Guilbert J

08 Februari 2021 06:30

Iklan

Guilbert J

08 Februari 2021 06:30

Pertanyaan

1.Mengapa Belanda menciptakan sistem tanam paksa?

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

06

:

11

:

12

Klaim

100

7

Jawaban terverifikasi

Iklan

N. Fauzia

Mahasiswa/Alumni Universitas Indraprasta PGRI

26 Januari 2022 01:47

Jawaban terverifikasi

Hai Guilbert J, kakak bantu jawab ya. Alasan pemerntah kolonial Belanda melaksanakan kebijakan Tanam Paksa karena pada tahun-tahun sebelumnya Belanda mengalami kesulitan ekoomi akibat beban biaya perang dan juga hutang luar negeri. Untuk lebih jelasnya, yuk pahami penjelasan berikut. Pada tahun 1830, Gubernur Jenderal Belanda Johannes van den Bosch mencetuskan kebijakan tanam paksa pada rakyat Indonesia. Kebijakan ini dilatar belakangi oleh hutang luar negeri pemerintah Belanda dan akibat beban biaya perang dalam perlawanan bersenjata kepada rakyat Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya dalam peran melawan perlawanan rakyat Aceh dan Jawa yang berlangsung sangat panjang. Pada masa tanam paksa, rakyat dipaksa untuk menanami tanaman ekspor yang laku dipasaran Eropa pada lahan mereka (kopi, nila, kina, tebu dan teh) atau bekerja di perkebunan pemerintah sebagai gantinya. Kegiatan ini berpusat di Jawa dan sebagian Sumatera, hal tersebut dikarenakan lahan tanah di pulau Jawa cocok untuk ditanami tanaman ekspor, selain itu masyarakat Jawa padat dengan penduduk yang dapat digunakan sebagai tenaga kerja. "Semoga membantu yaa"


Iklan

Ahmat D

08 Februari 2021 12:20

untuk menutup kekurangan dan mengisi kas negara milik pemerintah Belanda


Kadek A

09 Februari 2021 13:11

untuk menutupi kas belanda yang kosong akibat perang


Mario M

10 Februari 2021 07:26

Indonesia telah dijajah oleh Belanda selama hampir 350 tahun lamanya. Kala itu Indonesia disebut sebagai Hindia Belanda. Di mana setelah Belanda datang ke Indonesia, mereka memulai praktik eksploitatif seperti tanam paksa. Tanam paksa atau Sistem Kulvasi, Sistem Budidaya atau Cultuurstelsel merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch pada tahun 1830 yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu dan tarum (nila). Tanaman ekspor tersebut nantinya kemudian dijual dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah kolonial, dan bagi warga yang tidak memiliki tanah harus bekerja selama 75 haru dalam setahun pada kebun milik pemerintah. Sistem tanam paksa ini diketahui lebih keras daripada saat monopoli VOC, sebab ada target yang harus dipenuhi untuk pemasukan penerimaan pemerintah kolonial yang saat itu sangat dibutuhkan. Pemasukan tersebut kemudian digunakan untuk membayar hutang Belanda sebab, kas pemerintah Belanda amblas setelah Perang Jawa tahun 1830. Sistem itu pun berhasil dan pemerintah Belanda meraup keuntungan yang amat besar. Sejarah dan Latar Belakang Tanam Paksa Tahun (1825-1830) Belanda telah berhasil menumpas pemberontakan yang terjadi di Jawa dalam Perang Diponegoro. Namun hal itu menyebabkan keuangan Belanda menjadi surut bahkan memiliki utang. Oleh sebab itu Raja Wiliam 1 mengutus Johannes van den Bosch untuk mencari cara menghasilkan uang dari sumber daya di Indonesia. Lahirlah Cultuurstelsel, para petani sangat menderita kala itu karena alih-alih mereka berfokus menanam padi untuk makan sendiri, mereka malah harus menanam tanaman ekspor yang harus diserahkan ke pemerintah kolonial. Van den Bosch menyusun peraturan-peraturan pokok yang termuat pada lembaran negara (Staatsblad) Tahun 1834 No.22 sebagai berikut: Persetujuan-persetujuan akan diadakan dengan penduduk agar mereka menyediakan sebagian tanah milik mereka untuk penanaman tanaman dagangan yang dapat dijual di pasar Eropa. Bagian tanah tanah pertanian yang disediakan penduduk untuk tujuan ini tidak boleh melebihi seperlima tanah pertanian yang dimiliki oleh penduduk di desa. Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman dagang tidak boleh melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi. Bagian tanah yang disediakan untuk menanam tanaman dagangan dibebaskan dari pembayaran pajak tanah. Tanaman dagang yang dihasilkan di tanah-tanah yang disediakan wajib diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda jika nilai hasil-hasil tanaman dagangan yang ditaksir melebihi pajak tanah yang harus dibayar rakyat, selisih profitnya harus diserahkan kepada rakyat. Panen tanaman dagangan yang gagal harus dibebankan kepada pemerintah, sedikit-dikitnya jika kegagalan ini tidak disebabkan oleh kurang rajin atau ketekunan dari pihak rakyat. Penduduk desa mengerjakan tanah-tanah mereka di bawah pengawasan kepala-kepala mereka, sedangkan pegawai-pegawai Eropa hanya membatasi diri pada pengawasan apakah membajak tanah, panen, dan pengangkutan tanaman-tanaman berjalan dengan baik dan tepat pada waktunya. Meski peraturan tersebut jelas memberatkan para petani dan penduduk, namun kenyataan di lapangan, penderitaan yang dialami jauh lebih besar dan berkepanjangan karena dicekik kemiskinan dan ketidaktentuan penghasilan ke depannya. Tujuan Tanam Paksa Secara ringkas, berikut tujuan tanam paksa yang diberlakukan oleh Van den Bosch pada rakyat Indonesia: Mengisi kembali kas negara Belanda yang kosong karena pengeluaran negara yang sangat banyak saat Perang Jawa. Membantu menyediakan dana untuk membayar utang negara yang sangat besar akibat peperangan. Memberi suntikan dana untuk membiayai peperangan yang dilakukan di Eropa dan di Indonesia. Mendapatkan keuntungan sebesar – besarnya untuk pendapatan negara. Dampak Tanam Paksa Bagi Indonesia: Berikut dampak tanam paksa bagi rakyat Indonesia di era Van den Bosch: Rakyat menderita dan memiliki beban yang sangat berat karena Pada tahun 1840, penderitaan rakyat sudah terlihat sangat jelas dengan berbagai wabah penyakit di mana-mana serta kelaparan yang meraja lela. Di samping hal tersebut, pajak naik dan menyiksa rakyat. Akhirnya setelah dua puluh tahun kemudian secara berangsur, sistem tanam paksa dihapus secara radikal. Mulai dari tanam paksa lada, indigo, teh, tebu dan menyusul lainnya. Di Jawa, sistem tanam paksa benar-benar dihapus pada tahun 1870. Maaf Kalo Salah


FIKRI H

13 Februari 2021 04:18

karena Indonesia kaya dengan rempah rempah nya


Restu M

14 Februari 2021 13:28

untuk menutupi kekurangan dan mengisi kas negara Belanda


Pradytya A

14 Februari 2021 13:34

karena Belanda telah kehabisan Uang/pengeluaran khususnya ketika Perang Jawa dan Di Makassar Oleh sebab itu Belanda membuat sistem Tanam paksa yang akan membuat Belanda Surplus (Kas yang Berlebihan)


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

. Puncak kemarahan diponegoro terjadi dan hingga meletuslah perang setelah...

14

5.0

Jawaban terverifikasi