Layla A

15 Oktober 2024 07:17

Iklan

Layla A

15 Oktober 2024 07:17

Pertanyaan

9. Jelaskan apa sajah (syurutu qubuli syahadatain ? Jelaskan konsekuensinya beserta contohnya ......

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

07

:

17

:

27

Klaim

11

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Dela O

15 Oktober 2024 13:50

Jawaban terverifikasi

<p>Syarat Qubul Syahadatain (penerimaan syahadatain: "أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ) adalah syarat yang harus dipenuhi agar pengucapan syahadat diterima dan sah menurut ajaran Islam. Berikut adalah syarat-syaratnya beserta konsekuensinya:</p><p><strong>1. ilmu ( pengetahuan )</strong></p><p><strong>Orang yang mengucapkan syahadat harus mengetahui makna dari kalimat syahadat, yaitu meyakini dengan pasti bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.</strong></p><p>Konsekuensi: Dengan memahami makna syahadat, orang tersebut harus meninggalkan segala bentuk keyakinan atau tindakan yang bertentangan dengan Tauhid, seperti syirik (menyekutukan Allah). Contoh: Seseorang yang sebelumnya menyembah berhala harus berhenti dan menyembah hanya kepada Allah.</p><p><strong>2. yaqin ( keyakinan )</strong></p><p><strong>Mengucapkan syahadat harus dengan keyakinan penuh tanpa keraguan sedikit pun.</strong></p><p>Konsekuensi: Orang tersebut harus memiliki keyakinan kuat dalam hatinya dan tidak boleh memiliki keraguan terhadap kebenaran syahadat.&nbsp;</p><p>Contoh: Seseorang tidak boleh mengucapkan syahadat sambil meragukan kebenaran adanya Allah atau kerasulan Muhammad.</p><p><strong>3. Ikhlas</strong></p><p><strong>Mengucapkan syahadat harus dengan niat yang tulus, semata-mata karena Allah, bukan karena paksaan atau motivasi duniawi lainnya.</strong></p><p>Konsekuensi: Orang yang ikhlas dalam bersyahadat harus beribadah dengan tujuan mencari keridhaan Allah, bukan demi pujian atau kepentingan materi.</p><p>Contoh: Seseorang yang bersyahadat karena ingin mendapatkan keuntungan duniawi, seperti menikah, tidak dianggap sah jika tidak didasari niat ikhlas.</p><p><strong>4. Sidiq ( kejujuran )</strong></p><p><strong>Syahadat harus diucapkan dengan jujur dari hati, bukan sekadar di bibir tanpa adanya keimanan dalam hati</strong></p><p>Konsekuensi: Kejujuran ini menghindarkan seseorang dari kemunafikan.&nbsp;</p><p>Contoh: Orang yang hanya mengucapkan syahadat di bibir namun hatinya tidak beriman akan dianggap munafik.</p><p><strong>5. Mahabbah ( kecintaan )</strong></p><p><strong>Orang yang bersyahadat harus mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari apapun di dunia ini.</strong></p><p>Konsekuensi: Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya diwujudkan dengan mengikuti ajaran Islam, menjauhi larangan-Nya, serta mencontoh akhlak Rasulullah.&nbsp;</p><p>Contoh: Mengutamakan perintah Allah di atas segalanya, bahkan di atas harta atau keluarga.</p><p><strong>6. Inqiyad ( tunduk dan patuh )</strong></p><p><strong>Mengucapkan syahadat juga berarti tunduk dan patuh kepada ajaran yang terkandung di dalamnya, yaitu mematuhi semua perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.</strong></p><p>Konsekuensi: Seseorang harus menunjukkan ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya dalam kehidupan sehari-hari.&nbsp;</p><p>Contoh: Menjalankan shalat, berpuasa, zakat, dan kewajiban lain sesuai dengan ajaran Islam.</p><p><strong>7. Qabul ( penerima )</strong></p><p><strong>Mengucapkan syahadat berarti menerima sepenuhnya ajaran Islam dengan lapang dada dan tidak menolaknya.</strong></p><p>Konsekuensi: Orang yang menerima syahadat tidak boleh menolak satu bagian pun dari ajaran Islam.&nbsp;</p><p>Contoh: Seseorang yang mengucapkan syahadat tetapi menolak hukum-hukum Islam, seperti menolak kewajiban shalat, berarti belum menerima syahadat secara penuh.</p><p>&nbsp;</p>

Syarat Qubul Syahadatain (penerimaan syahadatain: "أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ) adalah syarat yang harus dipenuhi agar pengucapan syahadat diterima dan sah menurut ajaran Islam. Berikut adalah syarat-syaratnya beserta konsekuensinya:

1. ilmu ( pengetahuan )

Orang yang mengucapkan syahadat harus mengetahui makna dari kalimat syahadat, yaitu meyakini dengan pasti bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.

Konsekuensi: Dengan memahami makna syahadat, orang tersebut harus meninggalkan segala bentuk keyakinan atau tindakan yang bertentangan dengan Tauhid, seperti syirik (menyekutukan Allah). Contoh: Seseorang yang sebelumnya menyembah berhala harus berhenti dan menyembah hanya kepada Allah.

2. yaqin ( keyakinan )

Mengucapkan syahadat harus dengan keyakinan penuh tanpa keraguan sedikit pun.

Konsekuensi: Orang tersebut harus memiliki keyakinan kuat dalam hatinya dan tidak boleh memiliki keraguan terhadap kebenaran syahadat. 

Contoh: Seseorang tidak boleh mengucapkan syahadat sambil meragukan kebenaran adanya Allah atau kerasulan Muhammad.

3. Ikhlas

Mengucapkan syahadat harus dengan niat yang tulus, semata-mata karena Allah, bukan karena paksaan atau motivasi duniawi lainnya.

Konsekuensi: Orang yang ikhlas dalam bersyahadat harus beribadah dengan tujuan mencari keridhaan Allah, bukan demi pujian atau kepentingan materi.

Contoh: Seseorang yang bersyahadat karena ingin mendapatkan keuntungan duniawi, seperti menikah, tidak dianggap sah jika tidak didasari niat ikhlas.

4. Sidiq ( kejujuran )

Syahadat harus diucapkan dengan jujur dari hati, bukan sekadar di bibir tanpa adanya keimanan dalam hati

Konsekuensi: Kejujuran ini menghindarkan seseorang dari kemunafikan. 

Contoh: Orang yang hanya mengucapkan syahadat di bibir namun hatinya tidak beriman akan dianggap munafik.

5. Mahabbah ( kecintaan )

Orang yang bersyahadat harus mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari apapun di dunia ini.

Konsekuensi: Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya diwujudkan dengan mengikuti ajaran Islam, menjauhi larangan-Nya, serta mencontoh akhlak Rasulullah. 

Contoh: Mengutamakan perintah Allah di atas segalanya, bahkan di atas harta atau keluarga.

6. Inqiyad ( tunduk dan patuh )

Mengucapkan syahadat juga berarti tunduk dan patuh kepada ajaran yang terkandung di dalamnya, yaitu mematuhi semua perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.

Konsekuensi: Seseorang harus menunjukkan ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya dalam kehidupan sehari-hari. 

Contoh: Menjalankan shalat, berpuasa, zakat, dan kewajiban lain sesuai dengan ajaran Islam.

7. Qabul ( penerima )

Mengucapkan syahadat berarti menerima sepenuhnya ajaran Islam dengan lapang dada dan tidak menolaknya.

Konsekuensi: Orang yang menerima syahadat tidak boleh menolak satu bagian pun dari ajaran Islam. 

Contoh: Seseorang yang mengucapkan syahadat tetapi menolak hukum-hukum Islam, seperti menolak kewajiban shalat, berarti belum menerima syahadat secara penuh.

 


Iklan

Rendi R

Community

20 Oktober 2024 22:47

Jawaban terverifikasi

<p><strong>Syarat-syarat diterimanya syahadatain (syurutu qubuli syahadatain)</strong> adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi agar seseorang dapat dianggap sebagai Muslim yang sah di sisi Allah setelah mengucapkan kalimat syahadat. Syahadatain terdiri dari dua bagian: <i>Syahadat Tauhid</i> (kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah) dan <i>Syahadat Rasul</i> (kesaksian bahwa Muhammad adalah utusan Allah). Berikut adalah syarat-syaratnya:</p><p>1. <strong>Ilmu (Pengetahuan)</strong></p><p>Seseorang harus memahami dengan baik makna syahadat yang diucapkannya. Ia harus mengetahui siapa Allah, hakikat ketauhidan, dan bahwa Muhammad adalah rasul-Nya. Tanpa pengetahuan, pengucapan syahadat hanya sekadar lisan tanpa kesadaran hati.</p><p><strong>Contoh</strong>: Seseorang yang mengucapkan syahadat harus paham bahwa hanya Allah yang patut disembah dan meyakini kerasulan Muhammad.</p><p>2. <strong>Yaqin (Keyakinan)</strong></p><p>Pengucap syahadat harus yakin sepenuhnya tanpa keraguan terhadap kebenaran yang dikandung dalam syahadat tersebut. Keraguan akan membatalkan syahadatnya.</p><p><strong>Contoh</strong>: Orang yang yakin bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan meyakini sepenuh hati bahwa Rasulullah adalah utusan Allah.</p><p>3. <strong>Qabul (Penerimaan)</strong></p><p>Setelah memahami dan yakin, seseorang harus menerima dengan sepenuh hati segala konsekuensi dari syahadat tersebut. Menolak atau tidak menerima berarti menolak Islam secara keseluruhan.</p><p><strong>Contoh</strong>: Seseorang menerima semua ajaran Islam, seperti shalat, zakat, puasa, dan hal-hal lain yang diwajibkan.</p><p>4. <strong>Inqiyad (Tunduk/Pasrah)</strong></p><p>Selain menerima, seseorang juga harus tunduk dan patuh pada hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Tidak hanya dalam hati, tetapi juga dengan perbuatan.</p><p><strong>Contoh</strong>: Menjalankan perintah shalat lima waktu sebagai bentuk kepatuhan pada ajaran Islam.</p><p>5. <strong>Shidq (Jujur)</strong></p><p>Pengucapan syahadat harus dengan kejujuran hati, bukan berpura-pura atau sekadar untuk kepentingan tertentu. Kemunafikan akan membatalkan syahadat.</p><p><strong>Contoh</strong>: Seseorang yang mengucapkan syahadat dengan niat tulus dan ikhlas untuk memeluk Islam, bukan hanya untuk tujuan duniawi, seperti mendapatkan keuntungan.</p><p>6. <strong>Ikhlas</strong></p><p>Syahadat harus diucapkan dengan niat ikhlas hanya untuk Allah, bukan untuk tujuan duniawi, popularitas, atau keuntungan pribadi.</p><p><strong>Contoh</strong>: Mengucapkan syahadat dengan niat hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk menarik simpati orang lain.</p><p>7. <strong>Mahabbah (Cinta)</strong></p><p>Seseorang yang bersyahadat harus mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari segalanya. Cinta ini mengharuskan seseorang untuk taat dan mengutamakan Allah serta Rasul-Nya dalam segala hal.</p><p><strong>Contoh</strong>: Seseorang yang menunjukkan kecintaannya kepada Allah dan Rasul dengan mengikuti ajaran Islam dengan penuh kasih, seperti mencintai shalat, zakat, dan perintah lainnya.</p><p>Konsekuensi Syahadatain:</p><p>Setelah seseorang mengucapkan syahadat dan memenuhinya dengan benar, ada beberapa konsekuensi yang harus diemban:</p><p><strong>Beribadah hanya kepada Allah</strong><br>Seseorang yang telah bersyahadat harus menyembah Allah saja, tidak boleh ada sembahan lain dalam bentuk apa pun.</p><p><strong>Contoh</strong>: Tidak berdoa atau meminta pertolongan kepada selain Allah.</p><p><strong>Mengikuti sunnah Rasulullah</strong><br>Syahadat menuntut seseorang untuk mengikuti ajaran dan teladan yang diberikan oleh Rasulullah Muhammad.</p><p><strong>Contoh</strong>: Mencontoh akhlak dan perilaku Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.</p><p><strong>Meninggalkan segala bentuk kemusyrikan</strong><br>Setelah bersyahadat, seseorang harus meninggalkan segala bentuk kemusyrikan, baik secara terang-terangan maupun tersembunyi.</p><p><strong>Contoh</strong>: Tidak terlibat dalam praktek-praktek syirik, seperti meminta perlindungan kepada dukun atau berhala.</p><p><strong>Menjalankan kewajiban Islam</strong><br>Orang yang telah bersyahadat wajib menjalankan semua rukun Islam, termasuk shalat, zakat, puasa, dan haji (jika mampu).</p><p><strong>Contoh</strong>: Rajin melaksanakan shalat lima waktu sebagai bentuk kepatuhan terhadap syahadat.</p><p>Dengan memenuhi syarat-syarat ini dan memahami konsekuensinya, seorang Muslim akan benar-benar hidup sesuai dengan ajaran Islam, yang pada akhirnya akan mendekatkan dirinya kepada Allah.</p>

Syarat-syarat diterimanya syahadatain (syurutu qubuli syahadatain) adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi agar seseorang dapat dianggap sebagai Muslim yang sah di sisi Allah setelah mengucapkan kalimat syahadat. Syahadatain terdiri dari dua bagian: Syahadat Tauhid (kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah) dan Syahadat Rasul (kesaksian bahwa Muhammad adalah utusan Allah). Berikut adalah syarat-syaratnya:

1. Ilmu (Pengetahuan)

Seseorang harus memahami dengan baik makna syahadat yang diucapkannya. Ia harus mengetahui siapa Allah, hakikat ketauhidan, dan bahwa Muhammad adalah rasul-Nya. Tanpa pengetahuan, pengucapan syahadat hanya sekadar lisan tanpa kesadaran hati.

Contoh: Seseorang yang mengucapkan syahadat harus paham bahwa hanya Allah yang patut disembah dan meyakini kerasulan Muhammad.

2. Yaqin (Keyakinan)

Pengucap syahadat harus yakin sepenuhnya tanpa keraguan terhadap kebenaran yang dikandung dalam syahadat tersebut. Keraguan akan membatalkan syahadatnya.

Contoh: Orang yang yakin bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan meyakini sepenuh hati bahwa Rasulullah adalah utusan Allah.

3. Qabul (Penerimaan)

Setelah memahami dan yakin, seseorang harus menerima dengan sepenuh hati segala konsekuensi dari syahadat tersebut. Menolak atau tidak menerima berarti menolak Islam secara keseluruhan.

Contoh: Seseorang menerima semua ajaran Islam, seperti shalat, zakat, puasa, dan hal-hal lain yang diwajibkan.

4. Inqiyad (Tunduk/Pasrah)

Selain menerima, seseorang juga harus tunduk dan patuh pada hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Tidak hanya dalam hati, tetapi juga dengan perbuatan.

Contoh: Menjalankan perintah shalat lima waktu sebagai bentuk kepatuhan pada ajaran Islam.

5. Shidq (Jujur)

Pengucapan syahadat harus dengan kejujuran hati, bukan berpura-pura atau sekadar untuk kepentingan tertentu. Kemunafikan akan membatalkan syahadat.

Contoh: Seseorang yang mengucapkan syahadat dengan niat tulus dan ikhlas untuk memeluk Islam, bukan hanya untuk tujuan duniawi, seperti mendapatkan keuntungan.

6. Ikhlas

Syahadat harus diucapkan dengan niat ikhlas hanya untuk Allah, bukan untuk tujuan duniawi, popularitas, atau keuntungan pribadi.

Contoh: Mengucapkan syahadat dengan niat hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk menarik simpati orang lain.

7. Mahabbah (Cinta)

Seseorang yang bersyahadat harus mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari segalanya. Cinta ini mengharuskan seseorang untuk taat dan mengutamakan Allah serta Rasul-Nya dalam segala hal.

Contoh: Seseorang yang menunjukkan kecintaannya kepada Allah dan Rasul dengan mengikuti ajaran Islam dengan penuh kasih, seperti mencintai shalat, zakat, dan perintah lainnya.

Konsekuensi Syahadatain:

Setelah seseorang mengucapkan syahadat dan memenuhinya dengan benar, ada beberapa konsekuensi yang harus diemban:

Beribadah hanya kepada Allah
Seseorang yang telah bersyahadat harus menyembah Allah saja, tidak boleh ada sembahan lain dalam bentuk apa pun.

Contoh: Tidak berdoa atau meminta pertolongan kepada selain Allah.

Mengikuti sunnah Rasulullah
Syahadat menuntut seseorang untuk mengikuti ajaran dan teladan yang diberikan oleh Rasulullah Muhammad.

Contoh: Mencontoh akhlak dan perilaku Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.

Meninggalkan segala bentuk kemusyrikan
Setelah bersyahadat, seseorang harus meninggalkan segala bentuk kemusyrikan, baik secara terang-terangan maupun tersembunyi.

Contoh: Tidak terlibat dalam praktek-praktek syirik, seperti meminta perlindungan kepada dukun atau berhala.

Menjalankan kewajiban Islam
Orang yang telah bersyahadat wajib menjalankan semua rukun Islam, termasuk shalat, zakat, puasa, dan haji (jika mampu).

Contoh: Rajin melaksanakan shalat lima waktu sebagai bentuk kepatuhan terhadap syahadat.

Dengan memenuhi syarat-syarat ini dan memahami konsekuensinya, seorang Muslim akan benar-benar hidup sesuai dengan ajaran Islam, yang pada akhirnya akan mendekatkan dirinya kepada Allah.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

siapakah pemimpin umat islam setelah nabi muhammad wafat...?

18

0.0

Jawaban terverifikasi