Reza D

12 Januari 2020 12:55

Iklan

Reza D

12 Januari 2020 12:55

Pertanyaan

apa perbedaan antara spora yang dihasilkan secara vegetatif dan generatif? jelaskan dan beri contoh masing masing

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

08

:

30

:

14

Klaim

6

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

D. Anggita

28 Desember 2021 03:57

Jawaban terverifikasi

Halo Reza, kakak bantu jawab ya :) Spora yang dihasilkan secara vegetatif (aseksual) bisa berupa sporangiospora atau konidospora, sedangkan spora yang dihasilkan secara generatif (seksual) bisa diperoleh melalui sebuah peleburan antara hifa yang mempunyai jenis berbeda. Kondisi ini bisa terjadi pada kelompok jamur. Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif): - Pada reproduksi aseksual (vegetatif), spora aseksual bisa berupa sporangiospora atau konidospora. Pada beberapa jenis jamur yang sudah dewasa akan menghasilkan sporangiosfor ( tangkai kotak spora ). Di ujung sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora). Dalam kotak spora akan terjadi pembelahan sel secara mitosis yang menghasilkan banyak sporangiospora dengan kromosom haploid (n). Sporangiospora dihasilkan oleh fungi atau jamur dari golongan zigomycotina Sedangkan pada jamur yang lainnya jika sudah dewasa dapat menghasilkan konidiofor (tangkai konidium), pada ujung konidiofor terdapat konidium (kotak konidiospora). Dalam konidium akan terjadi pembelahan sel yang dilakukan secara mitosis dengan menghasilkan banyak konidiospora dengan berkromosom haploid (n), baik sporangiospora maupun konidiospora jika jatuh pada tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru yang haploid (n). Konidisofora dihasilkan oleh ascomycotina, basidiomycotina serta deuteromycotina - Pada reproduksi seksual (generatif), dilakukan dengan pembentukan spora seksual yang melalui sebuah peleburan antara hifa yang mempunyai jenis berbeda. Hifa (+) dan hifa (-), masing-masing berkromosom haploid (n), berdekatan membentuk gametangium. Gametangium mengalami plasmogami (peleburan sitoplasma) membentuk zigosporangium dikariotik (heterokariotik) dengan pasangan nukleus haploid yang belum bersatu. Zigosporangium memiliki lapisan dinding sel yang tebal dan kasar untuk bertahan pada kondisi buruk atau kering. Bila kondisi lingkungan membaik akan terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga zigosporangium memiliki inti yang diploid (2n). Inti diploid zigosporangium segera mengalami pembelahan secara meiosis menghasilkan zigospora haploid (n) di dalam zigosporangium. Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk sporangium bertangkai pendek dengan kromosom haploid (n). Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora spora yang haploid (n). Spora-spora ini memiliki keanekaragaman genetik. Bila spora-spora haploid (n) jatuh di tempat yang cocok, maka akan berkecambah (germinasi) menjadi hifa jamur yang haploid (n). Semoga jawabannya membantu ya!


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

jelaskan dampak pencemaran lingkungan

3

0.0

Jawaban terverifikasi