Sefri Y

03 Oktober 2023 13:59

Iklan

Sefri Y

03 Oktober 2023 13:59

Pertanyaan

Assalamualaikum mau tanya🙏🏻 Jika bekerja dengan keras, maka kamu pasti berhasil. Kalimat dia atas akan menjadi efektif apabila a.dihilangkannya tanda koma b.kata berhasil diganti dengan kata sukses c.menghilangkan kata maka d.mengganti kata maka dengan akan Tolong dijawab yaa besok dikumpul🙏🏻

Assalamualaikum mau tanya🙏🏻 

Jika bekerja dengan keras, maka kamu pasti berhasil.

Kalimat dia atas akan menjadi efektif apabila

a.dihilangkannya tanda koma

b.kata berhasil diganti dengan kata sukses

c.menghilangkan kata maka

d.mengganti kata maka dengan akan

Tolong dijawab yaa besok dikumpul🙏🏻

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

15

:

18

:

03

Klaim

1

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Rendi R

Community

04 Oktober 2023 01:02

Jawaban terverifikasi

<p>Jawaban yang tepat adalah <strong>(c)</strong>, yaitu <strong>menghilangkan kata maka</strong>.</p><p>Kalimat tersebut sudah efektif secara makna, yaitu jika seseorang bekerja dengan keras, maka ia pasti berhasil. Kata "maka" dalam kalimat tersebut tidak diperlukan karena sudah tersirat dari makna kata "berhasil".</p><p>Jadi, kalimat yang efektif menjadi:</p><p><strong>Jika bekerja dengan keras, kamu pasti berhasil.</strong></p><p>&nbsp;</p><p>Penjelasan untuk pilihan jawaban lain:</p><ul><li><strong>(a)</strong>, yaitu <strong>menghilangkan tanda koma</strong>, tidak efektif karena tanda koma berfungsi untuk memisahkan dua klausa yang setara. Dalam kalimat tersebut, klausa "bekerja dengan keras" dan "kamu pasti berhasil" adalah dua klausa yang setara, sehingga tanda koma tetap diperlukan.</li><li><strong>(b)</strong>, yaitu <strong>mengganti kata berhasil dengan kata sukses</strong>, tidak efektif karena makna kedua kata tersebut sama.</li><li><strong>(d)</strong>, yaitu <strong>mengganti kata maka dengan akan</strong>, tidak efektif karena makna kedua kata tersebut berbeda. Kata "maka" menunjukkan hubungan sebab-akibat, sedangkan kata "akan" menunjukkan rencana atau harapan.</li></ul>

Jawaban yang tepat adalah (c), yaitu menghilangkan kata maka.

Kalimat tersebut sudah efektif secara makna, yaitu jika seseorang bekerja dengan keras, maka ia pasti berhasil. Kata "maka" dalam kalimat tersebut tidak diperlukan karena sudah tersirat dari makna kata "berhasil".

Jadi, kalimat yang efektif menjadi:

Jika bekerja dengan keras, kamu pasti berhasil.

 

Penjelasan untuk pilihan jawaban lain:

  • (a), yaitu menghilangkan tanda koma, tidak efektif karena tanda koma berfungsi untuk memisahkan dua klausa yang setara. Dalam kalimat tersebut, klausa "bekerja dengan keras" dan "kamu pasti berhasil" adalah dua klausa yang setara, sehingga tanda koma tetap diperlukan.
  • (b), yaitu mengganti kata berhasil dengan kata sukses, tidak efektif karena makna kedua kata tersebut sama.
  • (d), yaitu mengganti kata maka dengan akan, tidak efektif karena makna kedua kata tersebut berbeda. Kata "maka" menunjukkan hubungan sebab-akibat, sedangkan kata "akan" menunjukkan rencana atau harapan.

Sefri Y

05 Oktober 2023 12:08

Terimakasih banyak kak atas jawabannya🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Iklan

Izza F

04 Oktober 2023 08:36

<p>C.menghilangkan kata maka</p>

C.menghilangkan kata maka


Sefri Y

05 Oktober 2023 12:08

Terimakasih juga ya kaka jawabannya🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

Roboguru Plus

Dapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!

Chat Tutor

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

iklan harus membuat konsumen percaya kepada produk yang diiklankan. hal tersebut termasuk unsur iklan yaitu... a. perhatian b. keinginan c. tindakan d. rasa percaya diri tolong di bantu ya kak 🙏

60

4.0

Jawaban terverifikasi

"Pemimpin Idola, Pemimpin yang Jujur" Ida, temanku sebangku. Mungil, berkulit hitam manis, tidak banyak bicara, dan pandai itulah cirinya. Ia seorang anak yang sederhana. Ayahnya sudah lama meninggal. Ia tinggal bersama ibu dan adiknya. Ida anak yang sangat pandai. Nilai-nilainya yang selalu bagus, memberinya kesempatan meneruskan sekolah tanpa biaya. Semua buku pelajaran dan perlengkapan ditanggung oleh sekolah. Ida tak pernah malu dengan kondisi keluarganya. Bahkan ia semakin rajin belajar dan terus berprestasi. Ida juga selalu menjadi tempat bertanya jika teman-temannya mengalami kesulitan dalam pelajaran. Teman-teman memilih Ida sebagai ketua kelas. Pandai, tenang, dapat berkomunikasi dengan baik, serta mampu menjaga ketertiban kelas menjadi modal utamanya. Hari ini, Ibu Tati mengingatkan tentang ulangan matematika. Sebagian siswa tidak siap. Termasuk Gugut, si jagoan bola, yang duduk di belakang kami. “Waduh, saya belum belajar, Bu! Kemarin saya seharian bermain bola sampai sore. Pulang ke rumah langsung tidur, Bu!” protesnya. Ulangan tetap berlangsung. Gugut resah. Ia menengok ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba, ditendangnya kursi Ida dari belakang. “Ssstt..Ida! Bantu aku dong! Geser sedikit ke kiri, agar aku bisa melihat jawaban di kertas ulanganmu!” pinta Gugut. Ida bergeming. Ia hanya menggelengkan kepala pelan, tanpa menengok ke belakang. Gugut mengganggunya lagi. “Ayo dong, Ida. Sekali ini saja. Nanti aku beri kamu uang sepuluh ribu rupiah. Kamu bisa jajan kue di kantin,” rayunya. Gugut tahu benar Ida tidak pernah jajan di kantin. Ibunya tidak memberinya bekal uang jajan. Ida selalu membawa sebungkus nasi dan lauk dari rumah. Namun, di luar dugaan Gugut, Ida tidak terusik. Sekali lagi ia menggeleng pelan. Sampai waktu berakhir, Gugut terpaksa menyerahkan kertas ulangannya dengan lunglai. Pada waktu istirahat Ida menghampiri Gugut. “Maaf ya, Gugut. Aku bukan tidak ingin membantumu. Menyontek dan memberi contekan kepada teman, adalah perbuatan tidak jujur. Bahkan, perbuatan tersebut bisa dianggap sebagai korupsi kecil-kecilan,” katanya kepada Gugut. “Ah, Ida. Masa menyontek sekali saja dianggap korupsi? Setahuku korupsi nilainya milyaran, dan hanya dilakukan oleh pejabat berkuasa,” kata Gugut. “Gugut, justru kita harus melatih diri. Korupsi dan menyontek sama-sama mengambil hak orang lain. Bernilai kecil atau besar, tetap saja tidak jujur. Kita membiasakan diri bertingkah laku lurus, mudah-mudahan ketika besar nanti kita tidak akan tergoda untuk melakukan korupsi. Dalam bentuk apapun!” Ida menambahkan dengan panjang lebar. Aku dan teman-teman sekelas yang ikut mendengarkan percakapan Ida dan Gugut terdiam setuju. Memang tidak salah kami memilih Ida sebagai pemimpin di kelas. Tidak sekadar pandai, Ida juga patut dijadikan teladan. Berdasarkan cerita di atas, jawablah pertanyaan berikut! Apa yang dilakukan Gugut pada saat ulangan?

20

0.0

Jawaban terverifikasi