Rini P

06 Januari 2022 08:44

Iklan

Iklan

Rini P

06 Januari 2022 08:44

Pertanyaan

Perhatikan kutipan fabel berikut! Walaupun Sang Kura-kura dan Elang jarang bertemu karena Sang Kura-kura lebih banyak menghabiskan waktu di semak-semak sedangkan Sang Elang lebih banyak terbang, namun, tidak menghalangi Sang Elang untuk selalu mengunjungi teman kecilnya yang baik hati, Sang Kura-kura. Kata sandang dalam teks fabel tersebut adalah .... A. sang B. karena C. sedangkan D. Kura-kura


10

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

P. Rahmalina

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Yogyakarta

07 Januari 2022 08:13

Jawaban terverifikasi

Halo, Rini P. Terima kasih sudah bertanya di Roboguru, kakak bantu jawab ya 😊 Jawaban dari pertanyaan di atas adalah A. Untuk memahami alasannya, mari simak pembahasan berikut. Fabel merupakan cerita fiksi dengan tokoh utamanya hewan yang berperilaku seperti manusia. Ciri kebahasaan cerita fabel, yaitu sebagai berikut. 1) Menggunakan kata kerja aktif transitif dan kata kerja aktif intransitif. • Kata kerja aktif transitif adalah kata kerja aktif yang memerlukan objek dalam kalimat (berimbuhan). Kalimat yang dibentuk dapat berubah menjadi kalimat pasif. Contoh: "Si Tupai menunggui temannya,". • Kata kerja aktif intransitif adalah kata kerja aktif yang tidak memerlukan objek dalam kalimat (kata dasar murni). Contoh: "Ia tinggal di pinggir Sungai Kahayan bersama istri dan adik iparnya." 2) Menggunakan kalimat aktif transitif dan kalimat aktif intransitif. • Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang memiliki struktur S-P-0. • Kalimat aktif intransitif adalah kalimat aktif yang struktur kalimatnya tidak memiliki unsur objek (O) atau S-P-Ket/Pel. 3) Menggunakan kata sandang "si" dan atau "sang". Kata sandang merupakan jenis kata penentu atau pembatas yang letaknya di depan kata benda atau kata sifat. Kata sandang tidak mempunyai makna tersendiri. Makna atau arti kata sandang bergabung dengan kata yang berada di belakangnya. Contoh kata sandang misalnya: "si" dan "sang". Kaidah penulisan "si" dan "sang" terpisah dengan kata yang diikutinya. Kata "si" dan "sang" ditulis dengan huruf kecil, bukan huruf kapital. 4) Menggunakan kata keterangan tempat (di ... dan atau ke .... ) dan waktu (pada suatu hari .... atau ketika itu, dll). Contoh: "Di sebuah telaga di daerah Kalimantan Barat. Di tengah malam, Nusa terbangun dari tidurnya." 5) Menggunakan kata sifat sebagai penunjuk emosi. • Mendeskripsikan sifat, karakter, atau keadaan, seperti sehat, cantik, baik, dan rajin. • Menjelaskan warna, seperti merah, hitam, dan biru. • Menjelaskan ukuran, seperti tebal, besar, kecil, dan panjang. • Menjelaskan bentuk, seperti lurus, bulat, dan kotak. • Menjelaskan jarak, seperti dekat dan jauh. • Menjelaskan waktu, seperti lama dan secepatnya. • Menjelaskan perasaan, seperti marah dan bahagia. • Menjelaskan cara, seperti cepat dan perlahan. 6) Menggunakan konjungsi/kata hubung (lalu, kemudian, dan atau akhirnya). Contoh: Kemudian Nusa mencari makanan di hutan untuk menghemat bekal. 7) Menggunakan kalimat naratif/bercerita berdasarkan urutan waktu. Menggunakan kalimat langsung/bertutur. Contoh: "Seberapa besar naga di laut itu?" tanyanya. 8) Menggunakan kata sinonim dan antonim untuk mendeskripsikan sifat atau karakter tokoh, benda atau keadaan dalam cerita. Contoh: bersahabat=berkawan/berteman, bersahabat X bermusuhan. Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kata sandang dalam teks fabel tersebut adalah "sang". Hal ini terdapat pada penyebutan "Sang Kura-kura" dan "Sang Elang" pada teks fabel tersebut. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah pilihan A. Semoga membantu ya 😊


Iklan

Iklan

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kutipan buku nonfiksi berikut! Puputan Upacara puputan atau dhautan bagi masyarakat Jawa merupakan upacara yang dilakukan dalam rangkaian upacara kelahiran seorang anak. Upacara ini dilaksanakan pada sore hari ketika tali pusar si bayi telah putus atau lepas (puput atau dhaut berarti lepas). Waktu yang diperlukan untuk penyelenggaraan puputan tidak dapat ditentukan secara pasti Hal ini bergantung kepada lama tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar si bayi dapat putus sebelum seminggu bahkan lebih dari seminggu sejak kelahiran. Keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika sewaktu- waktu tali pusar tersebut putus. Upacara ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam upacara puputan, antara lain nasi gudangan yang terdiri atas nasi dengan lauk-pauk, sayur-mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. Upacara puputan biasanya ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan ke ketupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut- sudut kamar bayi. Selain sawuran dipasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih (bergaris-garis), daun apa-apa, awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbak sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Di tempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. Dalam upacara puputan dhautan terdapat makna atau lambang atau yang tersirat dalam makanan dan alat yang digunakan tersebut. Sumber: Maryani, Indonesia nan Indah: Upacara Adat, Semarang. Alprin, 2019 Buatlah rangkuman isi kutipan buku nonfiksi tersebut!

604

0.0

Jawaban terverifikasi