apakah teori pusat pertumbuhan pada saat ini masih relevan diterapkan di Indonesia, dimana teknologi informasi dan transportasi semakin modern

Halo Elizabeth, kaka bantu jawab ya. Teori pusat pertumbuhan tidak sepenuhnya relevan jika masih diterapkan di Indonesia. Berikut adalah penjelasannya. Teori Pusat Pertumbuhan atau Growth Poles Theory dikemukakan oleh Francois Perroux pada tahun 1955, yang menyatakan bahwa pada wilayah yang memiliki perkembangan dan pertumbuhan yang pesat dijadikan sebagai pusat pembangunan sehingga wilayah tersebut dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada wilayah lainnya. Pusat pembangunan yang dimaksud umumnya merupakan wilayah perkotaan, karena kota merupakan sebuah pusat atau magnet yang mampu meningkatkan investasi pada kota tersebut untuk selanjutnya dapat meningkatkan aktivitas yang melibatkan banyak penduduk dan pada akhirnya semakin banyak barang dan jasa yang dibutuhkan. Penerapan teori pusat pertumbuhan pada Negara Indonesia tidak sepenuhnya relevan, mengingat perkotaan dijadikan sebagai pusat kegiatan, bukan hanya kegiatan ekonomi saja namun juga pusat kegiatan sosial dan budaya. Maka hal ini menggambarkan terjadinya ketimpangan antara wilayah pusat dan wilayah di sekelilingnya. Kemajuan pada bidang teknologi informasi sebaiknya dilakukan secara merata begitu juga dengan pemenuhan transportasi yang modern sehingga aktivitas penduduk tersebar pada beberapa wilayah sehingga diharapkan mampu mendukung potensi pada masing-masing wilayah melalui pemerataan investasi kota terhadap ketersediaan barang dan jasa. Jadi, dapat disimpulkan teori pusat pertumbuhan tidak sepenuhnya relevan jika masih diterapkan di Indonesia. Semoga membantu ya:).