Intan D

26 Mei 2024 12:41

Iklan

Intan D

26 Mei 2024 12:41

Pertanyaan

(1) Dewi Sartika bermain di belakang gedung Kepatihan. (2) Sejak kecil, Dewi Sartika menunjukkan bakatnya sebagai pendidik. (3) Dewi Sartika menikah dengan Raden Kanduruan Agah Suriawinata (4) Dewi Sartika mengadakan peringatan pendiriannya sekolahnya. Kalimat yang mengandung verba material (kata kerja tindakan) bernomor... a. (1) dan (3) b. (2) dan (4) c. (4) e. (1), (2), (3) dan (4)

(1) Dewi Sartika bermain di belakang gedung Kepatihan.

(2) Sejak kecil, Dewi Sartika menunjukkan bakatnya sebagai pendidik.

(3) Dewi Sartika menikah dengan Raden Kanduruan Agah Suriawinata

(4) Dewi Sartika mengadakan peringatan pendiriannya sekolahnya. 

Kalimat yang mengandung verba material (kata kerja tindakan) bernomor...

a. (1) dan (3)

b. (2) dan (4)

c. (4)

e. (1), (2), (3) dan (4)

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

23

:

21

:

46

Klaim

249

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Kevin L

Gold

26 Mei 2024 12:52

Jawaban terverifikasi

【Penjelasan】: Verba material adalah kata kerja yang mengungkapkan tindakan yang dilakukan subjek. Dalam teks yang diberikan, kita akan mengidentifikasi kalimat yang mengandung verba material: 1. "Dewi Sartika bermain di belakang gedung kepatihan." - Kata kerja tindakan adalah "bermain". 2. "Dewi Sartika menunjukkan bakatnya sebagai pendidik." - Kata kerja tindakan adalah "menunjukkan". 3. "Dewi Sartika menikah dengan Raden Kanduruan Agah Suriawinata." - Kata kerja tindakan adalah "menikah". 4. "Dewi Sartika mengadakan peringatan pendiriannya sekolahnya." - Kata kerja tindakan adalah "mengadakan". Berdasarkan definisi verba material dan analisis kalimat, semua kalimat (1), (2), (3), dan (4) mengandung verba material. 【Jawaban】: E (1), (2)(3) dan (4)


Iklan

Nanda R

Community

27 Mei 2024 13:13

<p>jawabannya adalah B.</p><p>&nbsp;</p><ul><li>(2) "Sejak kecil, Dewi Sartika menunjukkan bakatnya sebagai pendidik." Di sini, verba material adalah "menunjukkan", yang menggambarkan tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh subjek Dewi Sartika.</li><li>(4) "Dewi Sartika mengadakan peringatan pendiriannya sekolahnya." Verba material dalam kalimat ini adalah "mengadakan", yang menunjukkan tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh Dewi Sartika.</li></ul>

jawabannya adalah B.

 

  • (2) "Sejak kecil, Dewi Sartika menunjukkan bakatnya sebagai pendidik." Di sini, verba material adalah "menunjukkan", yang menggambarkan tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh subjek Dewi Sartika.
  • (4) "Dewi Sartika mengadakan peringatan pendiriannya sekolahnya." Verba material dalam kalimat ini adalah "mengadakan", yang menunjukkan tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh Dewi Sartika.

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

A. Cermati teks berikut, selanjutnya diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan yang menyertainya. Hal : lamaran pekerjaan Lampiran satu berkas Bogor, 25 Januari 2018 Yth. Direktur penerbitan majalah &amp; tabloid properti d.a. BBID Plaza Lt. 26 II. Imam Bonjol 61-JKP 10310 Dengan hormat, Saya membaca iklan lowongan kerja dalam harian Kompas tanggal 23 Januari 2018 tentang dibutuhkannya tenaga reporter. Iklan tersebut sangat menarik karena itu segera saya menulis untuk melamar pekerjaan tersebut. Sesuai dengan kualifikasi dalam iklan tersebut, saya memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Kemampuan tersebut saya peroleh selama kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia di bawah bimbingan Prof. Dr. Yus Rusyana dan Prof. Dr. Ahmadslamet Harjasudjana, M.A. Selama kuliah, saya menjadi redaktur pada koran kampus Isola Pos. Sekarang, saya menjadi wartawan lepas pada sebuah harian Jawa Barat untuk berita ekonomi dan bisnis selama dua tahun. Wawasan dalam bidang ekonomi dan bisnis tersebut, saya peroleh selama kuliah di Jurusan Perbankan, Fakultas Ekonomi, Universitas Padjajaran untuk program extention. Saya pun aktif menulis di beberapa media, khususnya berkenaan dengan pendidikan dan ekonomi. Dua buah artikel di antaranya saya lampirkan dalam lamaran ini. Sebagai bahan pertimbangan Bapak/Ibu tentang kualifikasi saya yang lebih lengkap, berikut saya lampirkan: 1. fotokopi ijazah terakhir dan IKP, 2. fotokopi tes TOEFL, 3, dua buah artikel, dan 4. pasfoto ukuran 4 x 6. Saya sangat berbahagia apabila Bapak/Ibu berkenan memberi kesempatan untuk mewawancarai saya. Saya siap memenuhi panggilan kapan pun Bapak/ Ibu minta. Hormat saya, Ttd. Aisyah Kusumawardhana, S.Pd., S.E. 1. Surat tersebut berisi tentang apa? 2. Berdasarkan apakah surat tersebut diajukan? 3. Apakah latar belakang pelamar sesuai dengan pekerjaan yang dilamarnya? 4. Apakah struktur surat tersebut sudah lengkap? 5. Berdasarkan kebahasaannya, apakah surat tersebut sudah memenuhi kaidah-kaidah sebagaimana yang berlaku pada surat lamaran pekerjaan? B. 1. Secara berkelompok, jelaskanlah isi, struktur, dan kaidah kebahasaan yang ada pada surat tersebut. A. Aspek Isi = penjelasan..... B. Aspek Struktur = penjelasan...... C. Aspek Kebahasaan = penjelasan.... Simpulan = penjelasan...... 2.Sampaikanlah hasilnya kepada kelompok lain untuk mereka tanggapi berdasarkan kelengkapan, kesesuaian, dan keterperinciannya. A. Aspek kelengkapan = penjelasan..... B. Aspek kesesuaian = penjelasan.... C. Aspek keterperician = penjelasan.... Simpulan =penjelasan....

4

5.0

Jawaban terverifikasi

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

5

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan