Nadiva N

02 November 2023 14:10

Iklan

Nadiva N

02 November 2023 14:10

Pertanyaan

apa latar belakang terjadinya genosida di rwanda?

apa latar belakang terjadinya genosida di rwanda?

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

01

:

18

:

43

:

03

Klaim

3

3

Jawaban terverifikasi

Iklan

Erwin A

Community

03 November 2023 06:45

Jawaban terverifikasi

<p>Latar belakang terjadinya genosida di Rwanda pada tahun 1994 melibatkan sejumlah faktor yang kompleks, termasuk sejarah konflik antara suku Hutu dan Tutsi, ketegangan politik, dan ketidakstabilan ekonomi. Berikut adalah beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap terjadinya genosida:</p><p>- Sejarah konflik antara suku Hutu dan Tutsi: Konflik antara suku Hutu dan Tutsi telah ada sejak lama, dengan ketegangan yang meningkat selama masa kolonialisme Belgia. Pada masa itu, pemerintah kolonial memperkuat perbedaan antara kedua suku dan memberikan kekuasaan kepada suku Tutsi, yang dianggap lebih unggul secara sosial dan ekonomi. Setelah kemerdekaan Rwanda pada tahun 1962, kekuasaan beralih ke tangan suku Hutu, yang memicu konflik lebih lanjut.</p><p>- Ketegangan politik: Pada awal 1990-an, Presiden Rwanda Juvenal Habyarimana, seorang Hutu, mulai menggunakan retorika anti-Tutsi untuk mengkonsolidasi kekuasaannya di antara orang-orang Hutu. Pada tahun 1993, Habyarimana menandatangani Perjanjian Arusha dengan pemberontak Tutsi, Front Patriotik Rwanda (RPF), yang bertujuan untuk mengakhiri konflik. Namun, perjanjian ini memicu ketegangan politik yang lebih besar antara suku Hutu dan Tutsi.</p><p>- Ketidakstabilan ekonomi: Rwanda mengalami ketidakstabilan ekonomi yang parah pada awal 1990-an, dengan inflasi yang tinggi, pengangguran, dan ketimpangan sosial yang meningkat. Ketidakpuasan ekonomi ini memperburuk ketegangan antara suku Hutu dan Tutsi, dengan suku Hutu yang menyalahkan suku Tutsi atas kondisi ekonomi yang buruk.</p><p>- Polarisasi melalui media massa: Media massa, terutama radio, digunakan untuk menyebarkan propaganda anti-Tutsi yang memicu kebencian dan kekerasan. Stasiun radio swasta Radio Télévision Libre des Mille Collines (RTLM) menjadi salah satu penggerak utama genosida, dengan menghasut pendengarnya untuk membunuh suku Tutsi dan Hutu moderat.</p><p>- Kegagalan komunitas internasional: Selama genosida berlangsung, komunitas internasional gagal mengambil tindakan yang efektif untuk mencegah pembantaian. Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang ada di Rwanda saat itu tidak memiliki mandat yang cukup kuat dan jumlah personel yang memadai untuk menghentikan kekerasan.</p><p>- Pascagenosida: Setelah genosida berakhir, Rwanda menghadapi tantangan dalam membangun kembali masyarakat yang hancur. Pemerintah Rwanda mendirikan Pengadilan Kriminal Internasional untuk Rwanda (ICTR) dan sistem pengadilan Gacaca untuk mengadili pelaku genosida. Selain itu, negara ini juga menghadapi krisis pengungsi dan konflik di wilayah sekitarnya, termasuk Perang Kongo.</p><p>&nbsp;</p>

Latar belakang terjadinya genosida di Rwanda pada tahun 1994 melibatkan sejumlah faktor yang kompleks, termasuk sejarah konflik antara suku Hutu dan Tutsi, ketegangan politik, dan ketidakstabilan ekonomi. Berikut adalah beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap terjadinya genosida:

- Sejarah konflik antara suku Hutu dan Tutsi: Konflik antara suku Hutu dan Tutsi telah ada sejak lama, dengan ketegangan yang meningkat selama masa kolonialisme Belgia. Pada masa itu, pemerintah kolonial memperkuat perbedaan antara kedua suku dan memberikan kekuasaan kepada suku Tutsi, yang dianggap lebih unggul secara sosial dan ekonomi. Setelah kemerdekaan Rwanda pada tahun 1962, kekuasaan beralih ke tangan suku Hutu, yang memicu konflik lebih lanjut.

- Ketegangan politik: Pada awal 1990-an, Presiden Rwanda Juvenal Habyarimana, seorang Hutu, mulai menggunakan retorika anti-Tutsi untuk mengkonsolidasi kekuasaannya di antara orang-orang Hutu. Pada tahun 1993, Habyarimana menandatangani Perjanjian Arusha dengan pemberontak Tutsi, Front Patriotik Rwanda (RPF), yang bertujuan untuk mengakhiri konflik. Namun, perjanjian ini memicu ketegangan politik yang lebih besar antara suku Hutu dan Tutsi.

- Ketidakstabilan ekonomi: Rwanda mengalami ketidakstabilan ekonomi yang parah pada awal 1990-an, dengan inflasi yang tinggi, pengangguran, dan ketimpangan sosial yang meningkat. Ketidakpuasan ekonomi ini memperburuk ketegangan antara suku Hutu dan Tutsi, dengan suku Hutu yang menyalahkan suku Tutsi atas kondisi ekonomi yang buruk.

- Polarisasi melalui media massa: Media massa, terutama radio, digunakan untuk menyebarkan propaganda anti-Tutsi yang memicu kebencian dan kekerasan. Stasiun radio swasta Radio Télévision Libre des Mille Collines (RTLM) menjadi salah satu penggerak utama genosida, dengan menghasut pendengarnya untuk membunuh suku Tutsi dan Hutu moderat.

- Kegagalan komunitas internasional: Selama genosida berlangsung, komunitas internasional gagal mengambil tindakan yang efektif untuk mencegah pembantaian. Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang ada di Rwanda saat itu tidak memiliki mandat yang cukup kuat dan jumlah personel yang memadai untuk menghentikan kekerasan.

- Pascagenosida: Setelah genosida berakhir, Rwanda menghadapi tantangan dalam membangun kembali masyarakat yang hancur. Pemerintah Rwanda mendirikan Pengadilan Kriminal Internasional untuk Rwanda (ICTR) dan sistem pengadilan Gacaca untuk mengadili pelaku genosida. Selain itu, negara ini juga menghadapi krisis pengungsi dan konflik di wilayah sekitarnya, termasuk Perang Kongo.

 


Iklan

Nanda R

Community

02 November 2023 14:11

Jawaban terverifikasi

<p>Tahun 1994 genosida yang terjadi di Rwanda diakibatkan karena adanya kebencian antara suku Hutu terhadap suku Tutsi yang dipicu oleh kesenjangan ekonomi – sosial antara kedua belah etnis.</p>

Tahun 1994 genosida yang terjadi di Rwanda diakibatkan karena adanya kebencian antara suku Hutu terhadap suku Tutsi yang dipicu oleh kesenjangan ekonomi – sosial antara kedua belah etnis.


B. Hindarto

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Jakarta

03 November 2023 09:35

Jawaban terverifikasi

Jawabannya adalah Genosida yang terjadi di Rwanda permasalahan utamanya dipicu oleh pertikaian antar etnis, yaitu etnis Hutu dan Etnis Tutsi. Kebencian antara etnis Hutu dengan etnis Tutsi kemudian berkembang menjadi peristiwa pembantaian etnis Tutsi oleh etnis Hutu di Rwanda. Simak penjelasannya yuk, Adanya banyak etnis menjadi salah satu permasalahan yang cukup serius di benua Afrika. Pluralitas etnis yang ada sangat jauh dari kata harmonis dan kerukunan, kebanyakan dari mereka menganggap etnis lain sebagai ancaman dan musuh. Rasa benci atas satu entnis terhadap etnis lainnya menjadi faktor pemicu utama dari terjadinya konflik. Genosida yang terjadi di Rwanda permasalahan utamanya dipicu oleh pertikaian antar etnis, yaitu etnis Hutu dan Etnis Tutsi. Kebencian antara etnis Hutu dengan etnis Tutsi kemudian berkembang menjadi peristiwa pembantaian etnis Tutsi oleh etnis Hutu di Rwanda. Dengan demikian jawabannya Genosida yang terjadi di Rwanda permasalahan utamanya dipicu oleh pertikaian antar etnis, yaitu etnis Hutu dan Etnis Tutsi. Kebencian antara etnis Hutu dengan etnis Tutsi kemudian berkembang menjadi peristiwa pembantaian etnis Tutsi oleh etnis Hutu di Rwanda.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Iklan