahan kita,” Memang, keluarganya berencana untuk pindah. Pindah ke wilayah yang cukup jauh untuk mengubur kelamnya masa lalu dan melanjutkan hidup. Tapi baginya, pindah rumah hanyalah bentuk pelarian diri. Raganya takkan teraniaya lagi. Namun, jiwa dan pikirannya telah menyatu dengan frustasi berkepanjangan yang diderita Nana selama ini. Ia tetap tidak akan hidup dalam damai seperti sebelumnya. Nana bergeming. Dalam pikirannya yang kalut, ia mengingat Nira. Gadis itu ingi ia lenyap dari dunia ini. Ia ingin Nana musnah. Nara tahu apa artinya itu. * Nana memandangi tubuh kakunya yang ditumpahi tangisan dan penyesalan yang terlontar dari ayah dan ibunya. Ia tertegun dan mengingat kejadian yang terasa begitu cepat. Awalnya, ia berniat memutuskan urat nadi tangan kirinya dengan gunting hijau kesukaannya. Awalnya, ia tidak mau melihat orangtuanya menangis hebat sambil memeluknya. Awalnya, ia ingin merasakan rasa sakit yang mendera jiwanya lebih lama lagi. Namun, saat ia menutup mata dan menguatkan diri atas segala risiko perbuatannya nanti, seberkas cahaya putih menyinari dirinya. Sesaat, ia pikir cahaya itu hanya datang dari luapan fantasinya ketika ia sudah berhasil mati. Kemudian Nana tahu, kematiannya akan membawa segala keadaan berubah menjadi baik. Inilah yang diinginkan semua orang. Nana tersenyum. Sedikit pun, ia tak merasakan kesedihan. Ia hanya merasakan gema bebas dan damai berdengung dalam pikirannya. Sekarang, ia tak perlu lagi menerima berbagai bentuk kekerasan mental dari orang-orang di sekitarnya. Ia sudah bebas dan hidup dalam kedamaian yang dirindukan. Nana menutup matanya, merasakan seluruh sensasi dan kenikmatan damai yang mengalir di sekujur tubuhnya. Berkas-berkas cahaya itu kembali datang dan menyinari tubuhnya, menuntun gadis kecil itu menuju dimensi lain. Dimensi yang akan membawanya menuju keabadian. JELASKAN APA AMANAT PADA TEKS DIATAS!

62

0.0

Jawaban terverifikasi

Malin Kundang Pada zaman dahulu, di pesisir pantai di Sumatra Barat, hiduplah seorang *janda bernama Mande Rubayah bersama seorang anak laki-lakinya Bernama Malin Kundang. Mande Rubayah sangat menyayangi dan memanjakan Malin Kundang. *Sepeninggal ayah Malin, Mande Rubayah harus mencari nafkah untuk membiayai hidup dirinya dan Malin, anak semata wayangnya. Malin adalah anak yang cerdas, tetapi agak nakal. Saat Malin kecil, ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari, saat Malin sedang asyik mengejar ayam, ia tersandung batu dan terjatuh. Akibatnya, lengan kanan Malin terluka dan menyisakan bekas yang tidak bisa hilang. Melihat ibunya banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya, Malin merasa kasihan. Muncul dorongan dalam diri Malin untuk membantu ibunya. Akhirnya, Malin memutuskan untuk pergi merantau dan berjanji akan kembali apabila dirinya sudah menjadi orang yang kaya raya. Pada awalnya, Mande Rubayah tidak setuju dengan keputusan Malin untuk pergi merantau. Namun, karena Malin tetap bersikeras, Mande Rubayah pun akhirnya rela melepas anaknya pergi. Malin pergi merantau dengan menumpang di kapal milik seorang saudagar. Selama perjalanannya di kapal itu, Malin banyak belajar ilmu pelayaran kepada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Saat sampai di tengah perjalanan, kapal yang ditumpangi Malin Kundang tiba-tiba diserang bajak laut. Semua barang dagangan di kapal itu pun habis dirampas bajak laut. Bahkan, sebagian besar awak kapal terluka dan beberapa orang *meninggal karena *terbunuh. Malin Kundang selamat karena saat bajak laut menyerang, ia sempat bersembunyi di ruang kecil yang tertutup kayu. Malin Kundang pun terkatung-katung di tengah laut hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Tubuhnya lemas karena dirinya tidak makan selama berhari-hari. Dengan sisa tenaga dalam tubuhnya, Malin kemudian berjalan menuju ke desa dekat pantai. Beruntungnya Malin karena desa yang ia datangi adalah desa yang sangat subur. Dengan kecerdasan dan kegigihannya, Malin pun menjadi orang kaya raya setelah lama tinggal di desa itu. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang tidak sedikit. Ia pun mempersunting seorang gadis cantik di desa itu untuk menjadi istrinya. Kabar tentang Malin Kundang yang telah menjadi orang sukses dan telah menikah sampai juga ke telinga Mande Rubayah. Ia merasa sangat bersyukur dan turut bahagia mengetahui anaknya telah berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi orang sukses. Sejak itulah, Mande Rubayah pergi setiap hari ke dermaga menantikan Malin yang mungkin pulang ke kampung halamannya. Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan didampingi pengawal dan awak kapal yang banyak. Mande Rubayah yang melihat kapal itu ke dermaga meyakini bahwa dua orang yang berdiri di atas geladak kapal adalah anak dan menantunya. Mande Rubayah pun bergegas ke arah kapal. Setelah mendekat, ia melihat bekas luka di lengan kanan orang tersebut. Semakin yakinlah Mande Rubayah bahwa orang itu adalah anaknya, Malin Kundang. "Malin, anakku, mengapa engkau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar kepada ibu?" kata Mande Rubayah sembari memeluk Malin. Melihat wanita tua yang berpakaian kotor dan lusuh memeluknya membuat Malin marah. Malin sebenarnya tahu bahwa wanita tua itu adalah ibunya, tetapi ia malu hal tersebut diketahui istri dan anak buahnya. Setelah mendapat perlakuan tersebut, Mande Rubayah pun sakit hati dan kecewa dengan perilaku anaknya. Ia tidak menyangka, kesuksesan yang diperoleh Malin membuat dirinya menjadi anak durhaka. Ia pun berdoa dengan hatinya yang pilu, "Oh, Tuhan, jika memang dia bukan anakku, aku maafkan perbuatannya. Namun, jika memang dia anakku, Malin Kundang, hukumlah dia, Tuhan." Tak lama kemudian, cuaca yang tadinya cerah berubah menjadi gelap. Hujan turun dengan lebatnya. Tiba-tiba, datanglah badai besar menghantam kapal Malin Kundang. Sambaran petir pun menggelegar. Saat itu pula, kapal Malin hancur berkeping-keping terbawa ombak hingga ke pantai. Esok paginya, badai pun reda. Tampak kepingan kapal yang telah menjadi batu di kaki bukit. ltulah kapal Malin Kundang. Tampak pula sebongkah batu yang menyerupai tubuh manusia. ltulah Malin Kundang, anak durhaka yang mendapat kutukan dari ibunya. Sampai sekarang, batu yang dipercaya dari tubuh Malin Kundang dapat dilihat di sebuah pantai bernama Pantai Air Manis yang terletak di Padang, Sumatra Barat. Tentukanlah apakah pernyataan berikut sesuai dengan isi cerita "Malin Kundang". 1. Dalam cerita " Malin Kundang", tokoh Malin paling banyak diceritakan.

6

0.0

Jawaban terverifikasi