SUATU SENJA
Bantaran Batanghari pucat pasi begitu nadinya diputus Gentala Arasy Senja yang semestinya menawan justru menebarkan aroma kemurungan Langit seperti coklat yang meleleh, menyembulkan sepotong mentari jingga Pada bibir mereka, kebisuan bercerita dengan bahasa luka
Di sini, di kelokan Gentala Arasy sekawanan burung gereja mengendus cuaca yang berubah sesukanya
Angin sepoi di atas keruhnya Batanghari berkali-kali mengetuk bawah sadarku dan mengantarkan kisah pilu. Semua menderu, memburu, hanyut dalam pusaran waktu, kembali lagi ke kepalaku, dan terus begitu.
Gelisah tak mau mengalah Kenangan pahit tak menyerah Dan aku benar-benar patah, sejak sungai ini merangkum tragedi
Dalam derai air mata, kupasrahkan seluruh kepiluanku ‟Tuhan, kalau boleh kupinta pada-Mu, kutulis nama ini dan kuletakkan hatiku dalam sebuah litani” “Enyahkan kematiannya dalam reinkarnasi!”
Isi dari puisi di atas adalah?