Iklan

Iklan

Pertanyaan

Tahukah kalian mengapa di daerah dingin kita sering terasa ingin buang air kecil? Coba diskusikan dengan teman kalian faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah urine dan mekanisme pengeluaran urine dari dalam tubuh!

Tahukah kalian mengapa di daerah dingin kita sering terasa ingin buang air kecil? Coba diskusikan dengan teman kalian faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah urine dan mekanisme pengeluaran urine dari dalam tubuh! 

Iklan

I. Nurazizah

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Indonesia

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Jumlah urine yang dihasilkan setiap orang berbeda-beda dan tidak merata sepanjang hari. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut. Jumlah air yang diminum , banyaknya air minum yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menurunkan kadar protein dalam darah yang berdampak pada penurunan tekanan koloid protein sehingga tekanan filtrasi menjadi kurang efektif, akibatnya banyak air yang terbuang melalui urine. Suhu lingkungan , suhu rendah akan memengaruhi saraf renalis sehingga memacu penyempitan arteriol aferen, tekanan darah, dan aliran darah menuju ke glomerulus sehingga menyebabkan filtrasi kurang afektif. Kadar garam di dalam darah . Pengeluaran kadar garam yang berlebihan dari dalam darah akan diikuti dengan pengeluaran air yang menyebabkan filtrasi menjadi kurang efektif. Hormon antidiuretik (ADH) , yaitu hormon yang berpengaruh terhadap reabsorpsi air di dalam tubulus. Kekurangan homon ADH pada seseorang akan menyebabkan urine menjadi banyak dan sering buang air kecil. Hormon insulin , kekurangan hormon insulin pada seseorang akan menyebabkan kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi. Akibatnya, orang tersebut akan sering buang air kecil. Adapun proses pembentukan urin berlangsung melalui tiga tahap berikut. Filtrasi (penyaringan darah) terjadi di glomerulus yang berada di dalam badan Malphighi. Tahap ini menghasilkan urine primer yangmengandungair, glukosa, asam amino, urea dan ion anorganik. Reabsorpsi (penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna) terjadi di tubulus kontortus proksimal dan lengkung Henle. Tahap ini menghasilkan urine sekunder yang mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu. Augmentasi (penambahan zat sisa ) terjadi di tubulus kontortus distal. Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa, seperti asam urat, ion hidrogen, amonia, dan kreatinin ditambahkan ke dalam urine sekunder sehingga menghasilkan urine sesungguhnya . Urine ini akan disalurkan melalui tubulus kolektivus ke rongga ginjal. Dari rongga ginjal, urine menuju ke kandung kemih melalui saluran ginjal (ureter).

Jumlah urine yang dihasilkan setiap orang berbeda-beda dan tidak merata sepanjang hari. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut.

  1. Jumlah air yang diminum, banyaknya air minum yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menurunkan kadar protein dalam darah yang berdampak pada penurunan tekanan koloid protein sehingga tekanan filtrasi menjadi kurang efektif, akibatnya banyak air yang terbuang melalui urine.
  2. Suhu lingkungan, suhu rendah akan memengaruhi saraf renalis sehingga memacu penyempitan arteriol aferen, tekanan darah, dan aliran darah menuju ke glomerulus sehingga menyebabkan filtrasi kurang afektif.
  3. Kadar garam di dalam darah. Pengeluaran kadar garam yang berlebihan dari dalam darah akan diikuti dengan pengeluaran air yang menyebabkan filtrasi menjadi kurang efektif.
  4. Hormon antidiuretik (ADH), yaitu hormon yang berpengaruh terhadap reabsorpsi air di dalam tubulus. Kekurangan homon ADH pada seseorang akan menyebabkan urine menjadi banyak dan sering buang air kecil.
  5. Hormon insulin, kekurangan hormon insulin pada seseorang akan menyebabkan kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi. Akibatnya, orang tersebut akan sering buang air kecil.

Adapun proses pembentukan urin berlangsung melalui tiga tahap berikut.

  1. Filtrasi (penyaringan darah) terjadi di glomerulus yang berada di dalam badan Malphighi. Tahap ini menghasilkan urine primer yang mengandung air, glukosa, asam amino, urea dan ion anorganik.
  2. Reabsorpsi (penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna) terjadi di tubulus kontortus proksimal dan lengkung Henle. Tahap ini menghasilkan urine sekunder yang mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu.
  3. Augmentasi (penambahan zat sisa) terjadi di tubulus kontortus distal. Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa, seperti asam urat, ion hidrogen, amonia, dan kreatinin ditambahkan ke dalam urine sekunder sehingga menghasilkan urine sesungguhnya. Urine ini akan disalurkan melalui tubulus kolektivus ke rongga ginjal. Dari rongga ginjal, urine menuju ke kandung kemih melalui saluran ginjal (ureter).undefined 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

66

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan urine.

1rb+

4.7

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

info@ruangguru.com

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia