Kia K

29 Juli 2024 14:48

Iklan

Kia K

29 Juli 2024 14:48

Pertanyaan

apa yang menjadi kendala dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara

apa yang menjadi kendala dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

16

:

12

:

04

Klaim

16

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Jacky J

Bronze

30 Juli 2024 09:13

Jawaban terverifikasi

<p><strong>Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara</strong></p><p>Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, mengalami sejarah dan proses perumusan yang panjang dan dinamis. Berikut adalah beberapa poin mengenai dinamika dan tantangan Pancasila:</p><p><strong>Dinamika Pancasila sebagai Dasar Negara</strong>:</p><ul><li><strong>Perumusan Awal</strong>: Ir. Soekarno pertama kali mengusulkan Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato di depan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Lima asas atau sila yang menjadi dasar negara Indonesia adalah: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.</li><li><strong>Perubahan dan Penyesuaian</strong>: Pancasila mengalami perubahan dan penyesuaian seiring perkembangan politik dan sosial di Indonesia. Pada masa Orde Lama hingga Orde Baru, Pancasila menghadapi tantangan dari ideologi komunisme, dan pada masa Reformasi, tantangan dari gerakan separatisme, radikalisme, dan liberalisme.</li></ul><p><strong>Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara</strong>:</p><ul><li><strong>Dari Dalam Negeri</strong>: Penghianat negara yang ingin menjatuhkan Pancasila.</li><li><strong>Dari Luar Negeri</strong>: Agresi militer Belanda dan tantangan globalisasi.</li></ul><p><strong>Upaya Mengatasi Tantangan Pancasila</strong>:</p><ul><li><strong>Pendidikan dan Pembinaan</strong>: Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai Pancasila.</li><li><strong>Kerjasama</strong>: Kolaborasi dengan negara lain untuk memperkuat Pancasila sebagai dasar negara.</li></ul>

Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, mengalami sejarah dan proses perumusan yang panjang dan dinamis. Berikut adalah beberapa poin mengenai dinamika dan tantangan Pancasila:

Dinamika Pancasila sebagai Dasar Negara:

  • Perumusan Awal: Ir. Soekarno pertama kali mengusulkan Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato di depan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Lima asas atau sila yang menjadi dasar negara Indonesia adalah: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
  • Perubahan dan Penyesuaian: Pancasila mengalami perubahan dan penyesuaian seiring perkembangan politik dan sosial di Indonesia. Pada masa Orde Lama hingga Orde Baru, Pancasila menghadapi tantangan dari ideologi komunisme, dan pada masa Reformasi, tantangan dari gerakan separatisme, radikalisme, dan liberalisme.

Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara:

  • Dari Dalam Negeri: Penghianat negara yang ingin menjatuhkan Pancasila.
  • Dari Luar Negeri: Agresi militer Belanda dan tantangan globalisasi.

Upaya Mengatasi Tantangan Pancasila:

  • Pendidikan dan Pembinaan: Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai Pancasila.
  • Kerjasama: Kolaborasi dengan negara lain untuk memperkuat Pancasila sebagai dasar negara.

Jacky J

Bronze

30 Juli 2024 09:13

fun fact:mikir=1 jam 30 menit ngetik:2 jam

Iklan

Nanda R

Community

30 Juli 2024 20:24

Jawaban terverifikasi

<p>Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia menghadapi berbagai kendala yang mencerminkan kompleksitas dan dinamika politik serta sosial pada masa itu. Berikut adalah beberapa kendala utama yang dihadapi dalam perumusan Pancasila:</p><p>1. <strong>Perbedaan Ideologi dan Pandangan</strong></p><ul><li><strong>Kendala</strong>: Para tokoh pendiri bangsa memiliki latar belakang ideologi dan pandangan politik yang berbeda-beda. Ada yang memiliki pandangan nasionalis, religius, sosialis, hingga komunis.</li><li><strong>Dampak</strong>: Perbedaan ini menimbulkan perdebatan sengit mengenai isi dan urutan sila-sila dalam Pancasila, serta interpretasi dari setiap sila.</li></ul><p>2. <strong>Keragaman Etnis, Budaya, dan Agama</strong></p><ul><li><strong>Kendala</strong>: Indonesia terdiri dari berbagai etnis, budaya, dan agama yang memiliki nilai-nilai dan keyakinan yang beragam.</li><li><strong>Dampak</strong>: Menyusun dasar negara yang bisa diterima oleh seluruh kelompok memerlukan keseimbangan antara nilai-nilai yang berbeda, tanpa menyinggung atau mendiskriminasi kelompok tertentu.</li></ul><p>3. <strong>Tekanan Politik dan Situasi Keamanan</strong></p><ul><li><strong>Kendala</strong>: Pada masa perumusan Pancasila, Indonesia berada dalam situasi yang tidak stabil, dengan ancaman dari pihak kolonial Belanda dan ketidakpastian mengenai masa depan kemerdekaan.</li><li><strong>Dampak</strong>: Kondisi ini mempengaruhi proses perumusan karena adanya tekanan untuk segera mencapai kesepakatan guna memperkuat posisi Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan.</li></ul><p>4. <strong>Perbedaan Pendapat Mengenai Dasar Negara</strong></p><ul><li><strong>Kendala</strong>: Perdebatan mengenai apakah dasar negara harus bersifat sekuler atau berbasis agama, terutama Islam, menjadi salah satu isu utama.</li><li><strong>Dampak</strong>: Perdebatan ini berujung pada kompromi dan integrasi nilai-nilai keagamaan dengan prinsip-prinsip kebangsaan dalam Pancasila.</li></ul><p>5. <strong>Kurangnya Pengalaman dalam Merumuskan Konstitusi</strong></p><ul><li><strong>Kendala</strong>: Pada waktu itu, banyak tokoh pendiri bangsa yang belum memiliki pengalaman dalam merumuskan konstitusi atau dasar negara.</li><li><strong>Dampak</strong>: Proses perumusan memerlukan waktu dan diskusi yang panjang untuk mencapai pemahaman dan kesepakatan bersama.</li></ul><p>6. <strong>Tekanan Waktu</strong></p><ul><li><strong>Kendala</strong>: Proses perumusan dasar negara harus dilakukan dengan cepat mengingat situasi politik dan keamanan yang mendesak.</li><li><strong>Dampak</strong>: Tekanan waktu ini memaksa para pendiri bangsa untuk mengambil keputusan-keputusan cepat, yang mungkin kurang sempurna dalam beberapa aspek, namun tetap mengarah pada konsensus yang diperlukan.</li></ul>

Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia menghadapi berbagai kendala yang mencerminkan kompleksitas dan dinamika politik serta sosial pada masa itu. Berikut adalah beberapa kendala utama yang dihadapi dalam perumusan Pancasila:

1. Perbedaan Ideologi dan Pandangan

  • Kendala: Para tokoh pendiri bangsa memiliki latar belakang ideologi dan pandangan politik yang berbeda-beda. Ada yang memiliki pandangan nasionalis, religius, sosialis, hingga komunis.
  • Dampak: Perbedaan ini menimbulkan perdebatan sengit mengenai isi dan urutan sila-sila dalam Pancasila, serta interpretasi dari setiap sila.

2. Keragaman Etnis, Budaya, dan Agama

  • Kendala: Indonesia terdiri dari berbagai etnis, budaya, dan agama yang memiliki nilai-nilai dan keyakinan yang beragam.
  • Dampak: Menyusun dasar negara yang bisa diterima oleh seluruh kelompok memerlukan keseimbangan antara nilai-nilai yang berbeda, tanpa menyinggung atau mendiskriminasi kelompok tertentu.

3. Tekanan Politik dan Situasi Keamanan

  • Kendala: Pada masa perumusan Pancasila, Indonesia berada dalam situasi yang tidak stabil, dengan ancaman dari pihak kolonial Belanda dan ketidakpastian mengenai masa depan kemerdekaan.
  • Dampak: Kondisi ini mempengaruhi proses perumusan karena adanya tekanan untuk segera mencapai kesepakatan guna memperkuat posisi Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan.

4. Perbedaan Pendapat Mengenai Dasar Negara

  • Kendala: Perdebatan mengenai apakah dasar negara harus bersifat sekuler atau berbasis agama, terutama Islam, menjadi salah satu isu utama.
  • Dampak: Perdebatan ini berujung pada kompromi dan integrasi nilai-nilai keagamaan dengan prinsip-prinsip kebangsaan dalam Pancasila.

5. Kurangnya Pengalaman dalam Merumuskan Konstitusi

  • Kendala: Pada waktu itu, banyak tokoh pendiri bangsa yang belum memiliki pengalaman dalam merumuskan konstitusi atau dasar negara.
  • Dampak: Proses perumusan memerlukan waktu dan diskusi yang panjang untuk mencapai pemahaman dan kesepakatan bersama.

6. Tekanan Waktu

  • Kendala: Proses perumusan dasar negara harus dilakukan dengan cepat mengingat situasi politik dan keamanan yang mendesak.
  • Dampak: Tekanan waktu ini memaksa para pendiri bangsa untuk mengambil keputusan-keputusan cepat, yang mungkin kurang sempurna dalam beberapa aspek, namun tetap mengarah pada konsensus yang diperlukan.

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

negara apa yang paling lama menjajah Indonesia?

3

5.0

Jawaban terverifikasi

Eno Bastian: "Selamat slang, Pak." Wakil Perusahaan: "Selamat siang, Mas. Mari, silakan duduk." Eno Bastian: "Terima kasih, Pak." Wakil Perusahaan: "Sebenarnya, apa yang terjadi, Mas?" Eno Bastian: "Begini, Pak. Saya sebagai wakil dari teman-teman buruh PT Sagara Food ingin menyampaikan beberapa hal kepada Bapak." Wakil Perusahaan: "Silakan Anda sampaikan." Eno Bastian: "Terima kasih, Pak. Saya sebagai wakil dari teman-teman ingin menanyakan gaji kami sekarang, Pak." Wakil Perusahaan: "Maksud Anda?" Eno Bastian: "Menurut ketetapan gubernur, upah minimal Kabupaten Sukamaju sekarang mencapai Rp2.513.000,00, sedangkan gaji kami sekarang masih Rp2.250.000,00." Wakil Perusahaan: "Maaf, Mas. Biaya produksi awal tahun ini sedang melonjak. Harga kebutuhan pokok makin mahal. Karena itu, perusahaan belum bisa memenuhi permintaan buruh." Eno Bastian: "Akan tetapi, kebutuhan pokok buruh sekarang juga mengalami kenaikan, Pak. Kalau memang pihak perusahaan tidak bisa memenuhi permintaan kami, terpaksa kami akan melakukan mogok kerja." Wakil Perusahaan: "Tidak bisa begitu. Kita harus mencari jalan tengah dalam mengatasi masalah ini." Eno Bastian: "Kami mohon kebijaksanaan, Bapak." Wakil Perusahaan: "Begini saja. Nanti saya akan berbicara dengan direktur perusahaan. Saya akan menyampaikan permintaan tersebut. Akan tetapi, saya hanya mengusulkan kenaikan upah paling besar menjadi Rp2.350.000,00." Eno Bastian: "Tolonglah, Pak. Kalau bisa, naikkan lebih dari itu. Kami butuh upah standar untuk dapat hidup layak." Wakil Perusahaan: "Baiklah, akan saya usahakan. Sekarang Anda tenangkan teman-teman. Kembalilah bekerja seperti semula." Eno Bastian: "Baiklah, Pak. Terima kasih, Pak. Selamat siang." Wakil Perusahaan: "Selamat siang." Tentukan struktur dari teks negosiasi tersebut.

51

5.0

Jawaban terverifikasi

Iklan