Jadi, reaksi di atas bukan reaksi autoredoks.
Reaksi disproporsionasi (autoredoks) merupakan reaksi redoks dimana terdapat suatu reaktan yang mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus. Bilangan oksidasi unsur yang terdapat pada senyawa tersebut mengalami penurunan dan kenaikan. Bilangan oksidasi masng-masing unsur dapat ditentukan dengan beberapa aturan berikut:
- Biloks unsur bebas sama dengan 0.
- Biloks atom O umumnya sama dengan -2, kecuali di dalam senyawa peroksida dan superoksida.
- Biloks atom H umumnya sama dengan +1, kecuali di dalam senyawa hidrida.
- Biloks unsur golongan IA sama dengan +1.
- Total biloks unsur-unsur di dalam senyawa sama dengan 0.
Persamaan reaksi setara:
Cr2O72−(aq)+6Cl−(aq)+14H+(aq)→2Cr3+(aq)+3Cl2(g)+7H2O(l)
Penentuan biloks Cr pada Cr2O72−
2xbiloks Cr+7xbiloks O2xbiloks Cr+(7x(−2))2xbiloks Cr−142xbiloks Crbiloks Cr=====−2−2−2+12+6
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh:
Reaktan
- Biloks Cr pada Cr2O72− = +6
- Biloks Cl− =-1
- Biloks H+ =+1
Produk
- biloks Cr3+ =+3
- biloks Cl2=0
Berdasarkan uraian di atas, biloks atom Cr berubah dari +6 menjadi +3 (reaksi reduksi) dan biloks atom Cl berubah dari -1 menjadi 0 (reaksi oksidasi).
Dengan demikian, reaksi di atas bukan reaksi autoredoks. Hal ini karena suatu reaktan tidak mengalami reaksi reduksi dan reaksi oksidasi sekaligus.