Iklan

Iklan

Pertanyaan

Perhatikan teks berikut! Kekerasan, perang, dan konflik yang tak kunjung usai di wilayah Somalia membuat negara itu memiliki predikat sebagai salah satu wilayah paling berbahaya di bumi. Gambaran situasi di Somalia itu sudah terjadi sejak tahun 1980-an. Perang saudara yang terus terjadi tanpa henti telah memakan korban yang sangat besar. Rezim terus berganti, namun tidak ada yang sanggup menghentikannya, seakan kekerasan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di negara itu. Pembantaian terhadap warga sipil oleh pihak militer menjadi pemandangan yang sering terlihat di sana. Jumlah korban yang tewas untuk mencapai kedamaian di Somalia mencapai ratusan ribu jiwa. Salah satu perang sipil yang paling brutal terjadi pada 1991. Saat itu, pertikaian tidak hanya melibatkan pihak militer dan para militan, tetapi juga kelompok Islam garis keras ikut memanaskan suasana di Somalia. Tidak ada masa depan bagi rakyat Somalia, perang berpotensi memecah bangsa dalam kehancuran. Menyikapi peperangan yang tak kunjung dapat dikendalikan, pada 1992 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan sebuah resolusi. Akhirnya koalisi United Nations Peacekeepers, yang dipimpin oleh Amerika, membentuk UNITAF. Mereka kemudian datang ke Somalia dengan misi kemanusiaan dan perdamaian. Pasukan gabungan pimpinan AS itu masuk ke wilayah Somalia untuk mengamankan suasana. Mereka memburu para militan dan pejuang Islam yang dianggap sebagai sumber dari rusaknya perdamaian di Somalia. Namun, apakah benar demikian? Dilihat dari kaca mata manapun, serangan yang dilakukan pasukan Amerika itu merupakan kejahatan kemanusiaan. Pasalnya, serangan itu telah menewaskan rakyat sipil yang cukup besar di beberapa wilayah di Somalia. Mereka seperti tidak pandang bulu mengenai siapa yang sedang mereka buru. Namun, pihak AS selalu membantah telah melakukan pembantaian di wilayah Somalia tersebut. AS mengatakan bahwa target yang mereka buru hanyalah para pemberontak yang mengganggu keamanan negara. Berbagai pihak mulai meragukan tindakan pasukan Amerika, mereka mempertanyakan korban-korban yang tewas. Peristiwa lain yang melibatkan pasukan Amerika di wilayah Somalia terjadi pada bulan November 2011. Setidaknya ada 127 warga sipil yang tewas dalam serangan pesawat tanpa awak milik Amerika di wilayah Somalia dan wilayah barat laut Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan. Serangan mematikan itu terjadi kurang lebih selama dua hari. Pasukan Amerika melancarkan serangan di pinggiran kota Hoomboy, di wilayah Juba Tengah, Somalia Selatan. Serangan lain dilakukan pihak Amerika di Kota Jamame, wilayah Jubbada Hoose, Somalia Selatan. Sekitar 28 orang menjadi korban, dan puluhan lainnya terluka cukup parah. Tidak lama dari serangan di Somalia Selatan itu, pesawat tanpa awak Amerika kembali melancarkan serangan ke wilayah Waziristan Utara, barat laut Pakistan. Serangan itu terjadi di desa Khel Darpa, sekitar 4 km dari kota Miranshah, distrik Waziristan Utara. Bahkan, beberapa desa di wilayah Qeydar dan Marodile juga tak luput dari serangan pasukan Amerika. Serangan udara itu setidaknya menewaskan 38 orang, dan lebih dari 74 orang mengalami luka berat. Menurut beberapa sumber, korban di wilayah Somalia banyak yang berasal dari kalangan sipil. Mereka terdiri dari ribuan anak-anak yang kehilangan masa depannya. Banyak dari mereka yang tewas dengan cara yang mengenaskan. Sebagaimana laporan dari PBB, hingga bulan Mei 2011, terdapat ribuan anak yang menjadi korban perang di Somalia. Kini, gejolak perang di wilayah Somalia mulai menurun. Pasca-perang masyarakat mulai membangun kembali tempat tinggal mereka. Bangunan yang sebelumnya hancur akibat serangan saat perang mulai dibangun. Bantuan dari dunia internasional tidak henti-hentinya berdatangan untuk membantu pembangunan, terutama untuk menghilangkan trauma yang dialami anak-anak pasca perang terjadi. Kumparan. (2018). Konflik Tiada Akhir di Somalia Sejak 1980-an.Diambil 19 Agustus 2021 dari https://kumparan.com/potongan-nostalgia/konflik-tiada-akhir-di-somalia-sejak-tahun-1980-an-27431110790536148 ). Analisiskritis terkait keterlibatan Amerika Serikat bersama pasukan perdamaian PBB dalam konflik Somalia berdasarkan teks tersebutadalah ...

Perhatikan teks berikut!
 

    Kekerasan, perang, dan konflik yang tak kunjung usai di wilayah Somalia membuat negara itu memiliki predikat sebagai salah satu wilayah paling berbahaya di bumi. Gambaran situasi di Somalia itu sudah terjadi sejak tahun 1980-an.  Perang saudara yang terus terjadi tanpa henti telah memakan korban yang sangat besar. Rezim terus berganti, namun tidak ada yang sanggup menghentikannya, seakan kekerasan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di negara itu. Pembantaian terhadap warga sipil oleh pihak militer menjadi pemandangan yang sering terlihat di sana. Jumlah korban yang tewas untuk mencapai kedamaian di Somalia mencapai ratusan ribu jiwa. Salah satu perang sipil yang paling brutal terjadi pada 1991. Saat itu, pertikaian tidak hanya melibatkan pihak militer dan para militan, tetapi juga kelompok Islam garis keras ikut memanaskan suasana di Somalia. Tidak ada masa depan bagi rakyat Somalia, perang berpotensi memecah bangsa dalam kehancuran.

    Menyikapi peperangan yang tak kunjung dapat dikendalikan, pada 1992 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan sebuah resolusi. Akhirnya koalisi United Nations Peacekeepers, yang dipimpin oleh Amerika, membentuk UNITAF. Mereka kemudian datang ke Somalia dengan misi kemanusiaan dan perdamaian. Pasukan gabungan pimpinan AS itu masuk ke wilayah Somalia untuk mengamankan suasana. Mereka memburu para militan dan pejuang Islam yang dianggap sebagai sumber dari rusaknya perdamaian di Somalia. Namun, apakah benar demikian? Dilihat dari kaca mata manapun, serangan yang dilakukan pasukan Amerika itu merupakan kejahatan kemanusiaan. Pasalnya, serangan itu telah menewaskan rakyat sipil yang cukup besar di beberapa wilayah di Somalia. Mereka seperti tidak pandang bulu mengenai siapa yang sedang mereka buru. Namun, pihak AS selalu membantah telah melakukan pembantaian di wilayah Somalia tersebut. AS mengatakan bahwa target yang mereka buru hanyalah para pemberontak yang mengganggu keamanan negara. Berbagai pihak mulai meragukan tindakan pasukan Amerika, mereka mempertanyakan korban-korban yang tewas.

    Peristiwa lain yang melibatkan pasukan Amerika di wilayah Somalia terjadi pada bulan November 2011. Setidaknya ada 127 warga sipil yang tewas dalam serangan pesawat tanpa awak milik Amerika di wilayah Somalia dan wilayah barat laut Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan. Serangan mematikan itu terjadi kurang lebih selama dua hari. Pasukan Amerika melancarkan serangan di pinggiran kota Hoomboy, di wilayah Juba Tengah, Somalia Selatan. Serangan lain dilakukan pihak Amerika di Kota Jamame, wilayah Jubbada Hoose, Somalia Selatan. Sekitar 28 orang menjadi korban, dan puluhan lainnya terluka cukup parah. Tidak lama dari serangan di Somalia Selatan itu, pesawat tanpa awak Amerika kembali melancarkan serangan ke wilayah Waziristan Utara, barat laut Pakistan. Serangan itu terjadi di desa Khel Darpa, sekitar 4 km dari kota Miranshah, distrik Waziristan Utara.

    Bahkan, beberapa desa di wilayah Qeydar dan Marodile juga tak luput dari serangan pasukan Amerika. Serangan udara itu setidaknya menewaskan 38 orang, dan lebih dari 74 orang mengalami luka berat. Menurut beberapa sumber, korban di wilayah Somalia banyak yang berasal dari kalangan sipil. Mereka terdiri dari ribuan anak-anak yang kehilangan masa depannya. Banyak dari mereka yang tewas dengan cara yang mengenaskan. Sebagaimana laporan dari PBB, hingga bulan Mei 2011, terdapat ribuan anak yang menjadi korban perang di Somalia. Kini, gejolak perang di wilayah Somalia mulai menurun. Pasca-perang masyarakat mulai membangun kembali tempat tinggal mereka. Bangunan yang sebelumnya hancur akibat serangan saat perang mulai dibangun. Bantuan dari dunia internasional tidak henti-hentinya berdatangan untuk membantu pembangunan, terutama untuk menghilangkan trauma yang dialami anak-anak pasca perang terjadi.

Kumparan. (2018). Konflik Tiada Akhir di Somalia Sejak 1980-an. Diambil 19 Agustus 2021 dari https://kumparan.com/potongan-nostalgia/konflik-tiada-akhir-di-somalia-sejak-tahun-1980-an-27431110790536148).


Analisis kritis terkait keterlibatan Amerika Serikat bersama pasukan perdamaian PBB dalam konflik Somalia berdasarkan teks tersebut adalah ...space 

  1. Keterlibatan pasukan Amerika Serikat dan pasukan perdamaian PBB berhasil mendamaikan konflik Somalia dan mencegah terjadinya kejahatan kemanusiaan.space 

  2. Keterlibatan pasukan Amerika Serikat dan pasukan perdamaian PBB dalam konflik Somalia merupakan misi internasional untuk unjuk kekuataan yang tidak perlu didukung.space 

  3. Keterlibatan pasukan Amerika Serikat dan pasukan perdamaian PBB dalam konflik Somalia berjalan kontraproduktif karena cenderung melakukan kejahatan kemanusiaan.space 

  4. Keterlibatan pasukan Amerika Serikat dan pasukan perdamaian PBB dalam konflik Somalia berlangsung produktif karena berhasil mencegah terjadinya kejahatan kemanusiaan.space 

  5. Keterlibatan pasukan Amerika Serikat dan pasukan perdamaian PBB dalam konflik Somalia merupakan misi internasional yang harus didukung karena bertujuan menyelamatkan nyawa warga sipil Somalia.space 

Iklan

A. Masturina

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Berdasarkan teks tersebut, telaah kritisnya adalah bahwa keterlibatan pasukan Amerika Serikat dan pasukan perdamaian PBB dalam konflik di Somalia bukan berdampak positif dengan mencegah jatuhnya korban jiwa, melainkan sebaliknya. Konflik Somalia semakin brutal, pasukan Amerika dan pasukan perdamaian PBB yang semestinya mencegah jatuhnya korban dari kalangan warga sipil justru menimbulkan banyaknya korban jiwa di pihak warga sipil yang harusnya dilindungi dan mendapatkan pengamanan. Pasukan Amerika Serikat dan koalisinya melakukan serangan secara membabi buta, mereka menutup mata, tidak peduli mengenai siapa yang mereka serang. Akibatnya, warga sipil dan anak-anak yang tidak berdosa, yang tidak memiliki kaitan dengan akar konflik Somalia menjadi korban kejahatan kemanusiaan pasukan Amerika dan koalisinya yang selalu berdalih bahwa keterlibatan mereka dalam konflik Somalia untuk menjalankan misi perdamaian. Berdasarkan penjelasan tersebut, jawaban yang tepat adalah C.

Berdasarkan teks tersebut, telaah kritisnya adalah bahwa keterlibatan pasukan Amerika Serikat dan pasukan perdamaian PBB dalam konflik di Somalia bukan berdampak positif dengan mencegah jatuhnya korban jiwa, melainkan sebaliknya. Konflik Somalia semakin brutal, pasukan Amerika dan pasukan perdamaian PBB yang semestinya mencegah jatuhnya korban dari kalangan warga sipil justru menimbulkan banyaknya korban jiwa di pihak warga sipil yang harusnya dilindungi dan mendapatkan pengamanan. Pasukan Amerika Serikat dan koalisinya melakukan serangan secara membabi buta, mereka menutup mata, tidak peduli mengenai siapa yang mereka serang. Akibatnya, warga sipil dan anak-anak yang tidak berdosa, yang tidak memiliki kaitan dengan akar konflik Somalia menjadi korban kejahatan kemanusiaan pasukan Amerika dan koalisinya yang selalu berdalih bahwa keterlibatan mereka dalam konflik Somalia untuk menjalankan misi perdamaian.

Berdasarkan penjelasan tersebut, jawaban yang tepat adalah C.space 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

6

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Perhatikan gambar berikut! Sumber: https://id.wikipedia.org/ Analisis keterkaitan peran tokoh di atas dalam Perang Teluk III adalah .…

29

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia