Nur A

14 Maret 2022 15:50

Iklan

Iklan

Nur A

14 Maret 2022 15:50

Pertanyaan

Setelah lelah bekerja seharian dikebun,mereka duduk-duduk dibawah pohon yang rindang sambil makan:rambutan,manga,dan pisang. Penggunaan tanda baca yang tidak tepat adalah...


78

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

N. Dwi

Mahasiswa/Alumni Universitas Pendidikan Indonesia

16 Maret 2022 14:49

Jawaban terverifikasi

Halo, Nur A. Terima kasih sudah bertanya di Roboguru. Kakak bantu jawab ya. Penggunaan tanda baca yang tidak tepat adalah tanda titik dua (:). Untuk memahami jawaban tersebut, perhatikan pembahasan berikut. Ejaan merupakan aturan penulisan yang sesuai dengan kaidah kebahasaan Indonesia. Salah satu bentuk ejaan adalah penggunaan tanda baca. Berikut adalah aturan penggunaan tanda baca titik dua (:). 1. Tanda titik dua digunakan pernyataan lengkap yang diikuti perincian atau pemerian. 2. Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. 3. Tanda titik dua digunakan dalam percakapan naskah drama. Berdasarkan penjelasan, penggunaan tanda titik dua adalah kesalahan penulisan tanda baca yang terdapat dalam kalimat di atas. Hal tersebut karena tanda titik dua hanya digunakan dalam bentuk pernyataan lengkap yang diikuti perincian. Kalimat di atas bukan pernyataan lengkap yang diikuti perincian, melainkan pelengkap. Perbaikan kalimat di atas seharusnya menjadi "Setelah lelah bekerja seharian di kebun,mereka duduk-duduk dibawah pohon yang rindang sambil makan rambutan, mangga, dan pisang." Dengan demikian, penggunaan tanda baca yang tidak tepat adalah tanda titik dua (:). Semoga membantu, ya. :)


Iklan

Iklan

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kutipan buku nonfiksi berikut! Puputan Upacara puputan atau dhautan bagi masyarakat Jawa merupakan upacara yang dilakukan dalam rangkaian upacara kelahiran seorang anak. Upacara ini dilaksanakan pada sore hari ketika tali pusar si bayi telah putus atau lepas (puput atau dhaut berarti lepas). Waktu yang diperlukan untuk penyelenggaraan puputan tidak dapat ditentukan secara pasti Hal ini bergantung kepada lama tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar si bayi dapat putus sebelum seminggu bahkan lebih dari seminggu sejak kelahiran. Keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika sewaktu- waktu tali pusar tersebut putus. Upacara ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam upacara puputan, antara lain nasi gudangan yang terdiri atas nasi dengan lauk-pauk, sayur-mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. Upacara puputan biasanya ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan ke ketupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut- sudut kamar bayi. Selain sawuran dipasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih (bergaris-garis), daun apa-apa, awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbak sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Di tempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. Dalam upacara puputan dhautan terdapat makna atau lambang atau yang tersirat dalam makanan dan alat yang digunakan tersebut. Sumber: Maryani, Indonesia nan Indah: Upacara Adat, Semarang. Alprin, 2019 Buatlah rangkuman isi kutipan buku nonfiksi tersebut!

330

0.0

Jawaban terverifikasi